Tips dan Trik

Sparepart BMW Sulit Dicari dan Mahal, Mitos Atau Fakta?

All New BMW Seri 3 di Indonesia, GIIAS 2019

Sparepart BMW mudah dicari baik di dealer resmi atau bengkel spesialis. (Foto: Carudi/Ria)

Jakarta – Nama Bayerische Motoren Werke (BMW) selama ini identik dengan mobil mewah yang modis dan menawarkan kesenangan berkendara. Selain itu, BMW juga punya lini yang cukup lengkap, mulai dari mobil keluarga, sedan, sampai SUV. Dengan statusnya sebagai mobil mewah, muncul mitos bila sparepart BMW sulit dicari. Apa iya?

Di zaman yang modern sekarang ini, sebenarnya mitos itu bisa dibantahkan. Alasannya, kita bisa berburu sparepart secara online baik di dalam maupun luar negeri. Soal ketersediaan sparepart mobil baru, sudah dijamin oleh BMW Group Indonesia selaku agen pemegang merek dan Astra BMW selaku distributor terbesar.

Bahkan, Chief Executive BMW Astra, Fredy Handjaja beberapa waktu lalu menuturkan bila layanan servis dari Astra BMW berlaku untuk seluruh model hingga tahun lawas sekalipun. Ini berarti, masalah ketersediaan sparepart BMW untuk Indonesia terutama di kota besar bukanlah sebuah masalah.

Itu baru bengkel resmi, banyaknya komunitas pengguna BMW lantas mendorong semakin banyaknya bengkel spesialis. Keberadaan bengkel spesialis ini tersebar di kota-kota besar. Bengkel spesialis biasanya menangani model-model yang sudah habis garansinya dan bisa mendatangkan sparepart mobil lawas.

Misalnya saja, untuk BMW 5-Series E34 keluaran era 90-an atau BMW 3-Series E30 keluaran era 80-an akhir, bila servis di bengkel resmi pasti biayanya cukup mahal. Dengan melakukan servis rutin di bengkel spesialis, biayanya lebih terjangkau dengan hasil pengerjaan sama baiknya dengan di bengkel resmi.

Harga Sparepart Fast Moving BMW Lawas Mirip Mobil Jepang

Komunitas BMW E36

BMW E36 Day 2019, sukses hadirkan 75 peserta.

Siapa bilang memelihara BMW yang berusia setengah tua menguras biaya tinggi? Belum tentu loh, Carmudian. Biaya servis yang tinggi biasanya terjadi pada mobil bekas yang jarang dirawat. Untuk BMW rawatan, biaya servis dan sparepart tidak jauh berbeda dengan mobil Jepang.

Berdasarkan pengalaman dari pengguna BMW yang kami rangkum dari berbagai forum otomotif seperti Kaskus dan Seraya Motor, harga sparepart fast moving BMW E36 3-Series seperti radiator, kampas rem, kopling, shockbreaker, harganya mirip-mirip dan ada yang lebih murah dibanding Toyota Great Corolla (Greco). Contohnya, harga radiator Greco mencapai Rp1.400.000 sedangkan radiator BMW E36 di kawasan Haji Nawi, Jakarta Selatan dijual Rp1.100.000. Lebih murah, kan?

BMW termasuk merek mobil yang banyak peminatnya di Indonesia, jadi ketersediaan sparepart di sentra otomotif atau pasar mobil masih aman. Bicara soal kualitas, sparepart mobil Jepang ada versi imitasi yang disebut KW sampai KW-3 yang harganya terjangkau.

Hal itu sedikit berbeda terjadi pada mobil Eropa, biasanya pedagang sparepart menawarkan produk OEM di mana kualitasnya setara orisinal dengan harga lebih terjangkau. Ada juga produk KW 1 atau KW Super yang kualitasnya tak jauh di bawah OEM dengan harga terjangkau.

Sparepart Slow Moving BMW Harganya Selangit

Perawatan mobil BMW. Foto/Benedictus.

Ketersediaan aksesoris dan part slow moving aftermarket atau produk KW yang melimpah untuk mobil Jepang membuat harganya lebih masuk akal. Sebaliknya, slow moving dan aksesoris BMW harganya mahal banget. Untuk part yang sifatnya kosmetik ini kita kadang perlu inden ke toko atau bengkel spesialis apabila stoknya tidak tersedia.

Contohnya, handle pintu luar BMW E36 dihargai Rp375 ribu per buah, hanya untuk sepotong plastik kecil. Lebih lanjut, shift knob atau kepala persneling orisinal BMW harganya mencapai Rp1,7 juta. Itulah mengapa, harga bekas mobil Eropa sekelas BMW dengan kondisi aksesoris full original yang masih mulus harganya bisa tinggi.

Pada pembahasan sparepart slow moving ini, kita bahas sekalian perihal ‘kata orang’. Nah, rumor buruk soal sparepart BMW sulit didapat berasal dari opini orang berupa common sense. Memang, untuk pemilik BMW di kota-kota kecil pasti sedikit kerepotan saat ingin mempercantik atau memperbaiki mobilnya karena kadang harus inden sparepart.

