Suspensi KYB Tidak Punya Ciri Khusus, Ini Cara Bedakan Asli atau Palsu
Penulis: Santo Evren Sirait
Jakarta – Angka penjualan mobil di Indonesia semakin tumbuh, hal itu membuat produk aftermarket otomotif kian menjamur, sehingga untuk mendapatkannya sangat mudah. Namun sayangnya banyak pihak yang memanfaatkan munculnya beragam produk aftermarket dengan memasarkan barang palsu.
Beberapa perusahaan aftermarket tentunya sudah membekali produknya dengan ciri khusus supaya konsumen dapat membedakan mana barang asli dan mana yang palsu. Tapi ada juga sebagian perusahaan tidak menerapkan ciri khusus pada produknya, sebagai gantinya konsumen diminta untuk memperhatikan secara detail produk yang ingin dibelinya.
Seperti perusahaan suspensi asal Jepang KYB yang tidak memberikan ciri atau tanda khusus pada produknya. Namun untuk mengetahui palsu atau asli konsumen harus merasakan atau memasangnya terlebih dahulu.
“Produk kita itu dibuat dengan standar kualitas tinggi pada handling, dan dampingnya, biasanya perbedaan itu (dengan yang palsu) cuma dalam tahap awal penggunaan itu tidak dapat dirasakan, tapi dalam rentang waktu tertentu dapat dirasakan perbedaannya,” ujar Rio Sanggau Chief Executive Marketing Astra Otoparts selaku distributor KYB, Sabtu (18/11/2017).
Rio menyatakan harapannya konsumen KYB tahu dengan sendirinya dan dapat membedakan produk yang asli dan palsu.
“Memang itu tantangan kita untuk mengedukasi orang untuk tahu bahwa produk asli atau palsu. Karena yang namanya orang jual palsu pasti bilang asli,” tambah dia.
Beruntung sampai saat ini belum ditemukan kasus pemalsuan produk KYB secara besar-besaran.
“Di Indonesia belum ditemukan yang palsu, dan saat ini bukan menjadi point yang serius. Kalau dari produk lain banyak yang menyerupai baik bentuk dan segala macam. Kalau nantinya itu menggangu pasar, KYB Jepang bisa mengambil tindakan,” terang Rio.
Rencana Akan Diproduksi di Indonesia
Astra Otoparts baru saja memperkenalkan dua produk baru KYB yaitu Lowfer Sports dan SR Special. Keduanya dibawa langsung dari Jepang, namun tidak menutup kemungkinan bila pasarnya besar di Indonesia maka pihaknya bakal merakitnya secara lokal.
“Tetap ada rencana untuk produksi di sini tapi tergantung pasarnya. Kalau soal teknologi sebetulnya KYB di sini dan sama dengan di sana (Jepang),” katanya.
Selain pasar besar, tentunya yang harus dijadikan pertimbangan adalah economic scale. “Kalau misalnya lebih murah (produksi) di sana daripada di sani maka kita akan bikin di sana, tapi kalau bisa bikin di sini dan lebih kompetitif kita akan bikin disini,” pungkas Rio.