Berita

Wacana Pajak 0 Persen Berdampak pada Penjualan Mobil Bekas

Penjualan mobil bekas

Gara-gara wacana pajak mobil baru 0 persen, penjualan mobil bekas turun (Foto: Carsentro)

Jakarta – Gara-gara wacana pajak mobil baru 0 persen atau pemangkasan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) penjualan mobil bekas mengalami penurunan. Hal ini disampaikan langsung oleh Chief Operating Officer (COO) Mobil88, Halomoan Fischer.

Menurut pengamatan dirinya, penurunan penjualan begitu terasa tak lama ketika wacana tersebut dicetuskan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, pada September lalu.

“Menurut saya pengaruhnya terhadap penjualan mobil bekas cukup besar. Karena waktu itu wacananya sangat general, bahwa ada relaksasi atau penghapusan pajak untuk mobil baru. Tetapi pajak mana yang mau dihapus itu kan juga belum clear, ya. Tetapi hitung-hitungannya banyak orang yang mengira-ngira penurunan harga mobil baru antara 25 persen sampai 40 persen,” ungkap Fischer saat ngobrol virtual dengan Forwot, Rabu (18/11/2020).

Banyak konsumen yang terpaku dengan perkiraan tersebut. Oleh karena itu tidak sedikit yang beranggapan lebih baik membeli mobil baru karena harganya pasti lebih murah ketimbang mobil bekas.

“Katakanlah penurunannya sampai 40 persen, mobil bekas yang sudah berumur empat sampai lima tahun saja bisa lebih mahal dibanding mobil baru. Makanya penurunan penjualan mobil bekas sangat signifikan. Begitu market melihat harga mobil baru akan turun sehingga murah, maka setop lah orang beli mobil bekas,” terang Fischer.

Kalaupun ada konsumen yang membeli mobil bekas saat itu, lanjut dia biasanya meraka yang benar-benar butuh mobil untuk mobilitas.

Beruntung beberapa minggu setelah wacana tersebut bergulir, Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan mengeluarkan keputusan menolak pemberian pajak 0 persen untuk mobil baru. Setelah itu penjualan mobil bekas kembali meningkat.

Penjualan Mobil bekas

Mobil bekas terkena imbas pandemi covid-19 (Foto: Carsentro)

“Nah saat itu langsung terasa kenaikan penjualan mobil bekas, karena yang tadinya konsumen menahan langsung beli. Itu terasa dari pertengahan Oktober bahkan sampai hari ini terasa bedanya,” ungkap dia.

Butuh Stimulus

Seandainya pemerintah memberikan stimulus mobil baru, Fischer berharap mobil bekas bisa mendapat perlakuan yang sama.

Semisal berupa keringanan biaya balik nama. Dengan demikian kemungkinan besar bisa menggerakkan pasar otomotif ke arah yang lebih baik lagi di tengah kondisi pandemi Covid 19 sekarang ini.

“Kebanyakan pembeli mobil bekas belum tertib untuk balik nama. Yang saya tahu balik nama itu butuh biaya tambahan. Supaya hal tersebut tidak terjadi di saat seperti sekarang ini, kalau bisa ada keringannan biaya balik nama atau mungkin dihilangkan sementara. Mungkin dengan cara itu akan menodorong pembeli mobil bekas untuk bergegas mengganti nama,” pungkas dia.

 

Penulis: Santo Sirait

Editor: Dimas

Baca Juga: Pasar Otomotif Belum Stabil Merek Honda Bayangi Penjualan Daihatsu

Santo Sirait

Santo Sirait sebelumnya Jurnalis di Okezone.com, pindah ke Carmudi.co.id sebagai Reporter pada November 2017. Fokus di sektor otomotif, terutama meliput tentang mobil, motor dan industri otomotif. Santo dapat dihubungi di santo.evren@icarasia.com

Related Posts