Berita

Uji Bahan Bakar B30 Selesai, Hasilnya Diumumkan Bulan Ini

DFSK Super Cab mengikuti uji coba bahan bakar solar B30 (Foto: DFSK)

Jakarta – Uji jalan bahan bakar B30 yang melibatkan beberapa mobil penumpang dan kendaraan komersial telah selesai dilaksanakan. Pengujian berlangsung sejak Juni 2019, menelusuri sejumlah ruas jalan mulai dari Lembang, Subang, Karawang, dan sebagainya. Pengujian dilakukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang ESDM).

“Pemerintah berencana menyampaikan hasil uji jalan dan rekomendasi teknis B30 kepada publik. Rencanannya pada akhir bulan November 2019”, kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, Dadan Kusdiana dalam keterangan resminya.

Dadan menambahkan supaya implementasi bahan bakar B30 di awal Januari 2020 dapat terlaksana dengan baik diperlukan kesiapan dari para produsen biodiesel. Lalu kesiapan industri manufaktur dan masyarakat serta kelengkapan penyediaan infrastruktur.

Saat ini Balitbang ESDM bersama Direktorat Jenderal EBTKE, Badan Pengkajian dan Penerapan Tekonologi (BPPT) tengah menyusun laporan akhir. Juga menggandeng Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), PT Pertamina, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi). Tak ketinggalan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo)

Uji jalan bahan bakar B30 pada kendaraan diesel, dilaksanakan mengacu kepada hasil monitoring dan evaluasi uji jalan B20 yang dilaksanakan pada pada 2015. Uji jalan bahan bakar B30 bertujuan memperbaiki kualitas, penanganan, transportasi, fasilitas pencampuran (blending) dan penyimpanan. Partisipasi anggota Gaikindo untuk uji jalan ini juga bertambah. Jumlah merek kendaraan yang diuji sekarang lebih banyak yakni tujuh merek kendaraan, sementara 2015 hanya empat merek kendaraan.

Hasil Perbandingan

Bahan Bakar B30 yang digunakan pada kegiatan uji jalan ini merupakan campuran dari 70% minyak solar (B0) dan 30% biodiesel (B100). Dengan kandungan monogliserida maksimum sebesar 0,55 % massa dan kandungan air maksimum sebesar 350 mg/kg.

Ini lebih rendah jika dibandingkan dengan biodiesel (B100) yang digunakan untuk campuran B20 saat ini. Nilai tersebut merupakan usulan perbaikan standar mutu biodiesel sebagai campuran minyak solar yang akan diimplementasi di tahun depan.

Hasil perbandingan uji jalan kendaraan yang menggunakan bahan bakar B20 dengan B30 menunjukkan daya kendaraan turun sampai dengan 1.7%, namun ada pula yang naik sampai dengan 1.6%, bergantung kepada teknologi mesin kendaraan.

“Pemakaian bahan bakar B30 dapat berdampak pada filter kendaraan baru atau kendaraan yang belum pernah menggunakan bahan bakar dengan campuran biodisel, khususnya pada kilometer awal pemakaian (7.500 – 15.000km). Namun setelah penggantian filter, kendaraan kembali normal sampai dengan periode penggantian selanjutnya,” pungkas Dadan.

Penulis: Santo

Editor: Lesmana

Santo Sirait

Santo Sirait sebelumnya Jurnalis di Okezone.com, pindah ke Carmudi.co.id sebagai Reporter pada November 2017. Fokus di sektor otomotif, terutama meliput tentang mobil, motor dan industri otomotif. Santo dapat dihubungi di santo.evren@icarasia.com

Related Posts