Berita Mobil Reviews Sumber informasi

TEST DRIVE: Datsun Cross, Crossover yang Lincah dan Responsif

Test Drive Datsun Cross (Foto: Carmudi)

Jakarta – Datsun Indonesia memperkenalkan Datsun Cross dalam ajang World Premiere pada 18 Januari lalu. Dalam rangkaian peluncuran, Datsun kemudian menggelar sesi Test Drive yang dilakukan di Proving Ground Bridgestone, Jawa Barat.

Trek uji coba didesain untuk memberi kesempatan kepada pengemudi dan penumpang merasakan kenyamanan dan kemampuan berkendara mobil ini. Carmudi pun ingin membuktikan bila Datsun Cross kualitasnya jauh lebih baik ketimbang Go+ Panca yang basisnya sama.

Hal pertama yang Carmudi eksplorasi dari Datsun Cross yaitu soal kenyamanan di dalam kabin. Kondisi trek di Proving Ground pun begitu ideal dalam menguji kenyamanan compact crossover ini karena terdiri dari aspal halus, permukaan jalan rusak, hingga ruas dengan lapisan beton.

Kenyamanan Datsun Cross

Hal yang paling saya eksploitasi dari Datsun Cross adalah soal kenyamanan. Alasannya sederhana, mobil ini memakai platform yang sama dengan Go+ Panca. Saya ingin mengetahui sejauh mana peningkatan yang dilakukan oleh para engineer Datsun.

Test Drive Datsun Cross (Foto: Carmudi)

Sesi test drive ini saya lakukan dalam tiga putaran. Putaran pertama saya mencoba kenyamanan di jalan aspal, mulai dari trek lurus sampai jalan berliku. Dalam hal ini, Cross tidak terasa limbung dan bantingan suspensinya meredam dengan baik. Tidak terlalu empuk tapi juga tidak keras, serba pas.

Saat mobil diajak melalui jalan S-Shape High Speed Cornering dengan kecepatan sekitar 80-100 km/jam, suspensi mengayun dengan lembut tapi tidak terasa “ngebuang”.

Bantingan suspensi sedikit terasa saat mobil menikung di titik Medium Speed Cornering dengan kecepatan 60 km/jam sesuai batas maksimum yang dianjurkan oleh instruktur dari Datsun.

Masuk ke putaran kedua, saya menguji kemampuan Vehicle Dynamic Control (VDC) di point Wet Stability yang terdiri dari lintasan bulat dan S-Shape dengan sudut kecil. Di bagian ini, kecepatan maksimum yang direkomendasikan hanya 40 km/jam.

Saya coba memacu mobil hingga batas kecepatan itu kemudian meliuk di jalur S-Shape kecil. Untuk kondisi berkendara seperti itu, mobil begitu nyaman dan bantingan suspensinya cukup lembut dengan rebound yang lambat.

Redaman Suara Kabin

Setelah menguji bantingan suspensi Datsun Cross, sekarang saya ingin merasakan soal tingkat redaman kabin untuk kebisingan dari jalan. Saya pun mengarahkan mobil ke ruas concrete atau beton di trek lurus.

Di jalanan ini saya langsung menggeber mobil hingga kecepatan lebih dari 100 km/jam. Soal redaman kabin ini patut saya acungi jempol karena cukup senyap dari bagian bawah.

Suara gemuruh ban yang melewati beton hanya terdengar dari bagian jendela dan pintu tapi tidak parah. Soal redaman ini, Datsun Cross mirip seperti unit-unit taksi yang paling banyak beredar di Jakarta. Kondisi ini menggambarkan kemampuan Datsun Cross yang cukup nyaman dengan kondisi berkendara sehari-hari.

Test Drive Datsun Cross (Foto: Carmudi)

Setelah melewati jalan beton, saya kemudian menguji kembali suspensi dan redaman suara Datsun Cross saat melewati jalan bergelombang dan kasar. Saya langsung menggeber mobil ketika melewati ruas jalan bergelombang dengan kecepatan sekitar 80 km/jam.

Bantingan suspensi di jalan rusak terasa lebih kenyal dan gemuruh dari aspal makin terdengar di kabin. Dari kondisi ini menunjukkan bodi seperti agak kurang rigid. Getaran atau guncangan dari aspal cukup terasa di sudut-sudut bodi. Pada kondisi jalanan seperti ini, gejala gemblodak terasa hingga ke dalam kabin.