Belum lagi, pengguna mobil Eropa yang membeli unit bekas pakai dengan kondisi kurang sehat. Mereka ingin meningkatkan gengsi tapi tergesa saat memilih unit dengan harga murah. Tidak semua harga murah itu jelek, tapi ada pepatah yang menyebut “fast and good car won’t cheap“.

Artinya, mobil dengan performa bagus dan penampilan menarik harga pasarannya tidaklah murah. Unit yang dijual di bawah harga pasaran umum, biasanya punya performa kurang baik atau berpenampilan kurang segar.

Misalnya saja untuk BMW E36 harga pasaran normal antara Rp50-65 juta dan kondisi istimewa mulai dari Rp80 juta. Bila kita mendapat unit di bawah harga tersebut, perlu diketahui masalahnya ada di kondisi mobil atau administrasi pajak kendaraan. Kita boleh maklum apabila hanya pajak mati beberapa tahun namun kondisi mobil masih oke luar dalam.

Baca Juga: Sekarang Layanan Servis Mobil BMW Tersedia 24 Jam Nonstop

Pilih Seri BMW yang Paling Bandel

BMW E30 punya durabilitas tangguh

BMW telah puluhan tahun memasarkan mobil di Indonesia, dengan berbagai seri dan kode bodi. Bicara soal durabilitas ini, kalangan Bimmers -sebutan pengguna BMW- sudah hafal mana unit yang ‘badak’ dan mana yang ‘cengeng’. Ambil contoh di Seri 3, ada E30 dan E36 yang terkenal ‘badak’, kemudian E46 sebagai suksesor E36 yang ternyata agak ‘cengeng’.

Sebenarnya, tidak semua E46 ini payah loh, Carmudian. Namun biasanya terjadi pada seri mesin N42. Mesin ini memiliki kelemahan di seal klep dan transmisi. Ring piston cepat aus sebelum jarak tempuh 80 ribu kilometer. Ciri yang mudah dilihat dari mesin N42 yang sakit yaitu knalpot mengebulkan asap putih.

Carmudian terpaksa harus turun setengah mesin, untuk mengganti ring atau pistonnya sekalian bila sudah terlalu aus. Kalau terdapat baret pada boring, Carmudian juga perlu melakukan oversize di bagian piston tersebut. Bakal semakin membengkak deh bujetnya untuk membeli sparepart tadi.

Bagi yang ingin meminang BMW E46, alangkah baiknya memilih versi pre-facelift yang memakai mesin M43 peninggalan E36 atau facelift bermesin N46 sekalian. Alasannya, kedua jenis mesin itu lebih tahan lama, dan ketersediaan suku cadang yang masih berlimpah. Sebagai gambaran, mesin N46 ini kombinasi ketangguhan mesin M43 dan tenaga ‘nendang’ N42.

Perawatan BMW, tak ubahnya seperti merawat mobil baru, tidak sulit namun mesti rutin. Untuk penggantian sparepart kelistrikan sebaiknya mengunakan yang asli agar fungsinya tetap baik. BMW sudah sejak tahun 2000-an memakai sistem komputerisasi pada bagian ECU dan sensor-sensornya.

Untuk fast moving masih bisa disiasati dengan produk OEM yang lebih terjangkau tanpa banyak mengurangi durabilitasnya. Nah, supaya mesin tidak rewel dan tetap prima, usahakan memakai bensin minimal RON 92 dan ganti oli rutin sesuai jadwal tiap 5.000 kilometer.

Beda Stigma Mobil Eropa dan Mobil Jepang

peta jalan

Pabrik perakitan mobil BMW (Dok.BMW)

BMW sejak awal hadir mengisi segmen mewah, sekalipun mobilnya sudah berusia 20 tahun namun tetap saja dahulu diluncurkan untuk kalangan kelas atas. Sementara itu, mobil sejuta umat seperti Toyota Avanza, Suzuki Ertiga, atau Mitsubishi Xpander ditujukan untuk kelas entry level hingga menengah. Dari segmentasi sudah jelas beda, namun ‘kata orang’, menganggap segmentasinya sama karena harga bekasnya setara.

Nah, stigma ini perlu kita garis bawahi karena menjadi dasar munculnya pendapat yang menyebut sparepart BMW sulit atau langka. Pada dasarnya, populasi pengguna BMW juga tidak sebanyak Avanza jadi ketersediaan sparepart keduanya pasti berbeda jauh. Sebagai sebuah merek Eropa, BMW termasuk memiliki layanan purna jual yang jempolan di Indonesia.

Merek asal Munchen ini didukung BMW Group Indonesia sebagai agen pemegang merek dan Astra BMW sebagai distributor dan jaringan aftersales resmi. Kemudian, masih banyak bengkel-bengkel spesialis BMW yang siap mengatasi masalah teknis hingga mencari suku cadang yang ‘kata orang’ langka. Jadi, tidak usah khawatir bagi kalian yang ingin mencicipi sensasi berkendara BMW, selama dapat unit yang sehat walafiat.

 

Penulis: Yongki Sanjaya

Editor: Dimas

Baca Juga:

Wajah Baru BMW Seri 7, Rakitan Lokal Bercita Rasa Sporty Elegan

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts