Berita

Penjualan Mazda di Indonesia Turun, EMI Beberkan Alasannya

Jakarta – PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) selaku APM resmi Mazda di Indonesia mengaku mengalami penurunan penjualan sekitar 50% jika dibandingkan sebelum masa pandemi.

Namun begitu, Ricky Thio, Managing Director PT EMI membeberkan jika di tahun ini penjualan mereka mulai bertumbuh.

“Selama awal pandemi ini penjualan kami pasti turun. Di tahun lalu, bahkan penurunannya hampir 50% dan di tahun ini kita mulai mencatatkan pertumbuhan,” ujarnya di sela Mazda Media Drive CX Troop & Trip, Selasa (6/10/2021).

Salah satu alasan penurunan penjualan disebabkan oleh adanya kebijakan PPKM yang dikeluarkan pemerintah dan krisis stok chip yang terjadi di dunia.

“Salah satu alasannya kemarin itu ada PPKM, sama krisis chip semikonduktor yang terjadi juga membuat penjualan kita menjadi turun,” sambungnya.

penjualan mazda indonesia

Akibat krisis stok chip tersebut, membuat pasokan mobil yang dikirim menjadi terganggu. Menurut Ricky, bahkan saat ini konsumen yang mau membeli mobil Mazda harus inden selama lebih kurang selama 4 bulan.

Badai krisis chip tersebut jelas sangat mempengaruhi penjualan EMI di Tanah Air. Masalah tersebut berdampak langsung kepada produksi di pabrik Mazda yang terletak di Jepang sehingga membuat pengiriman ke beberapa negara menjadi tertunda, termasuk Indonesia.

“Kalau ditanya pengaruhnya ini cukup besar dampaknya. Sebab ini sangat mempengaruhi produksi. Contohnya konsumen Mazda CX-3 yang 1.5 saja harus inden dari sekarang dan unit mungkin baru bisa diterima Februari atau Maret tahun depan. Dengan catatan mereka melakukan pemesanan pada Oktober ini,” jelasnya.

penjualan mazda indonesia

Penjualan Mazda di Indonesia anjlok akibat krisis chip semi konduktor. (Foto: Rizen/Carmudi)

Harus diakui, memasuki pertengahan tahun 2021 pasar otomotif sudah mengalami pertumbuhan. Sayangnya, akibat hal yang dialami oleh Mazda tersebut dinilai langkah apapun yang dilakukan akan terasa percuma akibat kapasitas produksi berkurang.

“Masalah ini, kan ,ada di pasokannya, atau pabrik. Krisis chip ini membuat suplai yang diberikan ke Indonesia menjadi berkurang. Jadi percuma pasar otomotif kita bertumbuh tetapi pengiriman ke Indonesia sendiri menjadi terbatas,” pungkas pria berkacamata ini kepada media.

Pihak EMI pun belum bisa mengetahui hingga kapan krisis chip semikonduktor ini akan berakhir. Sebab, hampir seluruh dunia mengalami masalah yang sama akibat krisis semi chip konduktor yang membuat produksi berbagai merek menjadi terganggu.

Baca Juga:

Penulis: Rizen Panji

Editor: Dimas

Rizen Panji

Pikirannya selalu dipenuhi oleh mobil buatan asal Jerman, Swedia, dan Prancis dengan tahun produksi di bawah 2000. Jangan lupa, mesin yang bersemayam di dalam kap mesin tentunya harus 6 silinder guna memompa adrenalin ketika mengendarainya

Related Posts