Toyota Corolla DX, Sedan Retro dengan Perawatan Mudah

Jakarta – Sosok Corolla DX menjadi sedan tua yang tetap eksis sampai sekarang. Sekalipun sudah terbilang uzur, Toyota Corolla DX masih punya banyak penggemar setia yang loyal. Rahasia di balik eksistensi Toyota Corolla DX ialah dari sisi perawatan yang bersahabat.
Toyota Corolla DX atau KE70 merupakan generasi keempat keluarga Toyota Corolla. Meski Toyota Corolla DX KE70 sudah tidak diproduksi, namun mobil ini masih disukai banyak kalangan.
Mobil besutan Toyota ini memang dikenal memiliki mesin yang tangguh sekaligus irit sehingga membuatnya menjadi salah satu mobil retro legendaris. Toyota Corolla DX sayangnya sama seperti sedan sedan kompak 1980 lainnya, tidak mengutamakan kualitas material atau fitur seperti sedan modern.
Toyota Corolla DX juga dapat di kategorikan sebagai sedan yang nyaman untuk dikendarai. Sedan ini punya kesan retro yang kuat, sehingga sering menjadi pilihan penggemar mobil 80-an. Karena minim fitur canggih, maka harganya juga cukup bersahabat.
Untuk Corolla DX ini harga bekasnya relatif terjangkau bagi kalangan pemula yang ingin punya mobil. Dengan harga mulai dari Rp 40 juta, kita bisa mendapat unit Corolla DX dalam kondisi baik dan layak pakai.
Isi Konten
Perbedaan Desain di Corolla DX
Toyota Corolla DX KE70 diperkenalkan dalam tiga varian yaitu sedan 4 pintu, coupe and wagon. Namun varian yang masuk resmi Indonesia hanya versi sedan 4 pintu saja.
Dari awal produksi, Toyota Corolla DX ini mengalami empat kali facelift minor. Corolla DX batch pertama pada 1980 memiliki desain berupa lampu bulat berjumlah 4 buah dengan penggunaan bumper besi yang disertai karet.
Kemudian pada 1981, Toyota mengubah lampu depan menjadi model kotak. Selanjutnya pada 1982, Toyota mengubah sein depan yang ada di sisi samping dengan desain lampu belakang yang baru.
Berlanjut pada Corolla DX 1983, sedan kotak ini bisa kita kenali dari bumper urethane yang panjang. Sementara di dashboard memakai tachometer yang baru. Varian DX keluaran atau versi 1983 bisa dibilang cukup laris dan sukses terjual cukup banyak di Indonesia.
Toyota Corolla DX jugalah yang menjadi edisi penutup sedan Corolla berpenggerak roda belakang. Desain body Corolla DX khas kotak ala mobil 80-an dengan alur dan aksen minimal terbukti mampu bertahan hingga kini.
Perawatan Corolla DX, Bisa Substitusi Part Kijang
Bicara soal perawatan, Corolla DX ini cukup mudah dipelihara terutama kalangan pemula yang baru main mobil. Pasalnya, Corolla DX ini punya banyak kesamaan dengan Toyota Kijang. Bila butuh substitusi atau modifikasi part, bisa memakai dari Kijang.
Untuk memelihara mobil satu ini memang tidak sulit karena peranti elektronik yang ada pada Corolla DX pun juga sedikit. Perawatan rutin hanya perlu mengganti oli mesin dan busi saja.
Toyota Corolla DX menggunakan mesin tipe 3K 8 valve SOHC. Mesin ini memiliki kapasitas 1.300 cc (1,3 liter). Tenaga yang dihasilkan maksimal 62 HP pada 5.600 rpm dan torsi maksimum 97 Nm pada 3.600 rpm.
Dapur pacu Corolla DX menggunakan sistem karburator dengan OHV, serupa milik Toyota Kijang 5K dan 7K. Bedanya hanya pada kapasitas mesin Kijang yang lebih besar.
“Mesin tidak diragukan lagi, perawatannya nggak susah. Sama seperti Kijang lama (rancangan mesinnya), jadi nggak beda jauh merawatnya,” ucap Denta Adji, salah seorang pemilik Corolla DX yang dihubungi Carmudi.
Mesin 3K ini menurut Denta terkenal sebagai mesin yang tangguh, mudah untuk rawat, bandel, dan memiliki daya tahan tinggi. Karena itu, suku cadangnya bisa didapat dengan mudah di pasaran dengan berbagai kualitas dan harganya yang relatif murah.
Ketersediaan Part Corolla DX Mudah Didapatkan
Ketersediaan spare part atau suku cadang Toyota Corolla DX relatif cukup mudah dijumpai. Bahkan mobil sedan ini juga bisa dilakukan substitusi memakai Toyota Kijang kapsul yang tahunnya lebih muda.
“Transmisi bawaan DX yang 4-speed bisa diganti punya Kijang yang 4-speed. Selain itu, kalau mau pasang power steering juga bisa memakai kepunyaan Kijang kapsul. Corolla DX bisa substitusi dengan Kijang K-Series, entah itu Kijang kotak atau Kijang kapsul,” ungkapnya.
Berdasarkan beberapa sumber menyebut, kemampuan bermanuver dan handling Toyota Corolla DX KE70 dapat dikategorikan sebagai sedan yang nyaman untuk dikendarai. Bahkan, Corolla DX dibangun menggunakan platform yang sama seperti pada Toyota AE8.
Mulai dari sasis, Corolla DX juga menggunakan bagian yang sama termasuk poros prop, gearbox, dan suspensi Toyota AE8. Ini membuat Corolla DX bisa ditransformasikan menjadi mobil drift yang sangat kompetitif dengan hanya beberapa sentuhan modifikasi dan tune up mesin.
Kelemahan Toyota Corolla DX, Khas Mobil Lawas
Membahas kelemahan sedan retro ini, lebih cenderung karena usia. Hal yang sering kita temui ialah body dan kolong yang sudah keropos karena termakan karat.
Cara mengatasinya yaitu dengan menambal ulang bagian body yang keropos dengan plat besi di bengkel body repair. Supaya body tidak banyak yang keropos maka perlu rajin membersihkan mobil agar tidak muncul karat di body.
Memasang Power Steering Kijang, Solusi Setir Jadi Ringan
Namanya mobil lawas, apalagi bukan mobil mewah pada masanya, maka fiturnya juga tidak melimpah. Corolla DX yang ada di Indonesia tidak memiliki power steering sehingga cukup membutuhkan tenaga bagi pengemudi saat memutarnya. Sebagai gambaran saja, sebenarnya setir Corolla DX tidak seberat Kijang.
Dengan kondisi setir yang berat tentunya akan sangat mengganggu saat dipakai, terutama saat dipakai untuk parkir di tempat yang sempit. Kita lagi-lagi bisa memanfaatkan part Kijang tahun muda (bukan Innova), yaitu bagian power steering untuk membuat setir sedan kotak ini lebih ringan.
Namun bila enggan mengubah secara ekstrim, masih ada racikan ala pemilik Corolla DX supaya setirnya tidak berat. Racikannya berupa mempertahankan setir standar dan memakai velg ukuran 13 inci.
Artinya, kita masih bisa memakai velg aftermarket asalkan ukurannya mirip seperti standar. Menurut Denta, konsep racing kurang cocok diterapkan pada Corolla DX dari segi kenyamanan berkendara.
“Kombinasi setir racing dan velg gede bikin berat. Sebab, makin gede velg membuat roda juga makin berat. Selain itu, kalau pakai setir racing ukurannya lebih kecil, sehingga moment putar juga lebih kecil,” urainya.
Mengatasi Setir yang Berat
Apabila resep memakai velg 13 inci dan setir standar masih tetap berat, kalian patut curiga adanya kerusakan di bagian setir. Persoalan tersebut bisa disebabkan oleh hilangnya pelumas di dalam rack end atau ball joint rusak.
Apabila rack end kurang pelumas menyebabkan gigi-gigi rack end aus, maka harus diganti dengan rack end yang baru. Sebab rack end tersebut dibuat satu paket.
Kemudian, untuk kerusakan pada ball joint ini sebenarnya bisa diatasi dengan cara diservis pada bengkel kaki-kaki. Namun jika sudah terlalu sering diservis maka sebaiknya dibelikan yang baru untuk kenyamanan dalam berkendara.
Penulis: Yongki
Editor: Lesmana