Berita Sumber informasi

Teknologi SHVS, Biaya Produksi vs Ongkos Perawatan

Jakarta – Akhir-akhir ini, santer terdengar kalau Suzuki berniat menggelontorkan mobil terbaru yang mengusung teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS).

Teknologi mesin hibrida ini, kali pertama diperkenalkan pada 2014 lalu di India. Pengaplikasiannya melalui mesin diesel.

Di India, teknologi ini kali pertamanya diterapkan pada Suzuki Ciaz, lalu menyusul Suzuki Ertiga pada 2015. Sementara di tanah air, Suzuki berniat menghadirkan Ertiga pada awal tahun depan secara utuh dari India.

SHVS

mesin suzuki ertiga diesel

Dalam teknologi mesin hibrida, SHVS termasuk kategori Mild Hybrid, di mana motor listrik dipergunakan sebagai asisten mesin diesel.

Teknologi ini tak hanya dikembangkan secara global, Eropa dan India, tapi juga Indonesia yang mendapatkan perhatian secara khusus.

Biaya Produksi Teknologi SHVS di Indonesia

Teknologi SHVS memang tergolong baru, tapi memiliki banyak keuntungan. Selain irit dan ramah lingkungan, Suzuki mengklaim kalau biaya produksinya memang lebih mahal ketimbang mesin konvensional.

“Biaya untuk riset dan pengembangan mesin ini memang lebih mahal. Tapi, demi cost ownership yang lebih baik, maka tak ada masalah sama sekali,” ujar Harold Donnel, 4W Marketing Head of Product Development & Accessories PT SIS pada Carmudi Indonesia.

Teknologi SHVS

Teknologi SHVS

Meskipun ongkos produksinya lebih mahal, tapi Suzuki mengatakan kalau harga jual Suzuki Ertiga Diesel dengan teknologi SHVS masih tetap bersaing dengan para kompetitornya.

“Mengenai selisih harga, kami akan jauh lebih kompetitif dari kompetitor. Perbedaan harga dengan mesin konvensional berkisar Rp 30 – Rp 40 juta,” cetusnya.

Biaya Perawatan Mesin Diesel dengan Teknologi SHVS

Tak seperti mesin-mesin diesel pada umumnya, yang terkenal berisik dan getarannya sangat kuat, SHVS menjadi kebalikannya.

Mesinnya terdengar sangat halus dan minim getaran. Pabrikan berlogo huruf ‘S’ ini juga menambahkan kalau teknologi ini bisa diterapkan pada mesin berkapasitas besar maupun kecil, asalkan bukan mesin bensin (gasoline).

Teknologi SHVS

Teknologi SHVS yang akan diperkenalkan di Indonesia

Dibandingkan dengan mesin diesel konvensional, perawatan mesin diesel SHVS juga lebih mudah. Begitu juga dengan asupan bahan bakarnya.

“Tak ada perawatan secara khusus untuk mesin diesel hibrida ini. Namun, teknis perawatannya sampai dengan saat ini masih finalisasi. Bahan bakar yang dipergunakan, disarankan menggunakan Pertadex,” ujar Harold.

Ditambahkan Harold, kalaupun adanya solar biasa juga tak ada masalah. Perbedaan mendasar solar biasa dengan Pertadex hanya pada Cetane Number. Solar memiliki angka 48, sedangkan Pertadex 53.

Galih Rachdityo

Memulai karir sebagai jurnalis otomotif di media cetak MODIF dan Classic+ pada akhir 2007. Sempat beralih menjadi jurnalis olahraga pada akhir 2010 di media online, bolanews.com. Terhitung sejak akhir September 2014, bergabung dengan tim editorial Carmudi Indonesia sebagai content writer yang mengulas berita-berita otomotif terkini. E-mail: [email protected]

Related Posts