Mobil

Waspadai Penyakit Honda Brio, Sepele Tapi Mengganggu

Honda Brio punya penyakit khas yaitu kabin kurang senyap. Foto/Carmudi.

JakartaHonda Brio menjadi salah satu city car yang cukup laris. Mobil ini memiliki bodi yang mungil, mesin yang cukup bertenaga, serta lincah dikendarai. Namun demikian, ada beberapa penyakit Honda Brio yang dikeluhkan pemiliknya.

Masalahnya yang muncul memang tidak krusial, tapi bakal mengganggu. Keluhan ini muncul sejak generasi pertama dan ada yang ikut terbawa di generasi kedua.

Brio dinilai cukup memuaskan dari sisi harga dan fitur. Namun sayangnya, mobil perkotaan ini juga tak luput dari keluhan akibat cost down produksi. Keluhan khas mobil murah paling sering jadi buah bibir kalangan pemilik Honda Brio.

Sebelum lebih jauh mengupas penyakit dan serba serbi kelemahan di Honda Brio, kami ajak Anda untuk flashback melihat perkembangan Honda Brio mulai generasi pertama. Tidak seperti sekarang, dahulu Honda Brio kastanya sedikit lebih tinggi dan setara Sirion.

Bukan tanpa alasan, karena Honda Brio pada awal kemunculannya di tahun 2011 hadir dengan mesin 1.300 cc. Seiring regulasi pemerintah yang menghadirkan kelas mobil murah atau low cost green car di tahun 2013, Honda lantas meluncurkan Brio Satya bermesin 1.200 cc.

Kemunculan Brio Satya dengan mesin 1.200 cc ini sekaligus menggantikan generasi Brio 1.300 cc keluaran pertama. Eksistensi mesin 1.200 cc di Honda Brio bahkan bertahan sampai generasi kedua. Artinya mesin Brio yang sekarang adalah warisan dari era awal LCGC.

Pada generasi kedua, PT Honda Prospect Motor berfokus pada ubahan desain dan setting mesin. Sementara itu, basis kendaraan dan mesin belum banyak berubah. HPM memisahkan Brio jadi dua yakni Brio RS untuk segmen city car dan Brio Satya untuk segmen LCGC dengan harga lebih terjangkau.

Penyakit Khas Honda Brio, Kabin yang Berisik

Kabin Honda Brio RS. Foto/Istimewa

Karena menyasar segmen yang lebih terjangkau di kelas LCGC, Honda pun terpaksa ikut menekan biaya produksi Brio supaya harganya murah. Sebagai akibatnya, city car ini punya kabin yang kirang nyaman dan bising, bahkan sejak generasi pertama. Ini disebabkan banyak hal, terutama dari sisi peredaman kabin.

Untuk generasi pertama, suara gaduh juga muncul karena ada bagian panel yang kurang rapat. Panel penutup airbag penumpang di dasbor ternyata kurang rapat, sehingga membuat penampilan di sisi penumpangnya jadi ada celahnya.

Tidak cuma itu, bagian dasbor yang pemasangannya kurang rapat dari pabriknya menjadikan gejala gruduk-gruduk saat mobil berjalan di aspal yang kurang mulus. Suara bising juga muncul dari bagian sekitar pilar A untuk Brio Satya.

Ini karena peredaman kabin yang terdapat di bagian tersebut kurang tebal lalu posisinya juga berdekatan dengan dasbor yang pemasangannya kurang rapat dari pabriknya. Akibatnya sudah bisa ditebak, kebisingan dari bagian depan terdengar cukup jelas.

Berdasarkan informasi dari forum hondabrio.org keluhan soal dasbor kendor bisa diatasi dengan mengencangkan baut-baut dudukannya oleh bengkel resmi. Untuk model facelift Honda Brio yang keluar pada 2016 dan generasi kedua muncul, masalah pilar A sudah terselesaikan dengan baik. Untuk peredam kabin, kita bahas di bagian berikutnya.

Peredaman Kabin Kurang Senyap

All New Honda Brio Satya - Interior (Carmudi/Fransiscus Rosano)

Kabin All New Honda Brio Satya – Interior (Carmudi/Fransiscus Rosano)

Masalah Honda Brio lainnya yang sering dikeluhkan adalah suara mesin dan gesekan ban terdengar masuk ke dalam kabin. Bisa dimaklumi bila kabin Brio tidak sesenyap di mobil Honda lainnya yang lebih mahal.