Performa dan Handling

Aspek kinerja Datsun Cross kali ini saya bahas dalam satu bagian baik dari performa mesin maupun pengendalian. Soal kemampuan mobil, Cross ini bisa dibilang lincah dan responsif.

Pertama kita mulai dari setir. Datsun Cross tidak seperti city car pada umumnya yang memiliki putaran setir ringan. Mobil ini putaran setirnya sedikit berat sekalipun berjalan dalam kecepatan rendah. Meskipun begitu, setirnya cukup responsif ketika melewati jalur S kecil di Proving Ground Bridgestone.

Test Drive Datsun Cross (Foto: Carmudi)

Setir yang agak berat ini mermbuat handling Cross makin mantap ketika dipacu dalam kecepatan tinggi. Mobil tetap dalam kendali penuh saat melibas jalan bergelombang dengan kecepatan 80 km/jam. Saat melalui medan aspal, pengendalian mobil jadi makin responsif.

Mudahnya pengendalian mobil ini tak lain karena teknologi Vehicle Dynamic Control (VDC) yang mencakup traction control system (TCS), anti-lock braking system (ABS) dengan electronic brake-force distribution (EBD) dan brake-limited slip differential (B-LSD).

Putaran setir sangat nurut terhadap kemauan pengemudi sehingga mobil mudah diarahkan. Saat VDC saya coba nonaktifkan, pengendalian mobil jadi semakin sulit dan setir makin berat. Mobil jadi lebih liar sehingga butuh keterampilan pengemudi yang lebih cekatan.

Soal performa, adanya transmisi otomatis Xtronic CVT membuat akselerasi memang lebih halus ketika berjalan santai. Ketika ingin berkendara agresif, transmisi ini juga membuat tarikan mobil jadi responsif dengan akselerasi yang spontan.

Performa

Saya mencoba performa akselerasi Datsun Cross tidak mengecewakan. Saat melaju di kecepatan 40 km/jam dan kemudian pedal gas di kick down, hanya butuh sekitar tiga detik mencapai kecepatan 100 km/jam.

Performa mesin 1,2 liter ini cukup responsif saat diajak berkendara agresif. Pada kecepatan 100 km/jam, mesin tidak ngeden sekalipun saat sesi test drive lalu ditumpangi oleh tiga orang, termasuk saya yang mengemudi.

Proses deselerasi juga halus dan bisa cukup singkat. Enaknya, mobil ini tidak terasa menghentak saat butuh deselerasi yang cukup singkat. Sistem transmisi bisa menyesuaikan secara cepat putaran mesin dan kecepatan mobil. Dibantu pengereman mumpuni dari teknologi VDC ini mobil bisa berhenti dengan mulus.

Kesimpulan

Datsun Cross menjadi pemain baru di segmen compact crossover Tanah Air. Mobil ini dibangun dari platform Datsun Go+ Panca, namun bukan berarti kualitasnya setara. Bisa dibilang, Cross jadi penyempurnaan MPV di kelas LCGC.

Dari sisi pengendalian, setir Cross yang cukup berat dibanding rivalnya memberi efek bila mobil ini responsif. Saya sempat mencoba melepas kedua tangan di kecepatan lambat untuk melihat apakah laju mobil jadi liar ke kiri-kanan atau tetap di jalurnya. Mobil masih tetap melaju tenang sekalipun lepas tangan.

Performa juga tidak bisa dianggap enteng, karena memiliki akselerasi yang responsif. Akselerasi tetap halus saat berjalan santai maupun saat akselerasi cepat setelah gas di kickdown.

Kelemahan mungkin masih pada sisi kenyamanan. Datsun Cross masih terasa gemblodak saat melewati jalan rusak dengan kecepatan yang cukup tinggi. Untungnya, rebound suspensi cukup lambat sehingga cukup nyaman.

Soal redaman bising juga patut diapresiasi karena kabin mobil ini memang cukup senyap. Untuk bagian baris pertama cukup ergonomis, panel-panel yang ada di ruang kemudi mudah terjangkau dan terlihat. Bagi Anda first buyer yang ingin mencari mobil baru, tidak ada salahnya memasukkan Datsun Cross ke dalam daftar incaran. (dol)

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts