Tipis Harapan Suzuki Hadirkan Ertiga Diesel Hybrid Transmisi Matic

Penulis: Santo Evren Sirait
Jakarta – Banyak cara yang dilakukan agen pemegang merek (APM) di Tanah Air untuk meningkatkan penjualan, satu di antaranya dengan mendatangkan produk yang belum banyak pemain atau pesaingnya. Seperti yang dilakukan oleh Suzuki Indomobil Sales (SIS) yang mendatangkan Ertiga bermesin diesel di pasar Indonesia pada Februari 2017.
Sebelum Suzuki, ada satu pabrikan yang bermain di segmen low multi purpose vehicle (MPV) bermesin diesel yaitu General Motors dengan Chevrolet Spin. Namun sayang penjualannya dihentikan seiring dengan tutupnya pabrik produksi Spin di Bekasi, Jawa Barat pada 2015.
Dengan demikian Ertiga Diesel Hybrid menjadi pemain tunggal. Sampai sekarang belum ada APM yang berniat melawannya.
Baca juga: Cara Aktifkan Teknologi SHVS di Suzuki Ertiga Diesel Hybrid
Tergantung Suzuki India
Sejauh ini Suzuki hanya menawarkan Ertiga Diesel Hybrid satu tipe saja yaitu bertranmsisi manual. Sampai saat ini SIS belum akan mendatangkan versi transmisi otomatisnya sebagai senjata tambahan untuk melawan para pesaingnya.
“Ya belum karena ini (Ertiga Diesel Hybrid) dari India, dan di India pun belum ada yang versi transmisi otomatisnya,” ujar Setiawan Surya, Deputy Managing Director 4W SIS, di Jakarta belum lama ini.
Setiawan menambahkan bahwa sekira 90 persen mobil yang dipasarkan di India menggunakan transmisi manual sebab permintaan mobil di tipe tersebut sangat tinggi. Oleh karena itu Suzuki India masih belum menghadirkan Ertiga Diesel Hybrid bertransmisi otomatis.
Walaupun hanya menawarkan transmisi manual saja bukan berarti Suzuki Ertiga Diesel Hybrid tidak laku. Setiawan mengungkapkan bahwa mobil berbahan bakar solar itu cukup laris di daerah.
“Ertiga Diesel Hybrid ini lebih banyak terjual di Jawa Tengah dan Jawa Timur, jadi mungkin karena karakter di daerah berbeda-beda. Jadi kalau di Jabotabek, mereka (konsumen) masih minta yang transmisi matik sebetulnya. Tapi kan kita enggak punya yang matiknya mungkin kalau ada matic ceritanya beda. Di Jakarta kan di dominasi matic,” pungkas Setiawan.