Berita Sumber informasi

Kelemahan Mobil Otonom: Tidak Tahan Cuaca Ekstrim

mobil otonom

Mobil Otonom dari Ford (Foto: Motor1)

Colorado – Kemunculan mobil self-driving tinggal menghitung hari untuk dipasarkan secara massal. Mobil seperti ini jelas akan memanjakan pemilik atau penggunanya, karena tidak perlu capek-capek lagi menyetir sepanjang perjalanan.

Pengemudi bisa bersantai karena mobil bisa berjalan secara otomatis ke tempat yang kita tuju. Namun demikian, proses pengembangan mobil otonom ini ternyata masih harus menempuh jalan panjang. Tim peneliti harus memperhitungkan ketahanan sistem otonom saat mobil digunakan sebagai kendaraan sehari-hari.

Hal yang paling riskan bagi mobil self-driving sebenarnya adalah kondisi cuaca. Saat terjadi badai matahari, akan menyebabkan peningkatan aktivitas geomagnetik dan radiasi. Akibatnya, dapat mengganggu hubungan mobil otonom antara GPS dan satelit yang memandu arah ke mana mobil harus berjalan.

Scott McIntosh, Direktur Observatorium Ketinggian di National Center for Atmospheric Research di Boulder, Colorado mengaku tidak ingin mobil self-driving terlalu bergantung pada GPS karena potensi buruknya.

“Ada banyak yang memakai GPS ini, dari sudut pandang aktuaria. Apabila semua bergantung (pada GPS), bisa menimbulkan kecelakaan dan merugikan industri tersebut,” ujar McIntosh sebagaimana dikutip dari Bloomberg.

Pengembangan Teknologi Penangkal Cuaca Pada Mobil Otonom

Badai matahari dinilai pada skala lima, dengan tingkat yang terbesar memiliki kekuatan untuk melumpuhkan jaringan listrik dan komunikasi. Ini memaksa insinyur mobil self-driving bekerja untuk memberantas masalah cuaca buruk.

mobil otonom

Mobil Otonom dari Uber (Foto: Electrek)

Mobil otonom mengandalkan sebagian besar pada sensor dan pulsa laser, dikenal sebagai LIDAR, yang membaca lingkungan terdekat serta peta high definition. Apabila cuaca menyebabkan kerusakan, mobil akan tahu dari data yang disimpan di lingkungan sekitar dan apa yang harus dilakukan.

Mobil otonom memang masih butuh banyak penyempurnaan. Sistem dirancang agar bisa mendekati atau bahkan melebihi kemampuan manusia saat mengemudi. Mobil dengan sistem kemudi otomatis masih belum bisa mendeteksi pergerakan penyeberang jalan tiba-tiba di malam hari yang minim penerangan.

Baru-baru ini, Volvo XC90 milik Uber yang dipasangi teknologi self-driving mengalami insiden. Mobil menabrak seorang perempuan yang tengah bersepeda ketika menyebrang jalan sampai tewas. Mobil otonom tidak bisa mendeteksi perempuan itu yang tiba-tiba saja melintas. (dna)

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts