Tingkatkan Kualitas SDM, Toyota Berbagi Ilmu ke Sekolah Menengah Kejuruan
Jakarta – Sebanyak 44 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah Kabupaten Bekasi dan Bogor, Jawa Barat, turut ambil bagian dalam kegiatan Kaizen Goes to School (KGTS). Kegiatan yang diselenggarakan Toyota Astra Motor (TAM) itu bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di dunia pendidikan.
Peningkatan kualitas sumber daya dilakukan Toyota melalui Quality Control Circle (QCC). Ini lahir dari nilai dasar budaya perusahaan Toyota Way yaitu Respect for People dan Continuous Improvement (Kaizen).
“Selama ini, Respect for People diwujudkan dengan adanya keleluasaan bagi setiap karyawan Toyota untuk berperan aktif memberikan ide perbaikan di perusahaan. Sedangkan Continuous Improvement (Kaizen) diwujudkan melalui perbaikan terus-menerus oleh seluruh komponen perusahaan di seluruh lini operasional. Baik di bidang produksi maupun administrasi,” ujar Executive General Manager PT TAM Fransiscus Soerjopranoto dala keterangan resminya.
Melalui KGTS ini, para guru dan siswa di 44 SMK dirangsang untuk menjadi lebih sadar terhadap problematika yang ada di sekitarnya. Misalnya, masalah keterlambatan mengumpulkan Pekerjaan Rumah (PR), mengurangi jumlah siswa yang remedial, yang secara langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh mereka.
“Kami ingin semangat Kaizen yang setiap waktu dapat kami gunakan di Toyota untuk meningkatkan produktivitas baik waktu maupun hasil dapat juga digunakan di sekolah-sekolah Indonesia,” ucap Nanang Susminarto, Deputy Division Head SPLD – TAM.
Tidak Hanya di Lingkungan Internal Toyota
Aktivitas QCC di internal TAM terbukti bisa menjadi salah satu metode yang efektif dalam mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena itu aktivitas yang sama juga ditularkan ke lingkungan eksternal perusahaan seperti dunia pendidikan.
Toyota memiliki cara tersendiri dalam berkontribusi untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Caranya dengan membangun kemampuan dan kemandirian menyelesaikan masalah. Format yang tepat membangun generasi muda ini menjadi kunci penting dalam melakukan perbaikan.
“Kami berharap para peserta didik dalam program ini akan memiliki bekal cukup berupa soft skill problem solving. Manfaatnya diharapkan tidak hanya dirasakan ketika mereka bergabung dengan dunia industri dan usaha. Tapi juga dirasakan manfaatnya oleh sekolah dan masyarakat di sekitarnya,” tutup Soerjopranoto.
Sekolah dinilai menjadi salah satu institusi yang memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai dan pembentukan karakter/kepribadian. Sekaligus sebagai agen perubahan di tengah masyarakat. KGTS diharapkan menjadi solusi dan memberikan kontribusi strategis bagi dunia pendidikan untuk mewujudkan generasi yang lebih baik.(dol)