Fenomena Pocket Bike, Motor Mungil yang Digemari Orang Dewasa
Jakarta – Fenomena Pocket Bike alias motor mungil kembali menjamur dalam beberapa tahun terakhir. Motor yang seukuran seperti sepeda anak balita ini tidak hanya digunakan sebagai mainan anak-anak, bahkan orang dewasa menggemarinya.
Begitu serunya mengendarai motor imut ini, banyak yang memainkannya dalam sebuah kompetisi balapan. Mini bike awalnya populer di Eropa, tak terkecuali Italia. Sekalipun ukurannya kecil, kecepatannya bisa menembus 100km/jam untuk versi special engine.
Motor mungil ini umumnya memakai mesin dengan kapasitas 50 cc kebawah. Untuk pocket bike yang standar, biasanya memakai mesin yang sama dengan mesin untuk parut kelapa di pasar. Untuk versi kompetisi, tersedia merek seperti Polini dengan mesin 2-tak 37 cc yang menghasilkan tenaga 6,2 HP.
Desain motor mungil ini cukup menarik dan beragam, mulai dari motor sport fairing, naked bike, hingga chopper. Untuk di Indonesia yang cukup jadi favorit itu biasanya bergaya sport fairing.
Harga motor mini keluaran merek asal China juga terjangkau, mulai dari Rp 3 juta sampai 4,5 juta tergantung model dan ukurannya. Untuk pocket bike kelas premium seperti Polini 910 Carena S Air yakni Rp 43,6 juta untuk motor dengan pendingin udara dan Rp 47,88 juta untuk motor dengan radiator.
Motor seperti ini biasanya dipakai untuk mengisi waktu luang di komplek perumahan. Bahkan, begitu tingginya antusiasme terhadap sepeda motor berukuran kecil ini, Indonesia Mini GP sempat menggelar coaching clinic kuda besi mini tersebut di lintasan balap pada 2016 silam.
Pebalap Dunia Belajar Balapan Pakai Pocket Bike
Pebalap dunia seperti Valentino Rossi, Marco Melandri, Andrea Dovizioso, dan Marco Simoncelli pernah ikut serta dalam kejuaraan minimoto. Tidak heran, sebab pocket bike di Italia juga dijadikan ajang pembibitan untuk pembalap dunia masa depan.
Indonesia juga tidak ketinggalan memanfaatkan motor mungil untuk pembibitan pebalap belia. Mewabahnya komunitas pocket bike, mendorong dihelatnya Indonesian MiniGP di tahun 2016. Kompetisi ini bagus untuk pembibitan anak-anak, dimana bisa memantau bakat mereka.
Anak berusia antara 6-9 tahun bisa mempelajari teknik balapan, konsistensi, hingga mencapai waktu tercepat dalam satu putaran.(dol)