Komersial

Penjelasan Volvo Soal Kesulitan Sopir Truk Jepang yang Beralih ke Merek Eropa

Volvo FMX400 dibekali banyak fitur canggih, tidak seperti truk Jepang di Indonesia

Jakarta – Kendaraan angkutan barang seperti bus dan truk di Indonesia tidak hanya didominasi merek-merek asal Jepang. Masih ada sebagian kecil terutama angkutan berat dan bus premium yang memakai merek asal Eropa. Masalahnya, tidak semua pengemudi truk bisa cepat beradaptasi di balik kemudi Jepang ke Eropa seperti Volvo.

Bahkan, ada istilah bila sopir truk atau bus Eropa sangat cepat beradaptasi ketika mengemudikan merek Jepang. Tapi sebaliknya, sopir truk merek Jepang kerap kesulitan mengendarai truk Eropa yang menurut mereka ‘njelimet’. Untuk mendapat torsi dan tenaga yang tepat pun tidak semudah ketika mengemudi truk Jepang.

“Sebenarnya tidak sulit-sulit banget, cuma di truk Jepang fitur yang ada itu yang masuk Indonesia enggak selengkap truk Eropa. Sehingga dari habit mereka yang cuma driving saja, ada tambahan fitur ini-itu. Mereka harus bisa lakukan saat operasional malah kerepotan sendiri,” ujar Isdanarto, selaku Driving Trainer PT Wahana Inti Selaras.

Karena operasional fitur ini cukup rumit, maka pengemudi juga perlu mendapat pelatihan khusus sebelum mengemudikan truk Eropa. PT Wahana Inti Selaras selaku distributor truk Volvo di Indonesia bahkan perlu menyiapkan pelatihan kepada pengemudi setiap pengiriman unit baru ke perusahaan logistik. Bila tidak bisa memanfaatkan fitur di dalam truk secara maksimal, maka performa mobil tidak mampu bekerja secara optimal.

“Makanya kita setiap delivery truk selalu dibarengi dengan training. Pelatihan untuk yang megang, biasanya ada yang batangan (pengemudi utama) dan serepnya. Pengiriman satu truk bisa kita kasih pelatihan kepada tiga orang pengemudi dan seterusnya,” tutur Isdanarto saat berbincang pada Carmudi.

Mengemudikan Truk Jepang Serupa Memakai Ponsel Jadul

Hino Safety Driving

Hino Safety Driving . (Foto: Carmudi/Yongki)

Isdanarto pun menganalogikan kesulitan yang dialami sopir ketika mengemudikan merek Jepang dan Eropa. Kesulitan diantara dua jenis truk itu mirip seperti orang yang menggunakan smartphone modern dengan ponsel lawas era polifonik. Pengguna smartphone lebih mudah beradaptasi memakai ponsel lawas.

“Fitur yang ada di merek Jepang yang masuk Indonesia cuma sedikit. Ini seperti pakai handphone polifonik ‘jadul’ yang cuma bisa sms dan telepon kemudian dikasih smartphone, pasti utak-atik dulu. Tetapi kalau biasa pegang smartphone lalu pegang smartphone polifonik langsung bisa karena lebih simpel,” jelasnya.

Truk Volvo yang masuk ke Indonesia rata-rata dibekali dengan mesin raksasa, dengan kapasitas di atas 10.000 cc. Sebaliknya, truk Jepang hanya dibekali mesin 6.000 sampai 8.000 cc. Sekalipun bermesin besar, Isdanarto menyebut bila konsumsi bahan bakar sudah dirancang agar sangat efisien dengan fitur transmisi canggih.

“Engine volvo truk dikembangkan di putaran rendah sudah mendapat torsi maksimum. RPM rendah di 1000-1500 sudah mencapai puncak torsi, sehingga fuel efficiency lebih bagus,” kata Isdanarto.

Baca juga:

Ini Pentingnya Adu Keterampilan Pengemudi Truk Volvo Bagi Pengusaha Logistik

 

Penulis: Yongki Sanjaya

Editor: Dimas

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts