Berita Mobil

Upaya Suzuki Hapus Stigma Soal Biaya Servis Mahal di Bengkel Resmi

seminar-suzuki-indomobil-sales-1

Totok Yulianto, Section Head Service Administration PT SIS di Fun Creative Gathering HUT FORWOT ke-16. (Foto: FORWOT)

Bogor – Biaya servis di bengkel resmi rupanya dianggap mahal bagi rata-rata pemilik mobil, tak terkecuali Suzuki. Jadi tak heran, bengkel resmi selalu dijadikan pilihan terakhir untuk perawatan maupun perbaikan.

Hal tersebut kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi pihak pabrikan asal Jepang ini. Section Head Service Administration PT SIS, Totok Yulianto pun mencoba meluruskan bahwa biaya servis di bengkel resmi Suzuki adalah harga yang reasonable. Dirinya pun menegaskan bahwa bengkel resmi Suzuki memastikan konsumen mendapatkan pelayanan berkualitas dari mekanik yang tersertifikasi, peralatan lengkap, serta spare part yang tentu asli bawaan Suzuki

Totok kemudian mencontohkan skema biaya Suzuki All New Ertiga. Ia menjelaskan, estimasi total biaya yang dikeluarkan untuk perawatan berkala di bengkel resmi Suzuki hanya Rp2.368.300 untuk tipe transmisi manual (MT) dan Rp2.578.300 untuk tipe transmisi otomatis (AT). Dengan kata lain perawatan Suzuki All New Ertiga bisa dilakukan setiap 6 bulan sekali. Sehingga total estimasi biaya yang dikeluarkan hingga bulan ke-30 (2,5 tahun) atau jarak tempuh maksimal 50.000 km tidak sampai Rp3 juta.

Lanjut ke estimasi total biaya servis All New Ertiga di bengkel resmi Suzuki untuk 2,5 tahun selanjutnya berkisar Rp2.685.700 untuk tipe MT, dan Rp2.700.700 untuk tipe AT. Tapi, di fase 2,5 tahun ke dua ini, kostumer perlu mengeluarkan biaya untuk jasa servisnya yang tidak lagi gratis.

Pemilik Mobil Komersial Enggan Servis di Bengkel Resmi Suzuki

Berhubungan dengan ini, banyak yang mengira bahwa mobil penumpang LCGC-lah yang enggan untuk servis di bengkel resmi Suzuki. Ternyata salah, justru mobil komersial semacam pikap dan angkutan umum yang dirasa sulit sekali ke bengkel resmi.

“Segmen komersial memang agak berbeda. Pemilik mobil pick up kebanyakan dipakai untuk angkutan umum. Nah karena mobil sering digunakan, jadi mereka sulit untuk datang ke diler. Seperti di Carry Futura, dipakai untuk angkot. Mobil itu dipakai terus menerus, jadi terhalang waktu,” ungkapnya di acara Fun Creative Gathering HUT FORWOT (Forum Wartawan Otomotif Indonesia) ke-16, Hotel dan Resort Amanuba, Bogor, Sabtu (29/06/2019) kemarin.

Oleh karena itu, Totok pun menyampaikan bahwa pihaknya tengah melakukan berbagai upaya. Upaya yang dilakukan tak lain agar para konsumen baik mobil penumpang maupun komersial agar melakukan servis berkala di bengkel resmi Suzuki.

Lebih lanjut lagi Totok memaparkan tentang persoalan lain yang muncul dari pemilik kendaraan penumpang. Menurut penjelasan Totok, pemilik mobil baru dinilai sangat enggan untuk membaca Buku Panduan Pemilik Kendaraan. Faktornya bisa jadi karena karakter masyarakat Indonesia yang malas membaca, atau karena saking tidak sabarnya untuk langsung mencoba kendaraan baru. Hal ini jelas terbukti dari data panggilan perbulan yang masuk ke hotline Suzuki.

“Terbukti ya dari 3000 panggilan perbulan yang masuk ke Halo Suzuki 90 persen hanya bertanya soal informasi, sampai di beberapa call yang telepon itu nanyanya soal posisi dongkrak di mana,” ujar Totok.

Dimas Hadi

Memulai karir sebagai jurnalis otomotif sejak 2016 di Carmudi Indonesia. Sebelumnya aktif menulis bermacam esai sosial-budaya dan beberapa karya tulis lainnya sejak 2009. Email : dimas.hadi@icarasia.com
Follow Me:

Related Posts