Sepeda motor Sumber informasi

Vespa Jadi Penghancur Tank dan Pesawat di Jaman Perang

Jakarta – Perang Dunia II jadi ajang perlombaan senjata dan artileri di antara negara yang bertikai. Industri dipaksa menciptakan kendaraan atau senjata untuk bertempur. Piaggio sebagai salah satu pelaku industri juga ikut menciptakan kendaraan tempur dengan membuat Vespa Bazooka.

Saat ini, grup Piaggio adalah salah satu produsen sepeda motor terbesar di dunia, dengan lebih dari 70.000 karyawan dan operasional di lebih dari 50 negara. Tagline Vespa ‘bukan hanya skuter, tapi gaya hidup’ ikut berlaku di jaman perang. Gaya hidup saat itu dituntut untuk memenangkan pertempuran.

Baca juga:
Vespa 946 RED Edition Resmi Meluncur, Tak ada Perubahan Spesifikasi
Vespa Luncurkan Senjata Andalannya “Vespa GTS Super”

Dikutip dari The Vintage News, Vespa awalnya bukan produsen sepeda motor, tetapi industri dirgantara. Perusahaan ini didirikan oleh Rinaldo Piaggio pada 1884. Piaggio awalnya memproduksi gerbong kereta, kemudian beralih ke produksi pesawat beberapa tahun kemudian.

Pada 1917, perusahaan memperluas fasilitas produksi dengan membangun pabrik baru di Pisa. Pada 1921, Piaggio mengakuisisi pabrik lain di Pontedera, tempat dimana mereka memproduksi mesin pesawat pembom. Pabrik ini menjadi sasaran strategis selama Perang Dunia II. Pada 31 Agustus 1943 pabrik Piaggio di Pontedera hancur karena gempuran pasukan sekutu.

Pada 1944 Enrico Piaggio, putra Rinaldo, memerintahkan para insinyur Piaggio untuk merancang skuter. Mereka membuat prototip bernama MP5, lebih dikenal dengan nama Paperino. Enrico tidak puas dengan penampilan skuternya. Ia kemudian meminta kepada insinyur aeronautika, Corradino D’Ascanio, untuk mendesain ulang.

Pada 1946, model MP6 diciptakan dan saat dipresentasikan ke Enrico, pihaknya langsung dipanggil Vespa oleh pemiliknya. Istilah Vespa dalam bahasa Italia berarti tawon.

Vespa Bazooka

Vespa Bazooka

Vespa telah menghasilkan banyak model selama bertahun-tahun, digunakan untuk berbagai keperluan. Namun, ada satu model yang akan tetap dikenal sebagai skuter paling berbahaya yang pernah dibuat yakni Vespa TAP 150. Skuter ini terinspirasi dari Cushman, tunggangan pasukan parasut Amerika Serikat.

Awal Mula Vespa Bazooka

Vespa Bazooka

Vespa Bazooka

Skuter ini merupakan pesanan khusus militer Prancis pada 1950-an. Dalam tender Vespa Bazooka ini diikuti oleh tiga merek yaitu Valmobile 100, Bernardet 250 dan assembling Vespa. Akhirnya, Produksi TAP 150 dilakukan oleh ACMA, manufaktur Prancis yang memegang lisensi model Vespa.

ACMA memproduksi TAP 150 dengan biaya yang relatif murah saat itu, sekitar US$500. Model ini pertama kali diperkenalkan pada 1956 dan diperbaharui pada 1959. Kiprah TAP 150 ini bakal digunakan oleh Troupes Aéro Portées (TAP) pada konflik Indochina dan Aljazair.

Vespa tempur dibangun dengan rangka yang diperkuat. Sementara itu, mesinnya satu silinder berkubikasi 146cc 2-tak. Kecepatan maksimummya mencapai sekitar 65 km/jam. Senjata yang dibawa tak main-main, bazooka M20 dengan hulu ledak HEAT yang bisa menghantam baja setebal 100mm.

Medan Tempur Vespa Bazooka

Vespa Bazooka

Vespa Bazooka

Bisa dibilang, Vespa ini jadi meriam ringan yang berjalan di medan perang. Senjata ini bisa langsung digunakan menembakkan mortir ketika dibutuhkan. TAP 150 membuktikan dirinya cukup berguna melawan kendaraan lapis baja dalam Perang Aljazair.

Bila dibutuhkan, TAP 150 juga berfungsi sebagai meriam anti serangan udara yang menghalau penerjun payung. Vespa tempur ini disembunyikan antara tumpukan jerami. Terdapat dua TAP 150 dengan fungsi masing-masing untuk membawa amunisi dan menembakkan roket ke pesawat.

Begitu serba guna kendaraan ini, TAP 150 saat bertempur kadang sering difungsikan menarik trailer berisi logistik atau tripod untuk meriam. Kesuksesan Vespa Bazooka ternyata hanya bertahan di masa TAP 150. Skuter ini tidak lagi berdinas setelah pertempuran di Indochina dan Aljazair.

Di era berikutnya, Piaggio memperkenalkan Vespa Force Armate di awal 1950-an. Spesifikasi yang dimiliki skuter ini memenuhi syarat yang dibutuhkan oleh NATO. Namun disayangkan, Enrico Piaggio menarik diri dari negosiasi bersama NATO dan pihak militer sehingga Vespa Force Armate urung menjadi kendaraan tempur. (dna)

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts