Irfan Bachdim Impikan Miliki Ferrari dan Ducati
Jakarta – Pesepakbola nasional dan juga penyerang Bali United, Irfan Bachdim, mengaku kalau dirinya tak terlalu menggemari otomotif. Meski begitu, bukan berarti ia tak memiliki hasrat sama sekali terkait dengan otomotif.
Bertemu saat peluncuran pelumas terbaru lansiran Mobil Lubricants di Hotel Dharmawangsa, Rabu (17/5), Irfan mengatakan kalau ia memiliki kendaraan idaman. Ia berharap kalau suatu saat nanti bisa mewujudkan keinginannya tersebut.
“Impian saya bisa miliki Ferrari dan Ducati. Untuk mobil, saya suka Ferrari Enzo. Sedangkan untuk sepeda motor, saya lebih pilih Ducati Monster. Alasannya, keduanya memiliki model yang keren dan cepat. Tapi untuk saat ini, saya belum bisa memilikinya karena belum ada uang,” cetus penyerang berusia 28 tahun tersebut.
Mengenai kendaraan harian, Irfan menggunakan Nissan Grand Livina karena di support oleh klub. Tapi untuk menunjang aktivitasnya, ia lebih memilih menggunakan sepeda motor dibandingkan mengendarai mobil.
“Saya lebih memilih naik motor untuk harian, karena males terjebak di kemacetan. Saya menggunakan motor Honda matic. Paling di akhir pekan saja baru saya mengendarai mobil dengan keluarga,” ungkap pemain jebolan FC Utrecht itu.
Ketimbang Mobil Jepang, Irfan Bachdim Lebih Kepincut Mobil Eropa
Selama berada di Bali, Irfan memang menggunakan mobil buatan Jepang. Tapi, ia mengungkapkan kalau mobil-mobil yang menjadi favoritnya, lebih cenderung pada mobil-mobil buatan Eropa.
“Saya tertarik memiliki mobil-mobil seperti Audi dan Mercedes-Benz. Mobil impian memang Ferrari Enzo. Tapi, saya juga kepingin punya Range Rover Evoque yang tipe sport untuk jadi mobil harian saya,” ungkap Irfan.
Eks punggawa Hokkaido Consadole Sapporo itu, juga mengatakan kalau dirinya cukup piawai mengendarai mobil manual dan matic. Baginya tak ada masalah sama sekali untuk mengendarai salah satu di antara kedua model mobil tersebut.
Irfan, yang dibekali kendaraan oleh klub, tetap tak melupakan kewajibannya untuk memiliki surat ijin mengemudi. Terlebih, ia menggunakan mobil atau motor sebagai kendaraan hariannya.
“Saya punya SIM sejak umur 16 tahun. Waktu itu masih di Belanda. Sekarang, saya juga punya SIM Indonesia, A dan C. Bagi saya, punya SIM sangat penting sebagai pengendara kendaraan bermotor,” tandasnya. (Dol)