Mobil Tips dan Trik

Kenali Penyakit BMW E46 Seri 3, Sedan Mewah yang Cengeng

Penyakit BMW E46 Paling Banyak Muncul di Seri Mesin N42

Jakarta – BMW Seri 3 punya sejarah panjang di Indonesia. Sedan compact executive keren ini jadi menarik untuk dimiliki karena citra mobil mewahnya. Namun, ada beberapa generasi Seri 3 yang dinilai agak cengeng, salah satunya yaitu BMW E46 ini. Cukup banyak penyakit BMW E46 yang malah muncul pada versi facelift.

BMW E46 ini merupakan keturunan yang ke 4 dari keluarga BMW Seri 3. Mobil ini mulai masuk di indonesia pada tahun 1999 yang langsung di serbu oleh penggemar mobil sedan kompak. BMW E46 hadir dalam beberapa model seperti 318i, 323i, dan 325i.

Penampilannya yang kece dengan cirtra eksklusif brand Eropa yang mewah membuat banyak orang kepincut memilikinya, walaupun kini hanya dalam kondisi bekas. Modelnya yang elegan, tapi tidak kehilangan kesan sporty membuat E46 digemari dari berbagai kalangan, baik dari usia muda, sampai mereka yang telah mapan dan ingin bernostalgia.

Secara keseluruhan, BMW E46 sangat cocok dan sesuai dipinang karena harganya relatif terjangkau. Dengan budget 90-120juta, kamu sudah mendapatkan sebuah sedan yang mewah dan sporty.

Perjalanan BMW E46 di Indonesia

BMW E46 desainnya menggabungkan kesan sporty namun elegan dan mewah dalam tiga fase. Keluaran pertama yaitu BMW E46 pre-facelift diproduksi antara 1999 – 2001. Selanjutnya facelift dilakukan pada 2003 yang bertahan sampai 2005. Pabrikan Bavaria menyediakan beberapa varian E46, yaitu dengan mesin M43 untuk tipe 318i, 323i, dan 325i lalu dilanjutkan mesin N42 dan N46.

Perjalanan BMW Seri 3 dari era E30, E36, lalu E46

Mesin berkode M43B19 berkapasitas 1.895 cc itu punya tenaga maksimal 118 dk dan torsi 180 Nm. Sejak awal, BMW E46 tidak memiliki transmisi manual, yang ada hanya transmisi otomatis Steptronic.

Sebelum facelift, BMW sempat memasukkan varian 325i dengan mengusung mesin M52 6-silinder yang bertenaga 170 dk dan torsi 245 Nm. Setahun berikutnya, BMW meningkatkan tenaga mesin 325i menjadi 193 dk dan torsi 280 Nm dengan memakai teknologi throttle by wire yang membuat pengendaraan jadi lebih berperforma sekaligus efisien.

Pada facelift pertama, BMW memperkenalkan mesin berkode N42B20 yang mengusung teknologi VANOS. Teknologi katup variabel milik BMW itu membuat tenaganya meningkat jadi 141 dk dan torsi 200 Nm.

Namun, kelemahan justru hadir pada era facelift E46 dengan mesin N42 tadi. Tipe mesin ini termasuk kurang perkasa dan memiliki kelemahan di seal klepnya dan transmisi. Keluhan terhadap versi facelift menggaung karena mesin N42 terkenal rewel dan seringkali bermasalah.

Pada akhir tahun 2004, BMW segera melakukan facelift terakhir dengan membekali E46 mesin N46B20 yang lebih bandel dan tahan disegala medan. Ibaratnya, N46 ini kombinasi ketangguhan mesin M43 dan tenaga nendang N42.

Bagi kamu yang ingin bernostalgia dengan E46 ini, alangkah baiknya meminang versi pre-facelift atau yang memakai mesin M43 atau N46 sekalian. Alasannya, lantaran mesinnya lebih tahan lama, dan ketersediaan suku cadang yang masih berlimpah.

BMW E46 Facelift Rentan Bermasalah

Edisi pertama E46 mengusung mesin M43B19, 1.9 liter 4 silinder segaris 8 katup SOHC. Mesin ini terkenal cukup ‘badak’ tapi banyak pengguna mengeluhkan mesin SOHC ini “loyo dan repot” dalam hal maintenence. Ini mendorong BMW melakukan facelift di tahun 2002 dengan mesin N42.

engine BMW E46

Bukannya semakin baik, justru di mesin ini masalah semakin banyak muncul. Jenis metalurgi mesin yang ‘ringkih’ membuat ring piston cepat aus. Gejala ini dikutip dari forum bmwlover.forumid.net umumnya muncul saat mobil sudah mencapai 80 ribu kilometer, tapi banyak juga yang mengeluh muncul sebelum jarak tersebut.

Untuk kamu yang ingin berburu BMW E46, sebaiknya ketahui dahulu penyakit bawaannya, terutama pada mesin N42 (facelift). Ciri yang mudah dilihat dari mesin yang sakit yaitu knalpot ngebul.

Ini jadi pertanda dari seal klep rusak karena muncul asap putih yang keluar dari knalpot mobil. Ngebul itu disebabkan oli yang bocor melalui seal klep yang rusak bercampur dengan proses pembakaran.

Bahkan, BMW E46 seri N42 sebagaimana dikutip dari forum Seraya Motor banyak masalah. Akun ‘amfibi’ menyebut bila seri ini biangnya rewel untuk tipe 318i.

“Nah yang 318i facelift (N42) ini baru biangnya rewel, contoh radiator nyampur oli sendiri nggak ada angin nggak ada ujan, ngebul, dsb,” tulisnya di forum tersebut.

Selanjutnya jika terjadi kerusakan pada transmisi, gejalanya tidak bisa langsung jalan saat tuas pindah ke posisi D. Kamu harus menunggu kondisi mesin panas baru bisa jalan. Selanjutnya, saat transmisi di arahkan ke posisi R mobil cuma diam saja, tidak mau mundur.

Masih seputar mesin dan sistem pendukungnya, penyakit BMW E46 lainnya yaitu radiator expansion tank yang gampang retak. Ini terjadi di seluruh generasi E46 tanpa terkecuali. Kasus yang terparah, expansion tank bocor membuat air radiator mengucur deras.

Umumnya usia pemakaian maksimal radiator expansion tank hingga 100.000 km. Sebaiknya diganti di awal sebagai tindakan preventif karena harganya juga relatif murah dan mudah pengerjaannya.

Tidak hanya bagain mesin, penyakit BMW E46 juga muncul di bagian kaki-kaki, terutama bushing wishbone. Pemilik sebaiknya waspada, bila mobil sering dipake harian, kira-kira 6-12 bulan maka bushing ini sudah mulai oblak.

Memeriksa Penyakit BMW E46 di Girboks via Panel Indikator

Ada cara yang cukup mudah untuk mengetahui gejala BMW 318i E46 M43 bekas masih sehat atau tidak. Yaitu dengan melihat indikator pada panel speedometer. Saat kontak diputar ke ON tapi mesin belum hidup, semua indikator harus menyala.

Dashboard BMW E46

Setelah beberapa saat, beberapa indikator bakal mati seperti SRS, Indikator tanda seru (!), segitiga (traction control), EML (check engine), ABS, kampas rem (Brake Pad) (O) kuning, indikator baterai/aki, dan indikator oli. Untuk indikator EML, baterai, dan oli akan mati setelah mesin hidup.

Sebaliknya, apabila girboks bermasalah, maka muncul gambar roda gigi muncul di layar panel indikator. Ini menjadi pertanda gearbox sudah saatnya di servis. Usahakan kamu tidak melihat gambar ini saat melihat indikator di panel cluster.

Knalpot BMW E46 Ngebul

Inilah kerusakan yang kerap dirasakan oleh pemilik BMW Seri 3 generasi ke-4 di Indonesia. Penyebabnya ada beberapa bagian, bisa dari ring seher aus atau seal klep-nya mungkin jebol. Kamu terpaksa perlu turun mesin bila keduanya jebol.

Tapi, penyebab asap knalpot ngebul bisa juga karena Separator Vaccum Uap Oli retak dan selangnya bolong. Kerusakan di bagian ini setidaknya lebih mudah dan murah perbaikannya. Setelah diganti, memang akan ngebul asap putih sebentar untuk membuang sisa oli yang menumpuk namun akan hilang dan transparan normal.

Kaki-kaki BMW E46 Rawan ‘Keseleo’

Bagian lainnya yang tak kalah rentan mengalami kerusakan yaitu pada kaki-kaki. Disinyalir, penyakit BMW E46 ini muncul karena kondisi jalanan Indonesia yang tak semulus Jerman. Sistem fabrikasi aluminium pada kaki-kaki membuat sistem kaki-kaki lebih cepat aus terutama pada bagian bushing.

To see the latest price of BMW Series 3, click here

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts