Honda Tak Akan Bawa Varian CR-V Diesel untuk Indonesia
Bandung – Sebagai bentuk implementasi Perpres No. 55 tahun 2019, pemerintah memberikan insentif kepada pabrikan yang menyediakan mobil ramah lingkungan. Mengacu Perpres tersebut, PT Honda Prospect Motor pun menegaskan bakal menyiapkan varian hybrid ketimbang mesin diesel untuk pasar Indonesia.
Ini sejalan dengan keinginan prinsipal yang mendorong hadirnya kendaraan ramah lingkungan. Padahal, kalangan loyalis pengguna Honda CR-V termasuk komunitas lebih menginginkan varian diesel ketimbang hybrid. Adapun Honda CR-V versi hybrid telah rilis untuk pasar Eropa dan Jepang mengisi model 2020.
“Kita ingin mobil yang ramah lingkungan, untuk itu kita tidak berniat membawa versi diesel di Indonesia. Rencananya di 2021 memperkenalkan varian hybrid, namun kita masih menunggu juga petunjuk pelaksanaan dari pemerintah. Untuk mobil hybrid rakitan lokal nantinya akan dikenakan pajak 2%,” jelas Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing PT Honda Prospect Motor.
Billy menuturkan, petunjuk teknis soal mobil ramah lingkungan itu penting. Menurutnya, produk elektrifikasi harus cocok dengan konsumen di Indonesia, karena itu tidak bisa sembarangan. Teknologi hybrid untuk saat ini dinilai cocok sebagai peralihan sambil mempersiapkan industri pendukung mobil listrik.
“Kalau ditanya apa yang paling cocok, hybrid dari sudut pandang kami. Hybrid sekarang, sembari nanti infrastruktur berkembang, baterai factory berkembang,” beber Billy.
Honda CR-V Hybrid Transisi Kendaraan Ramah Lingkungan
Honda melihat peluang menghadirkan CR-V bermesin hybrid terbuka lebar seiring terbitnya Perpres No. 55 tahun 2019. Untuk mempersiapkan kendaraan hybrid, Honda siap menambah investasi untuk produksi komponen baru.
Dengan langkah ini, baik produsen maupun konsumen bisa melewati masa transisi teknologi.
“Imbangi dulu untuk transisi ke konsumen. Kita transisi, edukasi ke konsumen soal seperti ini elektrik, dan seperti ini bensin,” ucap Billy.
Mewakili produsen dan agen pemegang merek, Billy terus mendorong pemerintah untuk mempersiapkan petunjuk teknis untuk pelaksanaan industrialisasi kendaraan ramah lingkungan. Ia juga berharap agar dalam pelaksanaan industrialisasi kendaraan ramah lingkungan, mobil hybrid bisa dirakit secara lokal agar harganya terjangkau oleh masyarakat.
“Kita harus banyak mempertimbangkan soal baterai, dan saat banjir gimana. Mobilnya juga harus lokal dengan harga bersaing. Produsen perlu melakukan eduksi ke konsumen, maka itu yang dipelajari di juknis,” tuturnya.
Penulis: Yongki.S
Editor: Lesmana