Berita

Akhir 2021 PPnBM 0%, Waktu yang Tepat untuk Beli Mobil Listrik

PPnBM Mobil lIstrik

Lexus UX 300e jadi mobil listrik pertama dari Lexus (Foto: Toyota)

Jakarta – Konsumen yang hendak membeli mobil listrik sebaiknya ditunda dahulu hingga akhir tahun, karena pembeli tidak akan dikenakan pungutan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) alias 0%.

Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan mengatakan, pemerintah sengaja memberlakukan PPnBM 0% sebagai upaya untuk menarik minat masyarakat membeli mobil listrik.

“PPnBM mobil listrik akan 0% pada Oktober atau November. Jadi kalau mau beli mobil listrik tunggu saja sampai akhir tahun,” tutur Septian, saat konferensi pers secara virtual bersama media, belum lama ini.

Menurut Septian, kendati mobil listrik dibebaskan dari PPnBM tidak serta merta membuat permintaan kendaraan tanpa emisi itu langsung melonjak tinggi. Ia memperkirakan permintaan konsumen terhadap mobil listrik akan meningkat secara bertahap.

“Dari hasil permodelan yang kami buat, kalaupun PPnBM 0% dan insentif price diberikan lebih banyak ketimbang mobil hybrid dan combustion engine (mesin konvensional) tidak akan serta merta langsung merebut pasar dari mobil hybrid dan combustion engine. Kami lihat nanti akan bertahap penetrasinya, mungkin sampai 2025,” terang Septian.

Baca Juga: 

Dia menambahkan, diperkirakan pada 2025 pergerakan permintaan mobil listrik akan meningkat secara perlahan hingga 2030.

PPnBM Mobil Listrik

Sistem charging mobil listrik (Foto: Santo/Carmudi)

“Karena kita lihat juga soal infrastuktur untuk mobil listrik. Kita juga harus lihat bagaimana transisinya dari mobil dengan combustion engine ke listrik. Indonesia itu luas, kita lihat nanti penetrasi tinggi mobil listrik akan terjadi di kota-kota besar seperti pulau Jawa. Mungkin di Kalimantan, Sulawesi, sampai Maluku masyarakat masih pakai mobil bermesin konvensional,” jelas dia.

Permintaan Mobil listrik Meningkat di Beberapa Negara

Seiring makin gencarnya pabrikan otomotif mempromosikan mobil listrik, ditambah dukungan dari sejumlah pemimpin negara membuat permintaan terhadap kendaraan ramah lingkungan itu mengalami peningkatan.

Peningkatan permintaan mobil listrik yang sangat tinggi terjadi di Eropa. Tahun lalu penjualan mobil listrik di sana tumbuh 137 persen, melebihi China yang hanya tumbuh sekira 2 persen dan 4 persen di Amerika.

“Jadi ini sangat menarik buat kita Indonesia. Karena kita lihat walaupun pandemi, tetapi permintaan terhadap mobil listrik justru malah meningkat,” kata Septian.

Tingginya angka pertumbuhan mobil listrik di Eropa didasari oleh adanya pungutan pajak karbon. Di mana, mobil yang menghasilkan emisi di atas rata-rata dari yang sudah ditetapkan akan dikenakan denda. Sehingga hal tersebut membuat mobil dengan mesin konvensional harganya jauh lebih mahal daripada mobil listrik.

PPnBM Mobil Listrik

Nissan boyong mobil baru 2021 yaitu Leaf (Foto: Carmudi/Santo)

“Di Eropa itu sekarang aturan emisi sekira 95 gram per kilometer. Jadi mobil-mobil yang emisinya lebih dari 95 gram per kilometer, setiap lewat satu gram denda 95 Euro,” ungkap dia.

Dirinya memberi gambaran, semisal mobiil BMW emisinya 195 gram per kilometer berarti ada kelebihan 100 gram per kilometer. Kelebihan tersebut dikali 95 Euro maka hasilnya 9.500 Euro, sehingga harga mobilnya lebih mahal.

“Jadi orang akan membayar jauh lebih mahal untuk membeli atau mengoperasikan mobil dengan mesin konvensional,” pungkas Septian.

Santo Sirait

Santo Sirait sebelumnya Jurnalis di Okezone.com, pindah ke Carmudi.co.id sebagai Reporter pada November 2017. Fokus di sektor otomotif, terutama meliput tentang mobil, motor dan industri otomotif. Santo dapat dihubungi di santo.evren@icarasia.com

Related Posts