Berita Mobil Reviews Sumber informasi

REVIEW : Nissan Serena, MPV “Van” yang Masih Diminati Konsumen

Jakarta – Meski bukan tipe paling digemari di negara maju, mobil keluarga tetap jadi kendaraan favorit di Indonesia.

Kemampuan mengangkut penumpang termasuk barang bawaan saat mudik misalnya, membuat MPV jadi pilihan menjanjikan di Tanah Air.

Termasuk survivor yang bernama Nissan Serena. Sejak diperkenalkan awal tahun 90-an silam, namanya masih kerap disebut hingga sekarang di saat keluarga mencari mobil yang nyaman dan lega.

Bukan tanpa alasan memang, bentuk mengotak Serena membuat keseluruhan kabinnya menjadi lega. Kepraktisan karena aplikasi sliding door juga jadi faktor yang membuat van dari Jepang ini dicari orang.

Ciri khas mobil boxy sepanjang 4,7 meter ini adalah kenyamanan serta fleksibilitas yang ditawarkan. Ini yang terus diwarisi hingga Serena generasi keempat global atau ketiga di Indonesia.

Sayangnya, di 2017 ini pasar Indonesia sedikit tertinggal, karena di negara asalnya, generasi terbaru dari Serena berkode bodi C27 sudah dikeluarkan.

Untungnya, penyegaran tengah tahun yang diberikan PT Nissan Motor Indonesia tetap membuatnya kompetitif hingga sekarang.

Nissan Serena

Nissan Serena model 2014-2017 dengan segala kelebihan masih menjadi salah satu alternatif memilih mobil keluarga. Foto/Carmudi Indonesia.

Bicara kompetitif, Serena sedikit diuntungkan berkat salah satu pesaingnya, Toyota Nav1, baru saja discontinued. Praktis kompetitor di segmen medium van alias MPV kotak lainnya hanya tinggal Mazda Biante dan Mitsubishi Delica saja.

Selain tampang yang hingga kini masih terlihat berwibawa berkat paket Autech-nya, fitur standar mobil mewah layaknya passive keyless entry, lampu LED otomatis hingga instrument cluster digital juga jadi keunggulannya.

Sehingga bila yang diminta untuk varian tertingginya berkisar di Rp 460 jutaan, menurut Carmudi Indonesia, Serena masih menawarkan tingkat value for money yang tinggi.

Lalu, apakah ini adalah pilihan mobil keluarga terbaik? Baca hasil test drive lengkap tim Carmudi Indonesia di bawah ya.

Fuel Consumption : 8,3 km/liter (city: Avg. Speed 21,3 km/h),
11,9 km/liter (highway: Avg. Speed 47,6 km/h)
Engine MR20DD, 4-cyl, 1.997 cc, Gasoline Direct Injection, VTC
(Power) 145 hp @ 5.600 rpm | (Torque) 206 Nm @ 4.400 rpm
Transmission CVT with Sport Mode
Acceleration (0-100 km/h) 10,7 s

Gaya Bodi dan Tipe (Score: 9/10)

Meski ditakdirkan sebagai sebuah MPV alias Multi Purpose Vehicle, namun kami lebih suka menyebut Serena sebagai Van. Karena proporsi tingginya yang lebih besar dibanding lebarnya.

Serena juga merupakan van tertua yang pernah dijual PT Nissan Motor Indonesia (NMI) sejak generasi pertamanya dengan kode bodi C23 dulu.

Skip satu generasi, C25, Serena 4th Gen dengan kode bodi C26 tadinya hanya masuk Indonesia dengan dua pilihan varian, 2.0 X dan 2.0 Highway Star.

Keduanya sama-sama hadir dengan mesin baru MR20 yang berkapasitas 1.997 cc.

Dengan perbedaan utama seperti lampu non-LED dan pintu geser elektrik hanya sebelah kiri, harga varian X dibanderol lebih murah Rp 50 jutaan. Dan jadi pilihan sempurna bagi mereka yang ingin menabung namun tetap dapat sebuah medium van mewah.

Nissan Serena

Interior baris kedua Nissan Serena. Foto/Carmudi Indonesia.

Menyusul di 2015 adalah versi facelift, ubahan utama di tampang depan dan belakang. Kini versi Autech yang sempat hadir di C24 kembali lagi dengan selain desain bumper depan dan velg lebih unik.

Ada panoramic sunroof disematkan untuk penumpang baris kedua dan ketiga.

Mempunyai pilihan warna-warna yang cenderung eksentrik, seperti biru muda Light Steel Blue Metallic dan merah Scarlet Red. Sisanya,  standar seperti putih Floral White, silver Diamond Silver Metallic, abu-abu Smokey Grey Metallic dan hitam Phantom Black.

Varian Hybrid maupun berpenggak empat roda seperti di Jepang tidak dimasukkan ke Indonesia. Untuk menghindari harga yang terlalu tinggi.

Spesifikasi dan Performa Mesin (Score: 7/10)

Meski sama-sama menggunakan mesin 2.0L dari generasi sebelumnya, unit di bawah kap depan Serena C26 sudah berganti total.

Kini menggunakan induk MR20 yang sama dengan X-Trail 2.0. Namun kapasitas 1.997 cc-nya didongkrak lagi hingga menghasilkan tenaga 145 hp dan torsi 206 Nm.

Dibandingkan kedua pesaingnya, Toyota Nav1 dan Mazda Biante, angka output tersebut jadi yang terkecil. Sedangkan momen puntir justru yang tertinggi, meski hanya selisih beberapa Nm saja.

Kabar kurang sedap datang dari sang penyalur setiap tenaga kuda tadi ke kedua roda depan. Yup, di 2014 Nissan banyak bereksperimen untuk mengganti transmisi di setiap line up-nya menjadi CVT (Continously Variable Transmission). Sayangnya, CVT Nissan bukan jadi pilihan favorit kami.

Namun ketika diisi penumpang penuh dan melewati tanjakan, karakter akselerasinya akan menjadi jauh lebih berat dan bersuara keras di awal.

Mesin berteriak saat di-kickdown dan tak ada rasanya perpindahan gigi. Respon awal boleh dikatakan sedikit menyentak bila keadaan kabin penuh.

Untuk mengatasi respon menyentak tadi, tersedia mode ECO yang dapat diaktifkan via tombol di ujung kanan dasbor.

Karakternya akan jauh lebih lembut dan lebih cocok untuk menggendong anggota keluarga, meski respon akselerasinya juga cenderung lebih lambat.

Bila ingin bermanuver cepat, tersedia tombol Sport di sebelah kanan tuas transmisi. Yang otomatis menaikkan putaran mesin, agar saat pedal gas diinjak lebih dalam, responnya menjadi lebih instan.

Bila melaju 100 km/jam pada mode normal misalnya, putaran mesin akan berada di 2.000 rpm. Sedangkan di mode Sport akan langsung naik ke 3.250 rpm namun “auman” lebih terdengar.

Oh iya, akan ada efek engine brake ketika deselerasi di dalam mode ini.

Spesifikasi Mesin:

Kode Mesin MR20DD
Teknologi Gasoline Direct Injection, Variable Timing Chain (VTC)
Jumlah Silinder 4, Segaris
Kapasitas 1.997 cc
Rasio Kompresi 10,2 : 1
Layout Mesin Mesin Depan Penggerak Roda Depan
Tenaga Maksimum 145 hp @ 5.600 rpm
Torsi Maksimum 206 Nm @ 4.400 rpm
Transmisi CVT dengan Sport Mode

Data Performa:

0 – 60 km/jam    : 4,7 detik
0 – 100 km/jam  : 10,7 detik
40 – 80 km/jam : 4,2 detik
0 – 400 m            : 17,6 detik

Konsumsi Bahan Bakar (Score: 6/10)

Angka akselerasi Serena tergolong cepat, sayangnya penggunaan transmisi tanpa gigi yang biasa ditujukan untuk membuat konsumsi bahan bakar jadi lebih irit kurang membantu.

Mengelilingi kota Jakarta dengan kombinasi jalan macet dan tol membuat angka di MID berkisar sekitar 8 km/literan saja dengan kecepatan rata-rata di 20-an km/jam.

Nissan Serena

Tampilan informasi cukup lengkap pada spedometer Nissan Serena. Foto/Carmudi Indonesia.

Paling mungkin, cukup borosnya hal di atas karena akselerasi awal cukup berat sehingga pengemudi akan sering menginjak pedal gas lebih dalam, begitu saat menyalip.

Mengingat sejarah Serena C24 yang konon sangat boros bahan bakar, angka di atas masih sangat masuk akal.

Saat dibawa ke luar kota, konsumsinya berkisar di 11-14 km/liter, bila tidak tergiur tenaga mesin yang cukup kuat di putaran atasnya.

Untungnya, kapasitas tangki yang cukup besar, 60 liter, memungkinkan penggunaan jarak jauh tak banyak ke POM bensin.

Apalagi ketika memanfaatkan mode ECO dengan bijak. Saat perjalanan jauh, Serena menyediakan cruise control untuk semua variannya yang bisa dimanfaatkan.

Data Konsumsi:
Dalam Kota : 8,3 km/liter @ avg speed 21,3 km/jam
Luar Kota : 11,9 km/liter @ avg speed 47,6 km/jam
Tangki Bahan Bakar : 60 liter

Handling dan Impresi Berkendara (Score: 8/10)

Seperti mayoritas Nissan lainnya, memutar setir Serena dengan EPS-nya (Electronic Power Steering) terasa terlalu ringan. Sayang hal ini tak membantu manuveribilitasnya, karena butuh minimal 5,7 meter untuk memutarkan ketika membentuk sebuah u-turn.

Namun mengingat peruntukannya yang lebih difokuskan untuk mengangkut penumpang dengan nyaman, hal di atas tentunya bukan jadi perkara.

Bahkan karena posisi duduk yang cenderung rendah, lebih rendah dibanding para pesaingnya, mengontrol setir terasa cukup akurat dan membuat bermanuver terasa menyenangkan.

Body roll cukup terasa ketika menikung, meski ini sangat dimaklumi dan cepat terlupakan berkat setting suspensi yang sangat empuk hingga membuat perjalanan terasa sangat nyaman.

Secara keseluruhan, bantingan mobil yang plushy membuat kontur jalan buruk tidak terasa. Meski karakter yang sedikit harsh ala mobil boxy besar ketika terkena lubang yang dalam memang masih ada.

Namun saat bermanuver di kecepatan tinggi, harus mengingat lagi jati dirinya sebagai van yang tinggi. Memutar setir dengan cepat seakan-akan memberi sensasi mobil bisa terbalik dari dalam.

Yang sangat kami sarankan untuk hindari karena bila sampai terjadi understeer, tidak ada stability control untuk menyelamatkan keluarga tersayang Anda.

Spesifikasi Kaki-Kaki

Power Steering Ada, Electric Power Steering (EPS)
Suspensi Depan Independent MacPherson Strut dengan Stabilizer
Suspensi Belakang Torsion Beam dengan Stabilizer
Damper  
Diameter Velg 16 inci
Ukuran Ban Bridgestone Ecopia 195/60 R16
Ban Serep Full Size, Steel
Rem Depan Cakram Ventilasi
Rem Belakang Cakram
Sistem Rem ABS, EBD, BA

Fitur & Safety Score: 9/10

Memang Serena tidak memiliki fitur yang bisa dikatakan sebagai sebuah breakthrough atau terobosan. Namun untuk apa hal-hal tersebut, bila it got all of its basics covered?

Yup, selayaknya mobil Rp 400 jutaan, fitur-fitur di dalam tidak akan membuat malu. Lampu depan dan belakang sudah sama-sama LED, baik lampu kecil maupun besarnya.

Meski high beam masih halogen dan DRL kurang terang di siang hari, tapi sudah auto headlights tak perlu lagi memutar tuas lampu.

Masuk ke dalam tinggal tekan tombol di handel pintu sambil mengantungi kunci Intelligent Key, begitu juga dengan proses kuncinya. Rem parkir sudah di kaki dan menyalakan mobil tinggal tekan tombol Start/Stop Engine di sebelah tuas transmisi.

Instrument cluster digital sudah termasuk takometer digital dengan bentuk jarum, sedangkan spidometer digital berbentuk angka. Tombol pengatur audio dan cruise control pun tersedia.

Nissan Serena

Beberapa fitur menarik ada pada Nissan Serena. Foto/Carmudi Indonesia.

Sayangnya, in car entertainment tergolong ‘jadul’ karena menggunakan jenis aftermarket yang dibuat ala OEM. Layarnya kecil hanya 6 inci dan sistemnya tergolong laggy dengan resistive touchscreen-nya.

Begitu pula kompabilitas smartphone terbatas di iPod masa lalu dengan konektor 30-Pin saja.

Tetap saja, DVD player dan Bluetooth tersedia, pula dengan motorized monitor 10 inci untuk penumpang belakang. Belum lagi climate control otomatis single zone di depan dan otomatis di belakang, yang bisa dinikmati sembari membuka penutup panoramic moonroof di baris kedua dan ketiga.

Khusus varian Highway Star dan Autech, kedua pintu geser sudah elektrik dan bisa dibuka dengan menarik handel pintu luar dan dalam. Atau menekan tombol di handel pintu, menekan tombol di ujung kanan dasbor hingga tombol di remote.

Sedangkan untuk fitur keselematan, ABS, EBD dan BA sudah jadi fitur standar. Mundur dipermudah dengan kamera dan dua sensor parkir belakang. Sedangkan selain varian X, ada total enam airbag di keseluruhan kabin.

Sangat cukup kan untuk mobil keluarga?

Daftar Fitur:

Keyless Entry (Remote) Ada
Passive Keyless Entry Ada
Engine Start/Stop Button Ada
Electric Sliding Door Ada (2)
Spion Elektrik Ada
Spion Lipat Elektrik Ada
Courtesy Lights Tidak Ada
Welcome Lights Tidak Ada
Power Window Ada (4)
Auto Up/Down Window Ada (1), Driver
Headlights LED Projector dengan Auto Height Levelling, Halogen High Beam, LED Guidance Light
Daytime Running Lights Ada
LED/Xenon Headlights Ada (LED)
Foglights (Front) Ada, Halogen
Foglights (Rear) Tidak Ada
Taillights LED
Auto Lights Ada
Wiper (Front) 2, Intermittent
Wiper (Rear) Ada, Intermittent
Auto Wipers Ada
Tilt Steering Ada
Telescopic Steering Ada
Height Adjustable Seat Driver
Adjustable Headrest 6
Audio Steering Control Ada
Bluetooth Telephony Steering Control Tidak Ada
Cruise Control Ada
Air Conditioning Ada + Heater, 6 Level Fan
Auto Climate Control Ada, 1 Zone
Defogger Ada
Multi Information Display Ada (Odo., Tripmeter (2), Avg. Consumption (1), Avg. Speed (1), Settings)
Power Outlet 1
USB Port 1
Aux Port Ada
HDMI Port Tidak Ada
CD/DVD Slot Ada
Touch Screen Head Unit Ada, Integrated Aftermarket 6 Inci
Bluetooth Ada (Telephony & Music Streaming)
Smartphone Integration Tidak Ada
Speaker 6
Rear Seat Entertainment Ada, Motorized 10 Inch Roof Mounted Monitor
Cabin Light 5 (3 Depan, 1 Tengah, 1 Belakang)
Airbag 6 (Depan, Side, Curtain)
Adjustable Seat Belt Ada (Depan, Tengah Kiri)
3-Point Seat Belt 7
ABS, EBD Ada + BA
ISOFIX Points Ada, 2
Active Safety Tidak Ada
Passanger Seat Belt Indicator Tidak Ada
Parking Camera Ada (1, Belakang)
Parking Sensor Ada (4, Belakang)

Desain (Score: 9/10)

Eksterior

Besarnya gril krom di depan membuat presensi medium van ini sangat jelas. Apalagi pada varian Autech terdapat bumper depan khusus dengan desain housing lampu kabut ekstra-besar warna silver mencolok.

Belum ada bahasa desain V-Motion yang biasanya dipatok pada fascia depan Nissan anyar. Namun kehadiran lampu baru yang lebih besar dibanding versi pre-facelift dengan headlights dan guidance light LED jelas membuat Serena C26 ini tetap modern di tahun 2017.

Nissan Serena

Lampu baru lebih besar dibanding versi pre-facelift. Foto/Carmudi Indonesia.

Catatan kami, DRL yang bisa dimati-nyalakan secara manual terlihat kurang terang di siang hari, juga komponen ini absen di varian X dan Highway Star.

Sementara ciri khas Serena dari generasi sebelumnya, C25, yaitu setiap kaca yang besar kembali dihadirkan. Efek baiknya, ruang kepala di dalam kabin terkesan tak ada batasnya.

Selain varian X yang hanya kedapatan pintu geser elektrik di sebelah kiri, electric sliding door tersedia untuk kedua sisi. Keuntungannya membuka pintu belakang di parkir sempit jadi lebih mudah.

Dan berkat konfigurasi SMART di tengah, penumpang depan dengan mudah bergeser ke belakang jika terlalu sempit membuka pintu depan.

Nissan Serena

Nissan Serena mobil keluarga dengan ruang yang lega. Foto/Carmudi Indonesia.

Namun seperti adiknya, Evalia, slider-nya masih terekspos di samping bodi, belum layaknya Elgrand yang sudah tersembunyi menyatu di bawah dan atas jendela belakang.

Untuk pilihan velg, model diamond cut berkelir dual tone akan didapatkan standar varian X dan Highway Star dengan diameter 16 inci. Sementara Autech mendapatkan desain khusus berwarna brushed metal.

Pintu bagasi ekstra-besar di buritan memberi pemandangan yang rata dari belakang. Tersedia dua sensor parkir meski sayangnya belum dengan model terintegrasi. Namun sudah diwarnai sesuai kelir bodi.

Paling atraktif adalah taillights baru yang digunakan Serena facelift, karena selain sumber LED untuk lampu kecil dan remnya, cover transparan dengan bagian dalam krom memberi kesan ala-ala mobil hybrid.

Interior

Dua kata untuk menggambarkan isi kabin Serena: Super Lega. Pastikan anda menonton video review Nissan Serena kami di YouTube Channel Carmudi Indonesia untuk melihat dengan jelas seberapa besar ruang kepala yang tersedia.

Duduk di depan misalnya, tingkat ergonomis yang tinggi mudah dicapai berkat joknya yang sangat empuk, ruang kaki yang besar, jok bisa diatur slide, recline. Dan ketingiannya secara manual hingga setir yang sudah tilt dan telescopic.

Masuk ke dalam pun tergolong mudah karena selain disediakan side step yang lebih rendah ketika pintu geser terbuka, di kedua sisi pun ada handle bar yang memudahkan untuk menapak ke dalam.

Jok baris kedua juga sama leganya, bahkan bisa dikatakan, “fleksibilitas” adalah nama tengah dari medium van ini. Jok tengah misalnya, selain konfigurasi standar slide recline, juga dapat dipisah via slider di jok kiri untuk menjadi captain seat.

 

Nissan Serena

Bangku baris pertama Nissan Serena. Foto/Carmudi Indonesia

Kemudian konsol SMART (Seat, Multi table with cupholder, ARm rest, Tissue box) dapat digeser ke antara dua captain seat tadi.

Serta bisa dijadikan sandaran tangan maupun jok bagi anak kecil, karena tidak ada headrest adjustable di tengah.

Headrest kedua jok depan bisa dilepas kemudian sandarannya diratakan dengan dudukan jok baris kedua dijadikan sarana tidur.

Enaknya lagi, tersedia dua meja lipat di belakang jok depan sehingga menjadikannya mobil keluarga sejati.

Sayangnya, metode memutar jok tengah ke belakang seperti pada Serena C24 absen di sini. Karena konsol SMART bisa digeser di antara dua jok depan, maka dari baris kedua hingga ketiga dapat dibuat walkthrough cabin, membuat anak-anak dapat berjalan bebas.

Bahan Interior

Masuk ke belakang (baris ke3) bisa dengan menggeser jok tengah. Ruang kepala yang tersedia tidak berbeda dari baris kedua dan pertama, juga sudut recline jok masih dapat diubah meski tidak sampai serebah jok tengah.

Anda dapat membuat tiga penumpang di sini berkat safety belt tiga titik di tengah, namun headrest adjustable yang tersedia hanya dua. Sehingga sebaiknya hanya dimuatkan anak kecil di tengah.

Penggunaan material di sekujur interior terbilang sangat standar atau justru kurang untuk mobil di harga Rp 400 jutaan.

Seluruh dasbor dan door trim dibuat dari plastik, untungnya bagian atas pintu dan sandaran tangannya dilapisi bahan fabric sama dengan jok.

Meski jok belum dilapisi kulit, buat kami tak masalah karena bahan kain yang digunakan termasuk premium dan lembut.

Poin plus, fascia tengah yang dipenuhi panel piano black membuat tampilan ke bagian depan kabin jadi enak dipandang.

Juga lingkar setir Nissan Serena yang sudah dilapis kulit sehingga menambah rasa premium yang didapat. Kembali pertanyaan di awal, apakah ini mobil keluarga yang sempurna?

Dengan jok dan suspensi super empuk yang dikombinasikan ruang ekstra-luas dan fleksibel, sulit untuk tidak berkata demikian.

Akomodasi di Nissan Serena

Berkat lantai yang sangat rendah dan langit-langit yang tinggi, bukan rahasia Serena dapat memuat banyak barang selain penumpang-penumpang.

Kami sangat suka desain jenius yang memindahkan ban serep ke depan, sehingga terdapat kompartemen tambahan besar di balik lantai bagasi yang rata.

Jok baris ketiga dapat dilipat dengan konfigurasi 50:50 ke samping yang berarti memasukkan barang panjang seperti sepeda pun memungkinkan. Jika jok baris kedua digeser hingga mentok ke depan.

Sedangkan di depan menjadi surga storage berkat adanya dua laci di dasbor bagian atas, satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian satu laci besar di dasbor bagian kiri bawah, satu lagi yang kecil di kanan bawah.

Konsol dua cupholder yang bisa ditarik dari bagian bawah tuas transmisi hingga cupholder di masing-masing pintu.

Di balik konsol SMART sendiri bisa dijadikan laci atau kotak tisu, kemudian di balik jok depan ada kantung dan bahkan ada masing-masing satu cupholder di kiri-kanan baris ketiga.

Spesifikasi Desain:

Dimensi (p x l x t) : 4.770 mm x 1.735 mm x 1.865 mm
Wheelbase : 2.860 mm
Radius Putar : 5,7 m
Ground Clearance : 160 mm
Berat Kosong/Kotor : –

What We Like
(+) Karakter suspensi yang sangat empuk
(+) Jok yang sangat empuk dan bahan fabric yang lembut
(+) Jumlah konfigurasi jok yang sangat fleksibel
(+) Ruang interior berlebih luas dan banyaknya ruang penyimpanan tersembunyi
(+) Fitur standar mobil mewah (passive keyless entry, start/stop engine, panoramic sunroof, LED headlights, audio steering switch & cruise control)

What We Don’t Like
(-) Respon CVT lambat dan sangat berisik
(-) Kualitas bahan interior yang dipenuhi plastik
(-) Teknologi head unit mulai ketinggalan jaman
(-) Ukuran panoramic sunroof terlalu mungil
(-) Pengaturan jok tengah diputar balik dari Serena C24 dihilangkan

(Penulis: Fransiscus Rosano)

 

 

Dony Lesmana

Dony Lesman memulai karirnya di dunia jurnalis di Jawa Pos Surabaya 2003. Hijrah ke Jakarta bergabung di majalah Otomotif Ascomaxx dan Motomaxx di 2010. Sempat bergabung di portal berita Sindonews.com di kanal Autotekno hingga 2016 yang mengupas perkembangan otomotif dan teknologi. Terhitung Januari 2017 masuk sebagai tim Journal Carmudi Indonesia yang mengulas dan mempublikasikan berita-berita otomotif terbaru di Indonesia maupun dunia.

Related Posts