Site icon Carmudi Indonesia

Menengok Sepak Terjang “Mobnas” Pedesaan Kiat Mahesa

Kiat Mahesa

Mobil pedesaan bernama Kiat Mahesa. Foto/Youtube.

Jakarta – Masih hangat dibicarakan produk yang “ber-aroma” mobil nasional alias mobnas yaitu kendaraan produksi dalam negeri, Mahesa (Moda Angkutan Hemat Perdesaan). Bahkan istimewanya produk ini mencuri perhatian dari Presiden Joko Widodo yang menyempatkan berkunjung di pabrik Kiat Motor, Klaten Jawa Tengah.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kiat Motor sebelumnya juga ikut menggagas pembuatan mobil Esemka yang pernah dipromosikan oleh Presiden Joko Widodo saat masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Lama “terbenam” proyek ESEMKA akhirnya pemilik Kiat motor yang bernama Sukiat menggagas kendaraan pedesaan, meskipun tak berselang lama Kemenperin dan IOI mempunyai agenda yang sama.

Ide Sukiat untuk mewujudkan kendaraan pedesaan diterjemahkan mejadi Kiat Mahesa. Dimana selama ini belum tersedia kendaraan multi fungsi yang mempunyai standart pabrik untuk para petani atau masyarakat desa.

Ya, selama ini banyak dijumpai di desa-desa kendaraan modifikasi yang apa adanya digunakan untuk angkutan umum maupun fungsi lain.

Kendaraan besutan KIat Motor ini tak hanya dapat mengangkut hasil pertanian warga, tetapi juga dilengkapi dengan mesin giling, mesin cacah, dan lainnya yang disesuaikan dengan pertanian warga.

Pastinya tak jauh beda dengan gagasan Kemenperin dan IOI yang bertujuan diantaranya untuk menghemat biaya produksi hasil panen dan efisiensi waktu.

Rupanya dalam pengembangan Kiat Mahesa, Kiat Motor tak berjalan sendiri, juga menggandeng dari IOI,PIKKO, JERICHO, Karoseri ABC. Serta sejumlah universitas, dan beberapa vendor lainnya.

Baca juga: Ternyata Ada 3 Jenis Mobil ESEMKA dan Bisa Dibeli Online

Baca juga: Apa Kabar dengan Mobil Pedesaan?

Langkah Sama denga ESEMKA

Bila dilihat hal ini sama persis seperti proyek ESEMKA yang dibagun dibangun dari beberapa UKM (Usaha Kecil Menengah). Kemudian diintegrasikan dengan ESEMKA kemudian menjadi mobil. Setelah jadi mobil, tahapan berikutnya ada sertifikasi, ada uji emisi.

Memang ini masih belum final, Mahesa Nusantara masih dalam pengembangan terutama pada desain engineering, rantai pasok, tooling, dan berbagai persiapan lainnya. Belum lagi harus melalui beberapa pengujian agar bisa diproduksi massal.

Kendaraan pedesan ini dibekali dengan mesin diesel 650 cc dengan satu silinder. Serta daya 16,8 PS at 3600/12,5 KW at 3600 serta Torak 29,7 Nm st 2600 dan berbahan bakar solar.

Sementara kecepatan maksimum hanya mencapai 55 km per jam. Ada beberapa varian untuk model pertama ini yakni double cabin yang bisa diisi lima penumpang. Ada single cabin dan less desk yang hanya cukup diisi oleh dua penumpang.

Untuk penempatan mesin pertanian didesain di bagian belakang yang mempunyai power take off. Yang dapat disambungkan ke peralatan petani atau bahkan dihubungkan ke generator listrik.

Bicara harga kendaraan perdesaan ini dibanderol di kisaran Rp 60 – 70 juta sebelum pajak dan akan diproduksi Agustus 2018. Yang jelas apapun produknya strandarisasi industri otomotif harus dikedepankan, tak hanya asal jadi.