Reviews

Test Drive Hyundai IONIQ dan Kona Electric, Melesat dengan Senyap

Kesempatan test drive Hyundai IONIQ dan Kona Electric baru-baru ini menjadi momen untuk mengeksplorasi rasa berkendaranya. Untuk hal itu, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) menyediakan trek yang sangat memadai, yaitu di Sirkuit Sentul, Bogor. 

Sebagai informasi, sesi test drive kali ini merupakan bagian dari Hyundai Track Day 2021 yang diadakan akhir pekan lalu (20-21/3/2021).

Lewat kegiatan ini PT HMID membuka kesempatan bagi publik yang ingin mencoba mobil listrik mereka dan mengulik lebih dalam segala aspeknya.

Test-Drive-Hyundai-IONIQ-dan-Kona-Electric

Test drive Hyundai IONIQ dan Kona Electric (Foto: Carmudi/Mada Prastya)

Lintasan sirkuit yang memiliki panjang 4,12 Km itu pun mendapat rekayasa di sejumlah bagian untuk menciptakan tantangan baru.

Misal, mendekati garis start dibuat arena slalom yang bisa dimanfaatkan test driver menguji pengendalian mobil. Kemudian di depannya ada semacam arena drag race untuk mengeksplorasi akselerasi.

Sesi test drive dibuka dengan safety brief dari pihak penyelenggara. Setelah itu para test driver pun bersiap masuk ke mobil masing-masing.

Pada kesempatan pertama, Carmudi kebagian mencoba Hyundai Kona Electric kemudian disusul IONIQ pada sesi dua.

Sayangnya Kona Electric yang kami dapat adalah model sebelum facelift. Kami lihat hanya ada satu model facelift disediakan bagi awak media.

Impresi Kabin

Interior Hyundai Kona Electric 2021

Interior Hyundai Kona Electric 2021 (Foto: Carmudi/Mada Prastya)

Sebelum mulai berkendara, kami coba mengamati terlebih dahulu kabin Kona Electric. Impresi yang didapat, mobil ini memiliki kabin cukup berkualitas.

Bangku-bangkunya dibungkus material kulit. Kemudian bisa ditemui penggunaan soft touch untuk beberapa panel di interiornya.

Satu hal yang kami suka adalah pengaturan lingkar setir sudah mendukung tilt dan telescopic. Itu artinya pengendara bisa mendapatkan posisi berkendara paling ideal bagi dirinya. Bukan hanya Kona Electric, fitur ini juga bisa ditemukan pada IONIQ.

Kemudian pengaturan posisi tempat duduk pengemudi bisa dilakukan secara elektrik baik untuk IONIQ dan Kona Electric. Tapi dengan harga lebih mahal, bangku penumpang depan Kona Electric juga ikut dilengkapi fitur ini.

Selanjutnya mengenai visibilitas. Secara keseluruhan Kona Electric memiliki visibilitas yang baik. Dengan kata lain tak ada catatan khusus, tapi IONIQ sedikit berbeda.

Pada dasarnya pandangan ke arah depan dan samping tak ada gangguan. Tapi kalau menengok ke spion tengah maka pengendara akan melihat pemandangan yang berbeda dibanding mobil-mobil pada umumnya.

Bodi belakang Hyundai IONIQ

Bodi belakang Hyundai IONIQ (Foto: Carmudi/Mada Prastya)

Kaca belakang IONIQ seperti terbagi dua, atas dan bawah. Hal ini disebabkan desain bodi belakang mobil yang dibuat melandai. Kaca yang berada di bagian atas dimensinya lebih besar.

Bukan sepenuhnya negatif, tapi tentu konsumen perlu membiasakan diri ketika berkendara dengan mobil ini.

Membentuk Kebiasaan Baru

Membiasakan diri untuk hal-hal baru menjadi kata kunci ketika Carmudian memiliki mobil listrik. Tak terkecuali untuk produk dari Hyundai ini, misal saat Anda perlu memindahkan posisi persneling.

Mayoritas mobil di pasaran menggunakan pemindah gigi dalam bentuk tuas, tapi tidak untuk IONIQ dan Kona Electric.

Sebagai gantinya, pengendara akan melihat tombol dengan kode huruf D, N, P, R di konsol tengah. Tombol-tombol itulah yang mesti dioperasikan ketika mau mengendarai mobil.

Tombol Transmisi Hyundai Kona Electric

Tombol Transmisi Hyundai Kona Electric (Foto: Carmudi/Mada Prastya)

Saat mobil sudah melaju mungkin Anda tak akan mengalami isu. Tapi kami membayangkan situasi yang berbeda jika diharuskan memarkir mobil ini di area terbatas. Karena dalam situasi seperti itu sering kali mobil harus maju mundur beberapa kali.

