Berita

553 Model Kendaraan Harus Punah dari China

Jakarta – Pemerintah China mulai mengambil sikap tegas perihal masalah polusi udara di negara mereka. Otoritas berwenang bakal mengakhiri produksi sejumlah 553 model kendaraan. Penghapusan ini berdasarkan angka konsumsi rata-rata bahan bakar di suatu kendaraan.

China Vehicle Technology Service Center selaku otoritas menyebut penghentian produksi ini berlaku tepat 1 Januari mendatang. Hampir seluruh merek terkena dampaknya, seperti Audi, General Motors (GM) dan Mercedes-Benz.

Baca juga:
Superior! Mobil Buatan China Dapat Rating Tinggi Saat Uji Tabrak di Amerika
Tak Menyerah, Mobil China Akan Lakukan Perlawanan

Langkah penghapusan sejumlah model kendaraan yang tidak memenuhi regulasi ini menyusul pembatasan di bidang industri terkait. Sebelumnya, pemerintah China melakukan pembatasan pasokan baja, membatasi penggunaan batubara dan rencana untuk menghapuskan kendaraan yang didukung oleh bahan bakar fosil.

“Untuk menekan konsumsi energi, dokumen semacam itu akan sering muncul di masa depan. Ini adalah langkah penting untuk memastikan perkembangan industri yang sehat dalam jangka panjang,” kata Wang Liusheng, seorang analis Shanghai Merchants Securities Co yang berbasis di Shanghai sebagaimana dikutip Bloomberg.

Angka 553 model kendaraan ini terbilang sedikit dalam produksi mobil penumpang. Terlebih, China sekarang ini jadi pasar terbesar dari industri otomotif global. Upaya pemerintah China ini bakal didukung dari pihak pabrikan kendaraan apabila meningkatkan pasar mobil listrik.

“Kami telah mendorong pemerintah China untuk bekerja sama dalam industri bersama kami. Ini memastikan bahwa kami menciptakan suatu kegembiraan dari permintaan atas kendaraan listrik. Sebagaimana halnya yang bertentangan dengan itu telah diamanatkan,” kata CEO GM, Mary Barra.

553 Model Kendaraan Bisa Diganti Mobil Ramah Lingungan

Tesla supercharger

Tesla supercharger

Pembatasan jumlah model kendaraan ini sebagai bentuk implementasi larangan produksi mobil bermesin bensin dan diesel. Pemerintah China pada September lalu menyebut, akan ada insentif besar untuk pengembangan dan penjualan mobil hybrid atau mobil listrik.

Dengan populasi kendaraan yang begitu besar, larangan produksi mobil bermesin bakar bakal berdampak signifikan. Produksi mobil ramah lingkungan bisa semakin pesat untuk menutup defisit model yang dilarang beredar.

“Langkah-langkah ini akan mendorong perubahan lingkungan yang mendalam dan memberi momentum bagi perkembangan industri otomotif China. Pelaku industri harus berusaha untuk meningkatkan tingkat penghematan energi untuk mobil tradisional dan dengan penuh semangat mengembangkan kendaraan energi baru sesuai dengan persyaratan,” kata Xin Guobin, Wakil Menteri Industri dan Teknologi Informasi.

Menurut Organisasi Kendaraan Bermotor Internasional, China memproduksi dan menjual lebih dari 28 juta kendaraan di 2017. Pemerintah China pada bulan Juni memperkenalkan sebuah rancangan peraturan yang memaksa produsen kendaraan memproduksi lebih banyak kendaraan bertenaga listrik pada tahun 2020 melalui sistem kuota yang rumit.

Menurut Anda, apakah Indonesia bisa menerapkan kebijakan yang sama demi udara yang lebih bersih? (dna)

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts