Berita Mobil

Transmisi Dual Clutch Dianggap Ketinggalan Zaman, Waktunya Pensiun?

transmisi dual clutch

Transmisi Dual Clutch Masih Digunakan Sebagian Kecil Pabrikan Mobil (Foto: Paultan)

London – Transmisi otomatis di mobil terdiri dari berbagai jenis, salah satunya yaitu dual clutch. Jenis transmisi yang satu ini menuai banyak pujian karena mampu menggantikan peran konverter torsi. Transmisi dual clutch dirancang dengan memakai kopling ganda baik itu kering atau basah.

Ternyata rancangan ini menurut pabrikan banyak memiliki kelemahan, sehingga pabrikan mobil terpaksa memakai transmisi konvensional. Lantas, dengan segala kekurangan yang ada, apakah transmisi dual clutch harus pensiun?

Dikutip dari Car and Driver, Andy Palmer selaku CEO Aston Martin memiliki gagasan demikian. Menurut Palmer, kopling ganda diatur sebagai jalan tengah saat mobil tidak memakai konverter torsi otomatis. Bisa dibilang, transmisi ini seperti transmisi otomatis rasa manual.

“Transmisi ini rancangannya tidak sempurna dan entah bagaimana ide soal dual clutch ini menghasilkan perpindahan yang sangat cepat. Padahal itu semua hanya mitos,” ungkap Palmer.

Mantan Chief Planning Officer Nissan ini menyebut bila dual clutch pada dasarnya merupakan suatu bentuk kompromi dan teknologi yang ada saat ini telah berhasil menyempurnakan kinerja dari sistem transmisi dual clutch. Dari segi biaya, membangun transmisi otomatis dual clutch juga lebih mahal ketimbang girboks otomatis konvensional biasa dengan konverter torsi.

“Sebuah girboks otomatis konvensional seperti ZF lebih murah. Sebenarnya tidak masuk akal ketika Anda berpikir bahwa girboks manual sanggup bertahan karena menjadi pilihan yang lebih murah. Di antara keduanya, ada begitu banyak teknologi yang dikombinasikan ke DCT untuk membuat suatu transmisi bekerja (sesuai keinginan),” tambah Palmer.

Sistem Transmisi Otomatis Konvensional Kian Sempurna

Seiring kemajuan teknologi, pabrikan kendaraan beserta pemasok transmisi terus menyempurnakan kinerja transmisi otomatis. Perpindahan gigi dibuat agar semakin cepat dan responsif. Sistem planetary gear bisa mengatur kebutuhan torsi saat akselerasi.

transmisi dual clutch

Transmisi Otomatis Konvensional Buatan ZF (Foto: Wikipedia)

“Masalah ini cukup berat (perpindahan gigi pada DCT). Kerugian yang jadi masalah sebenarnya dalam transmisi DCT adalah proses perpindahan gigi. Sekarang ini perpindahan gigi lebih cepat menggunakan planetary gear transmisi otomatis karena Anda dapat mengontrol torsi,” jelas Palmer.

Permasalahan lainnya yang cukup mendasar ialah teknologi dual clutch ini masih digunakan secara eksklusif oleh pabrikan supercar kelas atas seperti Ferrari dan McLaren. Volkswagen juga masih menyediakan transmisi dual clutch ini dalam skala besar. Namun demikian, tren yang ada perlahan akan berubah.

“Sekarang akselerasi 0-100 km/jam menjadi lebih cepat dengan transmisi otomatis konvensional. Kinerja transmisi ini mengambil segala keunggulan yang ada dari sistem kopling ganda,” ungkapnya. (dna)

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts