Tips dan Trik

Mengendarai Motor atau Naik Angkutan Umum, Mana yang Lebih Bikin Stres?

Jakarta – Komuter di kota-kota besar indonesia kebanyakan memilih mengendarai motor ke tempat kerja mereka, baik itu numpang ojek online atau berkendara sendiri. Sebagian kecil lainnya memilih naik angkutan umum.

Dua moda transportasi itu tidak menutup kemungkinan terjebak kemacetan di jalan arteri. Seringnya terjebak kemacetan lalu lintas di kota besar pasti membuat stress. Namun, mana yang akan membuat membuat stress lebih parah?

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Lund University, Swedia, sebagaimana dikutip Dokter Sehat, mereka yang menggunakan angkutan umum justru mengalami stress lebih berat daripada mereka yang berjalan kaki atau bersepeda. Dalam hal ini, tingkat kelelahan penglaju bahkan sangat buruk.

Melihat kasus yang terjadi di Indonesia, penelitian tersebut cukup relevan. Beraktivitas dengan naik angkutan umum juga bisa membuat stress. Risiko telat masuk kantor terus menghantui karena kondisi lalu lintas yang tidak bisa diduga.

mengendarai motor

Komuter dengan kereta api minim stress dan lelah (Foto: Kaskus)

Untungnya, dalam jurnal berjudul ‘BMC Public Health’ disebutkan naik angkutan umum bisa membuat kita jatuh sakit. Tingkat stress bahkan bisa lebih rendah bila memakai kendaraan umum layaknya bus atau kereta api.

Penelitian lain yang dilakukan di University of East Anglia, Inggris, menyebutkan bila naik mobil pribadi lebih tinggi tingkat stresnya 13 persen ketimbang naik bus atau kereta api.

Mengapa komuter pengguna kereta api dan bus kota lebih rileks di perjalanan? Mereka bisa menikmati perjalanan sembari berbincang-bincang dengan orang lain atau mungkin melakukan aktivitas yang bermanfaat.

Membaca buku, majalah atau surat kabar, hingga mendengarkan musik bisa dilakukan komuter selama perjalanan. Aktivitas ini bisa menurunkan stres dengan signifikan seklipun lamanya perjalanan bisa menghabiskan waktu hingga 3 jam.

Mengendarai Motor Bisa Mengurangi Stres di Jalan?

Potensi terjebak macet saat naik angkutan umum atau mobil pribadi, menghantui kalangan penglaju yang bekerja di pusat kota. Untuk memangkas waktu, mereka biasanya beralih ke sepeda motor supaya lebih lincah menyusuri kemacetan.

Mereka akan berkendara setidaknya 40 kilometer per harinya untuk berangkat dan pulang bekerja. Sekalipun waktu perjalanan lebih singkat ketimbang naik angkutan umum atau mobil pribadi, mengendarai motor jarak jauh pasti akan lekas pegal.

mengendarai motor

Komuter mengendarai motor setiap hari (Foto: MPM Motor)

Pegal-pegal ini menurut pakar kesehatan sangat beresiko mengenai area punggung dan juga leher. Anda yang setiap hari berkendara roda dua ke kantor, perlu mengatasinya dengan beberapa trik.

Bentuk jok perlu diperhatikan, permukaan untuk pengendara sebaiknya cukup luas dan busa yang empuk supaya pinggul tidak cepat panas. Bila memang perjalanan cukup jauh, beristirahatlah sejenak jika tubuh sudah terasa tidak nyaman atau mulai mengantuk.

Anda bisa kembali melanjutkan perjalanan ketika tubuh terasa segar dan bugar. Tubuh yang lelah dan mengantuk, pastinya menurunkan tingkat konsentrasi dan fokus selama berkendara. (dna)

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts