Berita Mobil Sumber informasi

Prediksi Pasar Otomotif Tahun Depan Satgnan, Leasing Makin Ketat

Penulis: Santo Evren Sirait

Jakarta – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil secara wholesales (dari pabrik ke dilier) pada 2016 sebanyak 1,06 juta unit. Tahun ini pasar otomotif di Indonesia cenderung stagnan, besar kemungkinan angka penjualan wholesales tidak berbeda jauh dengan pencapaian tahun lalu.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Industri, Johnny Darmawan mengatakan setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan pasar otomotif sampai masih stagnan.

“Kalau saya lihat PR (pekerjaan rumah) industri otomotif ini ada beberapa faktor salah satunya adalah eksternal, seperti faktor krisis ekonomi. Kedua faktor internal, di mana hampir semua perusahaan pembiayaan angka non performing loan (NPL) atau kredit macetnya tinggi. Menurut saya pasar otomotif akan stagnan di 1 jutaan unit sama seperti tahun lalu,” kata Johnny, belum lama ini di Jakarta.

Mantan Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor itu menambahkan penjualan kendaraaan di pasar Indonesia akan selalu berada di atas satu juta unit. Tidak bakal turun, mengingat perbulannya saja kendaraan yang didistribusikan sudah lebih dari 90 ribu unit.

“Kita (pasar Indonesia) sudah masuk pasar yang ke 1 juta unit, di mana jualannya 90 ribuan sebulan kalau kali 12 kan 1 jutaan unit. Prediksi saya tidak akan bisa di bawah satu juta tapi stagnan,” terang Johnny.

Lantas bagaimana prediksi pasar otomotif Indonesia tahun depan? Johnny memprediksi masih cenderung stagnan. “Biasanya faktor pemilihan umum (pemilu) memicu untuk jualan banyak, tapi pemilu yang akan datang (2018) belum tentu karena peraturan sekarang ketat dan perusahaan pembiayaan juga semakin ketat,” jawabnya.

Baca juga: Sektor Industri Otomotif Indonesia Paling Besar Kedua Setelah Thailand

Catatan untuk Industri Otomotif

Tanpa peran Kadin industri otomotif di Indonesia tidak ada apa-apanya. Johnny menyampaikan ada empat catatan yang harus diperhatikan oleh pemerintah dan pelaku industri itu sendiri.

1. Konsisten dan Konsekuen

Menurut Johnny, pemerintah sebagai regulator harus konsisten supaya industrinya panjang, konsekuennya harus memberikan insentif.

2. Keberpihakan

Yang harus dipikirkan juga soal keberpihakan, Indonesia sebagai negara Industri sangat disayangkan karena tidak memiliki smelter baja. Namun saat ini pabrik pengolahan material tersebut tengah direncanakan untuk didirikan.

3. Penggunaan Komponen Lokal

Komponen hasil produksi dalam negeri terkadang tidak digunakan, oleh karena itu harus ada aturan soal pengetatan penggunaan komponen lokal bagi industri.

“Saya katakan tingkatkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), kalau bisa semua produk yang sudah ada di Indonesia hendaknya di pakai oleh semua pengusaha-pengusaha atau semua perusahaan-perusahaan. Sekarang ini kan belum merata,” terang Johnny.

4. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) sangat berperan penting dalam kemajuan industri khsusunya otomotif. Bila tidak dipikirkan maka industri akan kekurangan SDM yang ahli di bidangnya masing-masing.

“Dibaratkan jumlah tenaga kerja itu 100 orang, sekira 80 persen lebih itu hanya berpendidikan SD, SMP, dan SMA, itu yang harus dipikirkan. SDM itu man power. Jadi hal ini yang mau kami minta pemerintah memperjuangkannya,” pungkas dia.

Dony Lesmana

Dony Lesman memulai karirnya di dunia jurnalis di Jawa Pos Surabaya 2003. Hijrah ke Jakarta bergabung di majalah Otomotif Ascomaxx dan Motomaxx di 2010. Sempat bergabung di portal berita Sindonews.com di kanal Autotekno hingga 2016 yang mengupas perkembangan otomotif dan teknologi. Terhitung Januari 2017 masuk sebagai tim Journal Carmudi Indonesia yang mengulas dan mempublikasikan berita-berita otomotif terbaru di Indonesia maupun dunia.

Related Posts