Tambal Ban Tubeless di Motor, Cuma Boleh Beberapa Kali

Jakarta – Nasib sial kadang terjadi pada pengendara motor, seperti misanya ban bocor karena tertusuk paku atau serpihan beling di jalan. Bila sudah begini, pengendara jelas harus menambal ban tunggangannya, walaupun itu jenis tubeless. Tapi, banyak yang belum tahu bila tambal ban tubeless ini hanya bisa dilakukan beberapa kali saja, demi alasan kekuatan ban.
Tambal ban tubeless yang jamak kita temui biasanya memakai bentuk tambalan karet seperti cacing tapi berukuran besar. Karet itu dipotong kemudian disumpal memakai alat ke dalam lubang di ban. Padahal, cara ini tidak direkomendasikan karena merusak struktur kawat pada tapak ban.
“Kebocoran yang berada dibagian telapak ban, sebaiknya tidak melebihi lima lubang tambalan. Kalau terlalu banyak lubang yang ditambal, tekanan udara menuju ke bagian bagian yang ditambal lebih tinggi, jadinya resiko ban menjadi benjol semakin besar,” kata Syahrul Romadhon, tukang tambal ban yang membuka lapaknya di Kalimalang, Jakarta Timur.
Pria dengan sapaan Aung ini menjelaskan bila ban yang benjol ini nantinya membuat pengendalian terasa goyang dan akan berimbas pada kenyamanan berkendara kita. Ia tidak memungkiri kalau tambal ban cacing ini sebenarnya untuk darurat.
“Bagusnya sih pakai tambal ban tiptop, yang ditempel di bagian dalam gitu jadi lebih awet. Tapi prosesnya kan lama, karena harus bongkar roda dan copot ban terus dipanasin bagian yang ditambalnya supaya matang lemnya. Orang lebih pilih tambal ban pakai cacing soalnya praktis dan prosesnya cepat, tapi kadang nggak awet,” kata Aung.
Maksudnya tidak awet ini menurut Aung yaitu tambalan terlepas atau bocor halus. Biasanya ini terjadi karena tukang tambal ban pelit, tidak memberi lem di cacing dan cacing tambalanya hanya sedikit atau pendek. Tekanan udara di dalam ban mendorong cacing tadi keluar dari lubang dan bisa membuat kembali bocor.
“Kalau tukang tambalnya termasuk orang yang pelit, cuma kasih cacing dikit untuk menutup lubang kebocoran, bisa dipastikan cacing tadi akan terlepas di jalan. Normalnya itu satu cacing itu dibagi paling banyak tiga bagian, tapi kadang ada yang sampai jadi empat. Ya, tambalan cacingnya jadi cuma sedikit dan biasanya yang kayak gini yang kasusnya nggak awet,” jelasnya.
Cairan Untuk Tambal Ban Tubeless
Sekarang ini sudah banyak dijual cairan untuk tambal ban tubeless yang biasanya dijual di toko-toko ban. Cairan ini menurut Aung memang bermanfaat saat kondisi darurat tapi harus rutin diganti. Ia sering mendapat keluhan dari pelanggannya kalau pentil ban yang diisi cairan jadi mampet.
“Cairan ini suatu saat pasti menyumbat pentil ban. Jika sudah mampet, pemilik motor mesti mengganti bagian dalam pentilnya agar udara bisa dipompa seperti sedia kala. Sebaiknya setiap setengah tahun diganti atau dikuras soalnya bisa mengeras kalau kelamaan dan bagian dalam pentil jadi tidak bisa dibuka, terpaksa ganti pentil ban baru,” katanya.