Berita

Hari Kedua Test Drive, Mencicipi Mobil Paling Senyap Mitsubishi

Test Drive Mitsubishi Outlander PHEV dari Jember menuju Banyuwangi, Jawa Timur. (Foto: Carmudi/Rizen)

Banyuwangi – Pada hari kedua test drive Mitsubishi, perjalanan dilanjutkan menuju kota paling ujung Jawa Timur, Banyuwangi. Kota yang menjadi pintu masuk dari Pulau Jawa ke Bali ini menjadi titik akhir perjalanan test drive kami bersama Mitsubishi. Setelah bersiap meninggalkan hotel, saya pun segera menuju lobi untuk mencari tahu mobil apakah yang akan saya ‘taklukkan’ hari ini.

Jika pada hari pertama kemarin saya sedang tidak enak badan, di hari kedua ini saya sudah kembali fit sehingga siap mengendarai mobil. Tak disangka, ternyata pagi ini giliran saya untuk test drive mobil paling senyap dari Mitsubishi, yakni Outlander PHEV. Ya, mobil ini merupakan mobil hybrid alias penggabungan mesin konvensional dan mesin listrik. Gairah saya untuk mengendarai mobil ini pun kian besar dan tertantang.

Menuju mobil, saya langsung berinisiatif untuk menjadi nakhoda Outlander PHEV ini. Tapi sebelum mengendarai mobil ini saya mendapatkan sedikit arahan dari pihak Mitsubishi. Setelah diberikan instruksi pengoperasian secara singkat, saya pun bergegas untuk meninggalkan hotel. Kami bersama rombongan sekitar 10 mobil langsung menuju ke kawasan hutan Gumitir, Banyuwangi. Perjalanan dari Jember ke sana memakan waktu sekitar sejam lebih.

Impresi Test Drive Outlander PHEV

Outlander PHEV menjadi mobil tersenyap dari Mitsubishi berkat teknologi hybrid. (Foto: Carmudi/Rizen)

Di awal test drive, saya baru tahu ternyata ada dua mode yang ditawarkan oleh Outlander PHEV, yakni versi normal mesin bensin, dan baterai listrik sepenuhnya. Atau bisa juga menggunakan paduan keduanya agar tenaga yang dihasilkan lebih maksimal (hybrid). Saya pun mencoba mengendarai mobil ini dengan mode D, yakni menggunakan mesin bensin. Sesaat keluar dari area hotel, saya pun langsung terkesima dengan performa dari mobil ini. Mesinnya terasa responsif, halus, dan sangat kedap sekali. Bahkan saya sendiri cukup sulit merasakan getaran mesinnya.

Menginjak pedal gas pun tak perlu menggunakan banyak tenaga. Karena hanya perlu diinjak sedikit, mobil seakan ingin melesat maju. Tenaga di putaran bawah hingga atas terasa cukup linear, sehingga benar-benar menyenangkan dikendarai. Menariknya, mobil ini tidak memiliki layar Rpm, dan diganti oleh beberapa pilihan instrumen saja.

Transmisi Otomatis Outlander PHEV

Test Drive Mitsubishi Outlander PHEV di trek lurus. (Foto: Carmudi/Rizen)

Mobil yang mampu menjadi generator listrik untuk rumah ini dibekali dengan transmisi otomatis. O iya, saya hampir lupa menjelaskan bagaimana cara memindahkan tuas transmisi Outlander PHEV ini. Ada 3 pilihan, yakni D, N, B dan R.

Lalu, di mana tuas Parkir-nya (P)? Posisi tuas P ada di bagian depan transmisi dan letaknya sedikit berbeda. Untuk memindahkan ke posisi D, tuas transmisi harus digeser ke arah kanan, lalu diturunkan ke bawah. Seperti membentuk angka 7.

Lalu untuk memindahkan ke posisi N, hanya perlu menggerakkan tuasnya ke arah kanan. Sedangkan untuk mundur, pindahkan saja tuas ke arah kanan lalu digeser ke atas seperti huruf J.

Mode terakhir adalah B, hanya perlu diturunkan ke bagian bawah saja. B? Apa itu? B ini merupakan mode Brake atau rem. Jika masuk ke mode ini, maka baterai listrik akan mengisi lewat konversi dari engine brake dan rem. Setiap engine brake dan rem yang dilakukan nantinya akan dikonversi untuk memperbesar pengisian baterai listrik.

Ada 5 pilihan mode B, mulai dari B0 (nol) hingga B5. Semakin besar angkanya, maka akan semakin besar juga konversi yang dilakukan oleh mesin terhadap engine brake. B0 tidak akan terasa seperti engine brake, melainkan hanya seperti mobil meluncur di posisi N. Sedangkan pada posisi B5, engine brake akan sangat terasa kuat dan berat. Sehingga pengisian baterai akan lebih sempurna. Sepanjang perjalanan saya cukup senang mengendarai mobil satu ini. Selain punya tampilan yang oke, kabinnya pun cukup nyaman.

Handling Outlander PHEV

Handling Mitsubishi Outlander PHEV dinilai sangat baik menghadapi jalanan berbelok-belok. (Foto: Carmudi/Rizen)

Jalur di hari kedua bisa dibilang merupakan jalur pegunungan yang didominasi trek lurus. Di jalur ini, saya beberapa kali menginjak gas dalam-dalam untuk mencari tahu kemampuan mobil ini. Ternyata performa yang dihasilkan luar biasa. Rem dari mobil ini juga sangat pas, tidak keras dan juga tidak terlalu dalam. Remnya pun mampu menghentikan laju kendaraan dengan cepat. Setir dari mobil ini juga cukup nyaman digenggam. Oiya, setirnya juga telah disematkan tombol pengaturan. Sayangnya, saya tidak berkesempatan menjajalnya, lantaran waktu yang padat dan singkat.

Memasuki kawasan hutan Gumitir, jalanan berbelok mulai menyapa. Awalnya saya sempat merendahkan kemampuan mobil ini. Namun, semua itu benar-benar terbantahkan lewat handling yang cukup baik. Handling Outlander PHEV ini terasa sangat baik. Diajak menikung di tikungan tajam terasa mantap, setirnya pun sangat ringan dan mudah dibelokkan. Komunikasi antara setir dan mobil terjalin sempurna sehingga mobil ini benar-benar fun to drive.

Suspensi Outlander PHEV

Mitsubishi Outlander PHEV juga dinilai memiliki performa suspensi yang sangat baik. (Foto: Carmudi/Rizen)

Kualitas suara yang dihasilkan dari mobil ini juga baik. Komponen audio di dalam mobil seakan mampu memanjakan telinga. Lalu, bagaimana dengan karakter suspensinya? Karakter suspensi dari Outlander PHEV terasa nyaman. Dibilang keras tidak, terlalu empuk juga tidak. Tetapi cukup empuk untuk melahap jalanan berlubang. Rasanya mobil ini sangat nyaman untuk dikendarai jarak jauh. Apalagi terdapat sunroof di bagian depan. Walaupun saya adalah seorang yang tidak menyukai sunroof, tapi ini adalah hal yang positif.

Singkat cerita, kami pun tiba di kawasan Banyuwangi. Rombongan pun segera masuk ke restoran Eat n Meet untuk makan siang dan melakukan sesi sharing. Sesi ini diisi oleh pihak Mitsubishi dan Rifat Sungkar sebagai Brand Ambassador Mitsubishi sebagai narasumber. Di tempat inilah saya harus rela mengganti mobil dengan Xpander Cross bertransmisi manual. Kira-kira seperti apa rasanya Xpander Cross bertransmisi manual ini ya?

 

Penulis: Rizen Panji

Editor: Dimas

Baca Juga:

Menaklukkan Jalur Bromo Bersama Mitsubishi Xpander Cross

Rizen Panji

Hobinya menghabiskan bahan bakar di akhir pekan. Dan pastinya tergila-gila dengan mobil tua apalagi mobilnya model pintu dua. Oiya, dirinya juga senang melihat interior mobil yang sangat rapih dan bersih, lho!

Related Posts