Tapi lagi-lagi, hal ini bukan sepenuhnya poin minus. Karena pada praktiknya memindahkan gigi dengan tombol justru lebih praktis.

Selain itu, pengemudi juga mesti terbiasa dengan fungsi paddle shift yang berbeda dengan mobil kebanyakan.

Sebenarnya Carmudi pernah membuat artikel khusus mengenai hal ini. Pada intinya fungsi paddle shift IONIQ dan Kona Electric bukan untuk memindahkan gigi.

Kedua mobil tidak memiliki transmisi multi rasio yang memerlukan adanya perpindahan. Tapi pabrikan tetap menyediakan paddle shift. Untuk apa?

Di sini paddle shift berfungsi mengatur level regenerative braking yang berguna mengubah energi pengereman menjadi listrik yang kemudian disimpan kembali di dalam baterai.

Ada tiga level regenerative braking tersedia. Semakin tinggi levelnya maka sensitivitasnya juga meningkat. Sebagai pengendara, Carmudian akan merasa efek semacam engine brake semakin kuat ketika mengangkat kaki dari pedal akselerator.

Test Drive Hyundai IONIQ dan Kona Electric di Sentul

Test Drive Hyundai IONIQ dan Kona Electric di Sentul (Foto: Carmudi/Istimewa)

Melesat dengan Senyap

Mobil tenaga listrik seperti halnya Hyundai IONIQ dan Kona Electric jelas tak bisa memenuhi hasrat penyuka suara knalpot kencang. Tapi menurut kami ada poin yang lebih penting, yaitu performa mobil ketika diajak melaju.

Masuk ke dalam kabin, Carmudian tidak akan mendengar apa-apa terutama saat mobil dalam posisi diam. Hyundai mengklaim dalam posisi seperti ini tingkat kebisingan kabin berada di level 30 sampai 40 desibel (db).

Itu artinya setara dengan tingkat kebisingan di dalam perpustakaan atau larut malam. Lantas, bagaimana kabin yang senyap ini memengaruhi rasa berkendara? Satu hal yang pasti kenyamanan jadi meningkat.

Kemudian saat melaju, ternyata bukan hal sulit membiasakan diri berkendara dengan kondisi kabin senyap.

Hyundai-Kona-Electric-di-Sirkuit-Sentul

Hyundai Kona Electric di Sentul (Foto: Carmudi/Mada Prastya)

Pengendara memang tak akan mendengar suara raungan mesin yang kerap dijadikan patokan memindahkan gigi. Tapi toh mobil listrik seperti ini tak memerlukan hal tersebut.

Kemudian, suara ban yang berputar ternyata masih bisa terdengar ke dalam kabin. Sebagian orang mungkin akan menjadikannya sisi minus karena dinilai menginterupsi kenyamanan. 

Tapi pada praktiknya hal tersebut malah membuat rasa berkendara jadi lebih natural bagi mereka yang sudah jauh lebih akrab dengan mobil bermesin pembakaran internal.

Baik IONIQ atau Kona Electric terasa asyik untuk berakselerasi. Di atas kertas, Kona Electric cukup unggul karena motor listriknya bisa menghasilkan torsi 395 Nm. Sementara itu torsi puncak IONIQ adalah 295 Nm.

Perbedaan cukup terasa ketika mobil diajak berakselerasi dari posisi diam atau keluar dari tikungan. Kona Electric lebih sigap menghadapinya.

Mesti diakui, melakukan test drive Hyundai IONIQ dan Kona Electric masing-masing selama dua putaran di aspal sirkuit belum cukup untuk menilai karakter mobil secara keseluruhan. Tapi sekilas, IONIQ lebih condong mengedepankan faktor kenyamanan.

Terasa dari bantingannya yang cenderung lembut. Bodi mobil pun sedikit mengayun ketika di tingkungan. Sementara Kona Electric justru lebih mantap padahal logikanya mobil ini adalah sebuah crossover yang punya dimensi lebih tinggi.

Hyundai IONIQ Vs Kona Electric

Hyundai IONIQ Vs Kona Electric (Foto: Carmudi/Mada Prastya)

Walau begitu kedua mobil menyuguhkan sensasi berkendara yang fun to drive dengan karakter instant torque khas mobil listrik. Terlebih, jika Anda berkendara dengan mode Sport yang berarti mobil mencurahkan semua potensinya.

Untuk penggunaan yang lebih santai, pengguna bisa memilih mode Normal atau bahkan Eco untuk menghemat daya.

Baca Juga: 

Penulis: Mada Prastya

Editor: Dimas

Mada Prastya

Bergabung sebagai penulis di Carmudi Indonesia sejak Februari 2021. Menyukai kendaraan roda dua karena simpel, cepat, dan memberi rasa kebebasan dalam berkendara. Email: mada.prastya@icarasia.com

Related Posts