Adu Irit, Konsumsi BBM Honda Brio Tembus 30,1 Km/Liter
Jakarta – Honda sejak lama piawai memproduksi mobil irit dan bertenaga. Ini bukan isapan jempol belaka karena mereka meminta para awak media membuktikannya langsung melalui kompetisi bertajuk Battle of Efficiency untuk model All New Honda Brio. Dalam adu irit ini, konsumsi BBM Honda Brio Satya mencapai 30,1 km/liter.
Tentu angka ini jelas lebih irit dari regulasi untuk mobil Low Cost Green Car atau LCGC dari pemerintah yakni 20 km/liter. Berbagai strategi dilakukan rekan-rekan media agar konsumsi rata-rata bahan bakar dari Sunter ke Sirkuit Sentul tetap minim.
Perjalanan dimulai dari kantor PT Honda Prospect Motor di Sunter dan berakhir di Sirkuit Sentul, Jawa Barat. Peserta diharuskan memutar terlebih dahulu setelah pintu keluar Gerbang Tol Bogor. Berikut ini tiga besar konsumsi BBM Honda Brio paling irit dari kalangan media:
1. 30,1 km/liter
2. 29,9 km/liter
3. 29,6 km/liter
Para pemenang Battle of Efficiency ini memakai metode ala mobil angkot. Maksudnya, mereka berkendara tanpa menyalakan AC sama sekali agar kinerja mesin lebih ringan. Mereka melaju dengan santai dengan kecepatan tak lebih dari 80 km/jam. Mereka rela gerah supaya memenangkan adu irit ini.
Carmudi pun berkesempatan ikut adu irit Honda Brio Satya. Dalam adu irit konsumsi BBM Honda Brio, Saya tergabung bersama dengan dua orang jurnalis dari Antara mendapat mobil nomor urut 7. Dalam kompetisi kali ini, saya mencoba untuk menerapkan cara daily use tanpa mematikan AC dan radio sepanjang perjalanan.
Kami pun menjaga kecepatan mobil agar melaju secara santai seperti perjalanan biasa. Namun, inilah yang cukup sulit dilakukan karena karakter tenaga Honda Brio cukup besar pada putaran 1.500-2.000 rpm sehingga kaki kanan harus sabar dalam memainkan pedal gas supaya putaran mesin tetap rendah.
Konsumsi BBM Honda Brio Untuk Kondisi Normal
Saya bersama jurnalis dari Antara berusaha berkendara santai dan menjaga kecepatan tidak lebih dari 80 km/jam. Kami berusaha menjaga putaran mesin selalu di bawah 2.000 rpm saat kondisi lalu lintas macet dan ramai. Sementara ketika lancar, cara menginjak pedal gas secara diurut dan melepasnya ketika putaran mesin mencapai 1.500 rpm.
Bahkan, mobil pun sempat berhenti di rest area Sentul Selatan sekitar 10 menit untuk beristirahat sejenak dan ke toilet. Saat berhenti, kami sepakat untuk tidak mematikan mesin sehingga mengetahui kondisi sesungguhnya bila mobil digunakan harian.
Sesampainya di Sirkuit Sentul, panitia dari PT HPM mengecek MID dan konsumsi BBM dari mobil tiap peserta termasuk mobil yang saya kendarai. Hasilnya, mobil yang saya kendarai memiliki konsumsi BBM 21 km/liter. Tidak buruk untuk sebuah simulasi berkendara sehari-hari.
Namun, hal yang patut disayangkan adalah beberapa peserta dengan sengaja melewati bahu tol supaya mendapa ruas jalan yang kosong. Saya sendiri berkendara di jalur kiri dan tengah saat mendahului agar tidak mengganggu kendaraan lain yang lebih cepat.