Berita Event Sepeda motor Sumber informasi

Test Ride: All New Kawasaki Ninja 250, Lebih Cocok Untuk Fun Race

Sentul – PT Kawasaki Motor Indonesia telah merilis All New Kawasaki Ninja 250 di akhir tahun lalu. Motor sport fairing seperempat liter ini jadi bintang utama gelaran Kawasaki Bike Week 2017 di Ancol, November 2017 lalu.

KMI menggelar sesi test ride kepada orang dari Media, Blogger, dan Vlogger merasakan performa dari generasi ke-3 Ninja 250 di Indonesia. Carmudi pun tidak ketinggalan berkesempatan menggeber All New Kawasaki Ninja 250 di Sirkuit Sentul, Jawa Barat.

Dalam sesi test ride ini, Kawasaki membagi peserta ke dalam kelompok kecil sebanyak lima motor. Tiap kelompok dikawal oleh leader dan sweeper dari tim profesional Kawasaki. Carmudi mendapat kesempatan mencoba motor ini dalam tiga putaran.

Riding Position All New Kawasaki Ninja 250

Saat pertama kali duduk di jok, saya yang berpostur tinggi 174 cm dengan bobot 77 kilogram perlu sedikit mengangkat tumit. Memang, postur Ninja 250 terbaru ini tinggi kekar, seperti moge bermesin di atas 800cc.

Sedikit sulit untuk menapakkan kedua kaki di tanah secara sempurna. Bila ingin menapak penuh, motor perlu sedikit dimiringkan dan hanya bisa satu kaki saja yang memijak.

Putar kunci kontak, pindahkan saklar ke posisi on, lalu pencet tombol starter. Cara menghidupkannya tetap sama alias konvensional tanpa perlu mengganti mode berkendara.

All New Kawasaki Ninja 250 dengan speedometer baru. Foto/Carmudi.

Ketika saya mengendarai Ninja 250 ini, posisi berkendara tidak terlalu menukik ke depan. Riding position motor ini tidak benar-benar pure sport sehingga tidak lekas pegal bagi pemula.

Bisa dibilang, Ninja 250 seperti kombinasi antara motor sport dan touring karena posisi setang yang cukup tinggi. Biker yang doyan touring atau berkendara jarak jauh juga masih bisa merasa santai dan tidak kaku pada punggung harus merunduk dalam waktu lama.

Handling All New Kawasaki Ninja 250

Tidak hanya soal riding position yang nyaman, Ninja 250 ini juga cukup lincah dikendarai. bobot motor yang mencapai 167 kilogram ini terasa agak ringan dan cukup mantap. Kadang, ada motor yang ukuran atau bobotnya lebih kecil tapi terasa sulit atau kaku ketika posisi start atau berjalan lambat.

All New Ninja 250 ini tetap lincah dan tidak kaku saat berjalan lambat. Tapi, rancangan ini baru terasa kekurangannya saat dipacu pada kecepatan tinggi.

Motor seperti agak melayang ketika melaju di kecepatan di atas 120 km/jam. Padahal, saya sudah benar-benar menunduk agar kepala dan tubuh terhalang visor dari terpaan angin. Ninja 250 ini rasanya agak terangkat di depan, lalu sedikit goyang saat terkena hembusan angin dari samping.

All New Kawasaki Ninja 250 front fairing. Foto/Carmudi.

Nah, bahasan soal pengendalian ini bakal menyinggung kinerja pengereman. Aspek yang satu ini Ninja sangat mantap. Saya mencoba pengereman dari yang smooth sampai hard brake.

Rem tetap menggigit dan pakem namun tidak mengunci. Padahal, motor yang saya pakai Ninja 250 standar, belum dilengkapi ABS. Rem ini sangat membantu koreksi arah ketika misalnya motor agak ngebuang.

Kinerja rem ini sedikit banyak terbantu dengan ban Dunlop 110/70 ring 17 di depan dan 140/70 ring 17 di belakang. Iseng-iseng, saya coba meraba permukaan ban bawaan motor.

Tampaknya Kawasaki memasangi ban dengan tipe kompon soft atau medium sehingga cengkramannya lengket di aspal kasar Sentul. Tapak ban terasa kesat saat diraba dan ditekan.

Memulai putaran pertama saya ragu untuk lebih rebah saat berbelok di S besar sirkuit Sentul. Adaptasi terhadap motor dan ban berjalan cepat sehingga memasuki putaran kedua saya lebih yakin untuk lebih memiringkan motor dan agak menggantung, bergaya seperti pembalap yang cornering.

Performa All New Kawasaki Ninja 250

Anda perlu sedikit hati-hati dan adaptasi terhadap karakter mesin, karena berpengaruh pada sisi pengendalian. Baik tenaga atau torsi yang berada pada putaran tinggi membuat motor rentan oversteer atau understeer di tikungan patah.

Berbelok dengan mengandalkan RPM sisa engine brake yang  sedikit lebih tinggi menyebabkan oversteer. Sebaliknya, memacu motor dengan santai kemudian berbelok tanpa diimbangi sedikit menambah gas malah membuat laju motor understeer. Pokoknya harus pas lah.

Inilah yang menjadi nilai utama pada Ninja 250 generasi ketiga. Performa mesin yang lebih bertenaga ketimbang model sebelumnya.

Dari data spesifikasi, mesin All New Ninja 250 menghasilkan tenaga 32 ps/11.000 RPM dan torsi 21,5 Nm/10.000 RPM, sedangkan New Ninja outputnya 39 ps/12.500 RPM dan torsi 23,5 Nm/10.000 RPM. Karakter mesin itu galak di putaran atas.

All New Kawasaki Ninja 250 rear. Foto/carmudi.

Untuk akselerasi spontan, putaran bawah Ninja 250 nggak nendang. Tenaga motor kurang ngisi bila membawanya dengan gas diurut. Memperlakukan motor ini perlu membuka gas agak banyak supaya tenaganya langsung ngisi.

Soal performa ini, tidak ditunjang mode berkendara seperti rivalnya. Padahal, motor ini punya potensi galak sejak awal bila menyediakan mode berkendara pada ECU-nya.

Tenaga All New Kawasaki Ninja 250 untuk pemakaian harian sudah cukup memuaskan. Karakter mesinnya membuat Ninja 250 tidak mengenal kata tanggung. Pilih santai atau gas pol sekalian, kurang nyaman untuk cruising nanggung, antara 5.000-7.000 rpm.

Saat melaju di trek lurus Sirkuit Sentul dalam tiga putaran, saya mampu mencapai kecepatan 120-140 km/jam. Soal nyali dan hembusan angin yang begitu kencang membuat saya tidak berani lebih cepat dari itu.

Lebih Nyaman

Nah, performa dan kenyamanan perpindahan gigi jadi keunggulan Ninja 250. Teknologi assist & slipper clutch diklaim membuat pengoperasian kopling lebih ringan 20%.

All New Kawasaki Ninja 250 Front

Adanya fitur tersebut membantu saat akselerasi di gigi satu. Motor meluncur dengan sangat halus dan mulus tanpa hentakan sama sekali.

Demikian juga dengan perpindahan gigi baik naik atau turun. Tidak muncul hentakan berlebih dan motor tetap melaju dengan mulus.

Hal yang saya sukai dari Ninja 250 ialah saat hard brake. Kombinasi ban, rem hingga fitur perpindahan gigi membuat prosesnya makin halus.

Mesin memang sedikit menjerit tapi tidak terlalu ada hentakan atau liar saat turun gigi. Semuanya tetap terkendali dan sesuai perkiraan pengendara.

Awalnya saya merasa akan selip saat hard brake dari kecepatan 140 km/jam ke kisaran 70 km/jam. Tapi pengereman berjalan sesuai ekspektasi dan terkendali. (dol)

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts