Sumber informasi

Siap Beli Mobil Listrik? Ini Penyakit yang Bakal Ditemui

Walaupun mobil listrik terbilang baru di Indonesia, tetapi ada beberapa penyakit yang siap mengintai.

Bahkan beberapa penyakit mobil listrik ini disinyalir bisa menimpa sewaktu-waktu dan di mana pun Carmudian berada.

Era elektrifikasi kendaraan mau tidak mau, tetap akan datang kepada kita dalam waktu dekat.

Maka dari itu, sebagai penikmat kendaraan, Carmudian juga wajib mengenali apa itu kendaraan listrik.

Di Indonesia sudah banyak yang menjual sepeda motor ataupun mobil listrik secara resmi.

Bahkan konversi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik pun sudah diatur oleh Pemerintah, sehingga sah di mata hukum.

penyakit mobil listrik

Sebagai car enthusiast sejati, bisa mengetahui penyakit yang ada pada mobil listrik akan menjadi kebanggaan tersendiri.

Di saat orang lain belum tahu mengenai penyakitnya, Carmudian sudah tahu infonya terlebih dulu.

Hal ini tentu akan membuat Anda dianggap sebagai orang yang expert di bidangnya.

Agar lebih paham, Carmudian bisa melihat beberapa penyakit yang kerap menimpa mobil listrik dalam beberapa waktu ke depan. Apa saja?

Penyakit Mobil Listrik

Daya Tahan Baterai

Harus diakui, tidak sedikit orang yang meragukan durabilitas atau daya tahan dari baterai kendaraan listrik. Bahkan perbincangan dengan bahasan seperti ini kerap menjadi topik hangat di kalangan pecinta otomotif.

Padahal, setiap pabrikan otomotif yang merilis kendaraan listrik telah menjamin daya tahan dari baterai tersebut.

Misalnya pabrikan asal Amerika Serikat, Tesla menjamin jika baterainya punya masa pakai hingga 1,6 juta kilometer. 

penyakit mobil listrik

(Foto: Toyota)

Beberapa APM di Indonesia bahkan ada juga yang mengeklaim jaminan garansi baterai selama 8 tahun pemakaian.

Jika dalam masa garansi tersebut ternyata baterai rusak, maka konsumen akan mendapatkan penggantian secara gratis.

Tetapi harus diingat juga, pernah ditemui beberapa kasus kerusakan baterai yang mengakibatkan terbakar dan meledak.

Kasus seperti ini kerap terjadi di beberapa negara seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, bahkan beberapa negara di Eropa.

Di Indonesia beberapa waktu lalu juga sempat ramai diberitakan Hyundai Ioniq 5 yang mengalami baterai drop dari 80% ke 0%. Namun, itu sudah tertangani secara cepat oleh pihak pabrikan.

Kerusakan Modul

Semakin canggih mobil, akan semakin banyak pula modul yang dimiliki. Hal itu tentunya berlaku pada mobil listrik.

Sudah bukan rahasia lagi jika mobil listrik dipenuhi oleh berbagai modul sebagai otak pengoperasian dari berbagai fungsi di mobil.

Menurut kami, hal yang bersifat elektronik tentunya memiliki usia pakai yang tidak bisa ditebak.

penyakit mobil listrik

Bisa saja modul tersebut akan rusak ketika memasuki tahun ke-10 atau bisa saja rusaknya ketika baru menginjak usia pemakaian dalam 2 tahun.

Kerusakan seperti ini tentu tidak bisa diprediksi, tetapi Carmudian bisa mengantisipasinya.

Beberapa cara antisipasi kerusakan modul mobil listrik:

  • tidak melibas banjir,
  • tidak melakukan modifikasi di bagian elektrikal sembarangan,
  • menggunakan aki sesuai spesifikasi yang dibutuhkan.

Setidaknya ketiga hal tersebut bisa menjadi cara umum untuk menjaga modul yang ada di mobil supaya tidak cepat rusak.  

Sel Baterai

Seiring pemakaian, sel yang terdapat di dalam baterai akan rusak. Kerusakannya pun bersifat parsial, alias hanya sebagian sel yang rusak.

Jika rusak, maka pihak bengkel resmi akan melakukan penggantian komponen sel baterai yang rusak saja. Sementara sel yang masih bagus akan tetap dipertahankan.

Seperti yang diutarakan oleh Bonar Pakpahan, Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) beberapa waktu lalu. 

“Baterai listrik pada mobil tentunya akan mengalami penurunan battery health atau kesehatan baterai dalam pemakaian jangka panjang,” katanya.

penyakit mobil listrik

Menurutnya, penurunan kesehatan baterai tersebut bisa terjadi dalam 10 tahun. Misalnya dari yang tadinya 100% kesehatan baterainya bisa menurun hingga 80% pada tahun ke-10.

Artinya, kesehatan baterai tersebut menurun dalam kurun waktu yang lama. Penurunan seperti ini pun dinilai wajar lantaran baterai mobil listrik mengandung bahan dasar lithium-ion.

Lithium-ion ini terbuat dari bahan kimia yang bereaksi dan mengalami panas yang dihasilkan dari arus listrik. Inilah yang menyebabkan penurunan kesehatan baterai,” ujarnya.

Harga Komponen Elektrikal Mahal

Seperti yang sudah dijelaskan sedikit di atas, hal yang bersifat elektronik tentunya memiliki usia pakai yang tidak bisa ditebak. Jika ada komponen kelistrikan yang rusak, maka biaya penggantian komponennya akan cukup mahal.

Hal seperti ini bisa dilihat dari teknologi yang dimiliki oleh kendaraan listrik tersebut. Semakin canggih kendaraan listrik, biasanya akan semakin mahal juga harga komponen elektrikalnya.

Mengingat harga baru mobil listrik cukup mahal, bukan tak mungkin jika harga komponen elektrikalnya turut mahal. Setidaknya Carmudian bisa lebih ‘bersiap-siap’ terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli mobil listrik.

Ini tentunya menjadi salah satu penyakit yang bisa terjadi pada mobil listrik. 

Daftar Mobil Listrik di Indonesia

Setelah mengetahui apa saja penyakit yang bisa timbul di mobil listrik, Carmudian bisa memilih beberapa model untuk dibeli. 

PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) menghadirkan Ioniq 5 dalam 4 varian yang terdiri dari Prime standard range dan long range, serta Signature standard range dan long range.

Test drive Ioniq 5

(Foto: Hyundai)

Harga yang dibanderol pun cukup mahal dengan kisaran Rp748 juta hingga Rp859 juta.

Lalu mobil kedua ada Air EV yang punya dimensi mungil. Mobil listrik ini ditawarkan dalam 2 varian yang terdiri dari standard range dan long range.

Harga yang ditawarkan mencapai Rp238 jutaan dan Rp311 jutaan. Keduanya sudah bisa dipesan secara langsung, lho.

  • DFSK Gelora E

Jangan lupakan merek DFSK, lho. DFSK di Indonesia sudah menjual mobil listrik dengan nama Gelora E. Mobil yang dirakit di Cikande, Banten ini punya desain boxy ala van yang didesain untuk mengisi segmen niaga guna membawa barang. 

Harga yang ditawarkan mencapai Rp484 jutaan.

Mobil Niaga DFSK

  • Lexus UX-300e

PT Toyota Astra Motor (TAM) akhirnya memiliki mobil listrik murni yang dijual di Indonesia. Mobil SUV ini bahkan dijadikan kendaraan dinas pada ajang KTT G20 yang akan digelar di Bali November 2022 mendatang. 

Soal harga, konon mobil ini dibanderol seharga Rp1,2 miliaran.

  • MINI Cooper Electric

Di ajang GIIAS 2022 lalu, BMW Indonesia dengan bangga merilis MINI Cooper Electric. Secara tampilan, mobil ini terlihat serupa dengan MINI pada umumnya.

MINI giias 2022

Hanya saja tampilan eksterior dan interiornya jika diperhatikan seksama banyak perbedaannya. Di atas kertas mobil ini dibanderol seharga Rp1 miliaran dan sudah ludes terjual.

  • BMW i4

Bersamaan dengan peluncuran MINI Cooper Electric, BMW Indonesia turut meluncurkan i4. Mobil SUV berdesain sporty dan modern ini menyapa ajang GIIAS 2022 di Pavilion BMW.

Soal harga, BMW membanderol i4 di angka Rp2 miliaran.

  • Nissan Leaf

Kemudian mobil listrik terakhir yang dijual secara resmi oleh APM resmi yang ada di Indonesia ada Nissan Leaf. Kendati kelihatan seperti hidup segan mati tak mau, Nissan ternyata mencoba untuk menjual Leaf di Indonesia.

All New Nissan Leaf

(Foto: Nissan)

Mobil listrik berbodi hatchback ini dijual dengan harga Rp728-730 jutaan. Nah, itu tadi merupakan daftar mobil listrik yang dijual secara resmi oleh para APM-nya di Indonesia.

Jangan lupa, setelah memutuskan untuk membeli mobil listrik pastikan Carmudian bisa merawat mobil tersebut agar tidak cepat rusak, ya.

Penulis: Rizen Panji
Editor: Dimas

Rizen Panji

Pikirannya selalu dipenuhi oleh mobil buatan asal Jerman, Swedia, dan Prancis dengan tahun produksi di bawah 2000. Jangan lupa, mesin yang bersemayam di dalam kap mesin tentunya harus 6 silinder guna memompa adrenalin ketika mengendarainya

Related Posts