Reviews Sepeda motor

Test Ride Vespa Primavera S, Si Seksi Buat Kamu yang ‘Egois’

Test Ride Vespa Primavera (Foto: Yongki/Carmudi)

Jakarta – Vespa di awal April lalu meluncurkan dua varian skuter ikoniknya yaitu Sprint S dan Primavera S. Keduanya hadir dengan teknologi terbaru salah satunya fitur rem ABS di roda depan. Kebetulan Carmudi berkesempatan menguji performa keduanya dan saya menjatuhkan pilihan untuk melakukan test ride Vespa Primavera S.

Saya mendapat kesempatan dari PT Piaggio Indonesia untuk mencoba Primavera S selama tiga hari. Kesempatan test ride Vespa jelas saya maksimalkan untuk mengetahui semua kelebihan dan kekurangan skuter Italia tersebut. Sebelum masuk lebih jauh soal sensasi menunggangi skuter seksi ini, kami sajikan dahulu apa saja perubahan yang dibawa oleh Primavera S.

Pada generasi terbaru, Primavera S mendapat pembaruan di pencahayaan yang menggunakan LED baik untuk lampu depan maupun belakang. Di sektor pengereman juga dibekali teknologi ABS, mesin i-get dan pelek 12 inci dengan warna khusus. Terdapat juga detail lain di bagian jok, fender depan dan list fender yang berbeda dengan varian Primavera standar.

Headlamp Primavera S

Soal harganya, Primavera S dibanderol Rp45,5 juta dan untuk Primavera standar dibanderol Rp43 juta (OTR Jakarta). Karena ubahannya hanya bersifat kosmetik dan tambahan fitur, langsung saja kita mulai mengupas habis Vespa Primavera S.

Handling dan Kenyamanan Berkendara Vespa Primavera S

Kenapa dua poin ini saya bahas pertama kali? Alasannya, karena di Vespa jadul generasi Primavera pertama, dua poin ini adalah keunggulan dari sang skuter tawon. Handling lumayan lincah untuk ukurannya yang ‘gembul’, dan pastinya nyaman dikendarai untuk pengendara dan boncengers.

Desain jok belakang Primavera S

Nah, poin terakhir ini ada yang hilang dari Primavera S. Skuter ini sangat nyaman untuk pengendara tapi menyiksa penumpang di jok belakang. Boncengers dengan tinggi di bawah 160 cm akan mengeluh soal posisi kaki yang tidak nyaman, sampai dengan posisi duduk yang busanya ambles di ujung.

Posisi besi behel yang ada di bawah jok memperburuk dari posisi duduk boncengers. Boncengers tidak ada penahan bokong yang nyaman dan berakselerasi malah semakin melorot ke belakang saat berboncengan. Akibatnya, pengendara harus memuntir grip gas secara perlahan dan diurut agar boncengers tidak ‘terjambak’ lalu jatuh terjengkang.

Mau tidak mau, boncengers harus berpegangan di pinggang pengendara dengan erat saat akselerasi spontan atau di kecepatan tinggi. Sungguh repot bukan?

Vespa Primavera S

Sebaliknya bila dikendarai sendirian, Primavera S menyuguhkan kenyamanan dan stabilitas yang oke punya. Skuter ini anteng saat kecepatan lewat dari 70 km/jam. Kalau diibaratkan mobil, mengendarai Primavera S sama nyamannya dengan naik sedan medium.

Ukuran bodi yang bongsor juga tidak jadi masalah besar untuk selap selip di kemacetan, asalkan sendirian lho. Primavera S lumayan lincah dan responsif untuk selap selip sambil memainkan grip gas.

Lain cerita kalau sedang boncengan, sekalipun lincah tapi memutar gas harus diurut kalem supaya boncengers tidak terjengkang ke belakang. Benar-benar motor egois buat pengendara nih!

Pengereman Responsif dan Grip Ban Mantap

Masih berkaitan soal handling atau pengendalian, kali ini saya ingin cerita soal pengereman di Vespa Primavera S. Selain itu, bagaimana dengan grip ban di berbagai kondisi cuaca. Dari dua hal tadi, saya acungkan dua jempol karena lumayan memuaskan.

Rem ABS di Primavera

Pengereman di Vespa Primavera S cukup responsif, namun tidak diimbangi dengan kemampuan deselerasi yang gradual. Maksudnya, deselerasi saat ditutup gas turunnya sangat lambat sehingga kerja rem jadi berat. Belum lagi, tuas rem depan dan belakang lumayan keras karaternya. Untuk stop and go berarti tangan siap-siap saja pegal setelah gas-rem.

Kinerja rem juga banyak tertolong dari performa ban Maxxis yang oke banget. Ban ini berhasil membuat saya sering khilaf di jalanan kosong baik kondisi kering atau basah. Daya cengkramnya mantap jaya sekalipun dipacu pada kecepatan 80 km/jam di bawah guyuran hujan.

Rem Belakang Primavera S

Jadi enggak ada rasa was-was selip saat belok miring di aspal basah atau motor goyang saat lewat genangan air. Buangan air dari ban depan dan belakang membuat motor tetap stabil di jalan basah.

Performa Vespa Primavera S Halus Bertenaga

Soal performa pada skuter ini jadi keunggulan, karena tenaga yang mengisi halus sejak putaran bawah. Mesin 154,8 cc sanggup menghasilkan tenaga 12,7 Hp/7.500 rpm dan torsi 12 Nm/5.000 rpm. Karakter outputnya tidak menyalurkan tenaga yang agresif sekalipun grip gas langsung diputar sampai mentok.

Karakter kopling di Primavera S ini menyalurkan tenaga secara halus dan gradual jadi enggak bisa asal betot gas. Melihat dari spesifikasi tenaga dan torsi yang dihasilan ini berada di putaran tengah. Pantas saja motor ini baru galak saat lihat jalan kosong.

Speedometer Primavera menunjukkan informasi yang jelas di MID

Selama tiga hari saya siksa, saya hanya bisa menggeber Vespa ini hingga kecepatan 90 km/jam saja. Kondisi jalanan Jakarta yang relatif ramai dan akselerasi halus membuat skuter Italia ini sulit dipaksa menembus angka 100 km/jam. Pengendara agresif musti sedikit sabar saat ingin berlari kencang ketika mengendarai Primavera S.

Nah, ada kelemahan mendasar dari kopling sentrifugal yang juga terjadi di Primavera S ini. Saat motor sudah lama dikendarai, maka muncul gejala gredek-gredek saat akselerasi. Menurut penuturan para pengguna Vespa metik, ini adalah kelemahan dari kampas kopling Vespa saat sudah panas.

Enggak parah sih, tapi kadang mengganggu apalagi kalau lihat jalan di depan kosong dan ingin akselerasi spontan. Terpaksa, saya memutar grip gas dengan diurut lagi supaya gredek-gredek tidak terasa. Kesimpulannya, Vespa Primavera S ini enak untuk solo rider jarak jauh karena bebas pegal dengan karakter motor yang santai.

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts