Berita

Kemenperin Dukung Tumbuhnya Industri Modifikasi Kendaraan di Indonesia

Kementerian Perindustrian dukung pertumbuhan industri modifikasi (Foto: Kemenperin)

Jakarta – Industri modifikasi kendaraan tidak bisa dipandang sebelah mata. Industri modifikasi dinilai mampu meningkatkan kreativitas dan inovasi tangan-tangan anak bangsa. Selain itu pula bisa memacu berkembangnya pelaku usaha sektor komponen kendaraan lokal, terutama yang berskala Industri Kecil Menengah (IKM).

“Guna mewujudkan hal itu, kami menggandeng National Modificator & Aftermarket Association (NMAA). Semoga langkah ini dapat memajukan industri modifikasi dan aftermarket di Indonesia agar bisa lebih bertaji di negeri sendiri hingga kancah global,” kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika, dalam keterangan resminya, Selasa (22/7/2020).

Sebagai bukti nyata dukungan terhadap industri modifikasi kendaraan, Kemenperin dan NMAA menjalin kolaborasi dengan PT Solar Panel Indonesia (SPI) produsen kendaraan roda tiga listrik Gerobak Listrik (Gelis) mengadakan kompetisi modifikasi.

“Kompetisi ini akan menjadi media kreativitas bagi para modifikator dalam mewujudkan talentanya dan pengembangan komponen dan suku cadang,” jelasnya.

Dalam kompetisi ini, dipilih tiga modifikator terbaik yang masing-masing memiliki keahlian di bidangnya.

“Mereka ditantang untuk membuat konsep modifikasi kendaraan roda tiga listrik Gelis dengan mengedepankan unsur entrepreneurship atau fungsi yang sejalan dengan jenis usahanya, tanpa mengesampingkan tampilan kendaraan yang menarik,” tutur Putu.

Indutri Otomotif di Tengah Pandemi

Industri otomotif nasional masih tetap prospektif di masa pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari menggeliatnya kembali volume penjualan, pembangunan infrastruktur yang terus dilakukan, dan masih tingginya kapasitas produksi kendaraan di pabrik.

Pada 2019, produksi kendaraan roda empat mencapai 1,28 juta unit kendaraan (setara 13,17 miliar dolar Amerika Serikat) atau turun 4,2 persen dari tahun sebelumnya.

Namun demikian, kinerja ekspor kendaraan bermotor tahun lalu baik itu dalam bentuk utuh (CBU) maupun terurai (CKD) mengalami peningkatan cukup signifikan dibanding 2018. Berdasarkan catatan yang dimiliki oleh Kemenperin, total ekspor mobil CBU pada 2019 sebanyak 332 ribu unit meningkat 25,7 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan ekspor CKD sebanyak 511 ribu set atau meningkat 523 persen dari tahun sebelumnya.

Penjualan kendaraan bermotor (KBM) roda empat atau lebih pada 2019 masih didominasi jenis kendaraan multifungsi (MPV) di bawah 1.500 cc sebanyak 442 ribu unit. Sedangkan kendaraan hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) atau dikenal juga dengan LCGC di bawah 1.200 cc sebanyak 217 ribu unit.

Putu mengungkapkan, saat ini Indonesia memiliki 22 perusahaan industri KBM roda 4 atau lebih yang memiliki fasilitas perakitan dan atau manufaktur di dalam negeri. Total kapasitas produksi yang dimiliki sekira 2,2 juta unit per tahun.

Di samping itu, saat ini ada sekira 1.550 perusahaan industri bahan baku dan komponen otomotif dalam negeri. Terdiri atas 550 perusahaan industri tier 1, dan 1.000 perusahaan industri merupakan tier 2 dan 3.

 

Penulis: Santo Sirait

Editor: Dimas

Baca Juga:

Fakta Menarik Hasil Uji Performa BBM D-100 Menggunakan Innova Diesel

Santo Sirait

Santo Sirait sebelumnya Jurnalis di Okezone.com, pindah ke Carmudi.co.id sebagai Reporter pada November 2017. Fokus di sektor otomotif, terutama meliput tentang mobil, motor dan industri otomotif. Santo dapat dihubungi di santo.evren@icarasia.com

Related Posts