Bagi kalian yang butuh kabin lebih senyap, Honda Brio memang bukan mobil yang cocok dengan kebutuhan tersebut. Jika demikian, maka solusinya adalah menambahkan peredam aftermarket pada bagian panel pintu. Bagian yang perlu mendapat upgrade antara lain peredam di pintu, bodi dan bagian karet pintu. Nah, peredam aspal pada bagian pintu dan beberapa bodi perlu ditambah selembar.

Agar suara tidak masuk dari celah-celah pintu, maka karet pintu juga perlu diganti dengan produk aftermarket yang lebih tebal. Jangan lupa, tambahkan juga karpet lantai dan peredam aspal yang cukup tebal agar suara ban bisa lebih senyap di kabin. Namun, kita harus tahu konsekuensinya yaitu bobot mobil yang semakin berat karena penambahan peredam itu.

Mesin Boros di Brio Generasi Pertama?

Honda Brio

Mesin 1.200 cc di Honda Brio menjadi penyempurnaan karena lebih irit dan tetap bertenaga. Foto/Carmudi Indonesia.

Kelemahan berikutnya yang cukup sering dikeluhkan oleh para pemilik Honda Brio ialah soal konsumsi bahan bakar yang relatif boros di versi 1.300 cc. Untuk pemakaian dalam kota, konsumsi bahan bakarnya berkisar 8-10 km/liter dan jalur luar kota sekitar 14 km/liter untuk pemakaian normal.

Ini sedikit melenceng dari klaim Honda saat itu yang menyebut konsumsi BBM Honda Brio mencapai 20 km/liter untuk mesin 1.300 cc. Borosnya konsumsi BBM di Brio sebenarnya bisa karena beberapa alasan, seperti karakter Honda Brio ini lincah dan akslerasinya bertenaga sejak putaran bawah.

Ini kadang membuat pengemudi Brio sedikit lupa diri dan memacu mobilnya lebih kencang. Supaya tetap irit, kita bisa menekan konsumsi bahan bakar Honda Brio dengan eco driving. Caranya yaitu berusaha berkendara konstan pada kecepatan antara 60-80 km/jam atau tidak lebih dari 3.000 rpm.

Tidak Punya Kamera Mundur

Interior All new Honda Brio tipe RS. Foto/Carmudi.

Keluhan yang cukup sering terlontar dari pemilik Honda Brio generasi kedua yaitu ketiadaan kamera mundur dan sensor parkir. Di jaman sekarang, kedua fitur tadi perlu tetap ada sekalipun pada city car.

Sayangnya, hal tadi tidak bisa dimaklumi karena kamera mundur tidak ada pada Brio RS dengan alasan menekan harga jual. Padahal, harga Honda Brio RS kini Rp 199 jutaan dan cukup mahal untuk ukuran city car. Ketiadaan kamera mundur dan sensor parkir membuat parkir mundur cukup repot apalagi di tempat yang sempit.

Mereka pun harus memodifikasi sendiri mobil mereka agar lebih aman saat harus parkir mundur. Mau tidak mau, pemilik Brio harus memasang head unit aftermarket yang telah mendukung fitur kamera parkir. Cara ini perlu dilakukan daripada mobil kesayangan harus lecet akibat parkir mundur yang kebablasan.

Honda termasuk pelit alias tidak jor-joran untuk fitur Honda Brio RS sebagai tipe tertinggi. Fitur safety standar seperti Vehicle Stability Control (VSC) dan Traction Control juga tidak tersedia. Seolah-olah, konsumen Brio ini beli mobil dengan nama besar saja.

Honda Brio Generasi Kedua Tidak Menyediakan Colokan Untuk Charger

All New Honda Brio Satya – Interior (Carmudi/Fransiscus Rosano)

Di era seperti sekarang ini, penggunaan Gawai (gadget) tidak bisa dilepaskan dari gaya hidup. Artinya, kebutuhan pemakaian ponsel pun sangat tinggi termasuk selama di kendaraan. Fasilitas pengisian daya ponsel semakin penting dan dibutuhkan supaya ponselnya tidak lekas mati.

Sayangnya, seluruh varian Honda Brio cuma menyediakan colokan untuk charger di depan saja. Untuk penumpang di baris kedua tidak tersedia colokan usb lighter. Akibatnya, penumpang di baris kedua terpaksa harus kerepotan saat akan mengisi daya karena harus menumpang colokan di depan.

Bukan tidak mungkin, penumpang belakang bisa berebut colokan dengan pengemudi bila kondisi mereka sama-sama baterai ponselnya lowbatt. Padahal semestinya sebagai mobil untuk anak muda, Brio sudah memiliki USB Charging terpisah untuk penumpang di belakang.

Penulis: Yongki

Editor: Lesmana

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts