Berita

Di Tengah Desakan Turunkan Harga, Konsumsi BBM Pertamina Merosot Tajam

SPBU

Isi Sesuai Spesifikasi Mesin Bikin Konsumsi BBM Irit Foto/Pertamina.

Jakarta – Dampak wabah virus corona (Covid-19) menyebabkan harga minyak mentah dunia beberapa minggu terakhir mengalami penurunan drastis. April tahun lalu harga minyak mentah dunia menyentuh harga 63,30 dolar AS/barel, sedangkan pada 13 April 2020 harganya berada di posisi 19,87 dolar AS/barel. Merespons hal tersebut sejumlah negara telah menurunkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM), salah satunya Malaysia. Harga BBM jenis Ron 95 (Pertamax) misalnya, dijual dengan harga 1,25 Ringgit atau setara Rp4.500 per liter.

Negara tetangga sudah berani menurunkan harga jual BBM, lantas kenapa Pertamina belum juga menurunkan harganya?

Pertanyaan tersebut mungkin tidak hanya datang dari masyarakat, tapi juga dari anggota Komisi VI DPR RI. Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina dalam agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI membenarkan jika harga minyak mentah dunia turun. Namun penurunan harga jual BBM Pertamina bukan wewenang perusahaan.

“Pergerakan harga BBM ini regulated, jadi kami setiap bulan mengikuti formula yang ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Sebetulnya tetapan harga itu ditetapkan oleh pemerintah. Hari ini belum ada perubahan, namun secara korporasi yang bisa kami lakukan kami memberikan diskon harga karena penentuan harga jual bukan wewenang kami. Jadi kami memberikan diskon dan seperti itu langkah yang kami lakukan,” ungkap Nicke saat RPD yang disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube DPR RI, Kamis (16/4/2020) lalu.

Konsumsi BBM Dalam Negeri Turun

Di sisi lain dampak corona tidak hanya menyebabkan harga minyak mentah turun, tapi juga konsumsi BBM Pertamina di dalam negeri mengalami kemerosotan cukup tajam. Bahkan penurunan konsumsi BBM Pertamina baru pertama kali terjadi dalam sejarah.

Sejak Maret 2020, permintaan BBM jenis gasoline (minyak bensin) terus mengalami penurunan rata-rata 17 persen, gasoil (minyak solar/biosolar) turun rata-rata 8 persen, dan avtur turun 45 persen. Sejalan dengan penerapan PSBB, permintaan BBM di kota-kota besar pun tercatat mengalami penurunan di atas 50 persen, tertinggi adalah Jakarta dan Bandung yang turun hampir 60 persen. Secara nasional penurunan permintaan BBM mencapai 35 persen dibandingkan dengan rata-rata Januari-Februari 2020. Selain penurunan di BBM retail, penurunan permintaan juga terjadi untuk konsumen industri, mengingat banyak industri berhenti beroperasi.

“Ini situasi yang belum pernah terjadi. Jadi kalau dilihat adalah penurunan terendah sepanjang sejarah Pertamina. Tentu ini akan berdampak pada operasional kilang dan juga dari sisi keuangan Pertamina,” sambung Nicke.

Pertamina terpaksa menghentikan 7 SPBU di Jakarta akibat banjir.

Pemberlakuan PSBB membuat permintaan BBM di kota besar turun hingga 60 persen. (Foto: Istimewa)

Menurunkan Kapasitas Kilang

Menyikapi penurunan permintaan BBM Pertamina, perusahaan pelat merah itu akan melakukan pemeliharaan kilang dalam negeri. Selain itu, menurunkan kapasitas operasi kilang untuk menjaga keseimbangan produksi serta kapasitas penampungan kilang yang telah mencapai level optimum.

“Pertamina akan mulai menurunkan kapasitas operasi kilang secara bertahap disesuaikan dengan kondisi permintaan. Secara teknis, penurunan juga akan disesuaikan dengan batas aman pengolahan kilang,” terang Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam keterangan resminya.

Fajriyah menambahkan, meskipun kapasitas produksi pengolahan kilang diturunkan, stok BBM maupun LPG secara nasional aman bahkan berlebih. Saat ini seluruh kegiatan distribusi BBM dan SPBU tetap beroperasi. Pertamina akan terus memantau perkembangan, mengingat kebutuhan BBM untuk pengiriman logistik masih berjalan, sehingga energi harus tersedia.

“Selama Ramadhan dan Idul Fitri, Pertamina juga akan tetap mengoperasikan SPBU di seluruh jalur utama, karena kemungkinan kebutuhan BBM untuk logistik akan meningkat,”pungkas Fajriyah.

 

Penulis: Santo Sirait

Editor: Dimas

Baca Juga:

PSBB Diterapkan di Jakarta, Jumlah Kendaraan Menuju Bandung Menurun

Santo Sirait

Santo Sirait sebelumnya Jurnalis di Okezone.com, pindah ke Carmudi.co.id sebagai Reporter pada November 2017. Fokus di sektor otomotif, terutama meliput tentang mobil, motor dan industri otomotif. Santo dapat dihubungi di santo.evren@icarasia.com

Related Posts