Berita

Miris, Ini Alasan VW Belum Mau Menjual Mobil Listrik ke Indonesia

VW ID.3 (Foto: Paultan)

Berlin – Akhir November 2019, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan bersama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno melakukan kunjungan kerja ke kantor pusat Volkswagen (VW) di Hannover, Jerman. Dalam kunjungan tersebut mereka bertemu dengan Dirk Große-Loheide, Board Member for Procurement at Volkswagen berserta beberapa orang jajarannya.

Pembahasan utama dalam pertemuan itu adalah soal mobil listrik. Dirk Große-Loheide mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya tengah fokus untuk mengembangkan mobil listrik. VW baru saja memperkenalkan dan memproduksi mobil listrik pertama mereka yaitu VW ID.3. Rencananya mobil listrik murni itu dijual tahun depan.

Pada kesempatan yang sama, Menko Marves Luhut sempat bertanya kepada Dirk Große-Loheide terkait mengapa belum ada rencana VW menjual mobil listriknya ke Indonesia? Pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh Dirk Große-Loheide. Menurutnya, Indonesia belum siap dari segi infrastruktur stasiun pengisian daya untuk mobil listrik.

“Secara infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisi daya, Indonesia dinilai belum siap,” ungkap Dirk Große-Loheide, dari keterangan resmi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Mendengar jawaban tersebut Menko Marves Luhut langsung merespon dengan menjelaskan bila saat ini pemerintah Indonesia menunjuk Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Pertamina untuk membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Jakarta, Tangerang, Bali, dan Bandung. Sekarang pembangunan tersebut tengah berjalan.

“Saat ini kami sedang terus mengembangkan infrastruktur pendukung dalam rangka menyediakan infrastruktur bagi kendaraan bermotor berbasis baterai, sesuai dengan Perpres (Peraturan Presiden No.55 tahun 2019),” kata Luhut.

Luhut menambahkan, PLN menargetkan pemasangan 160 titik charging station kendaraan listrik pada 2020 mendatang. Sedangkan PT Pertamina sejauh ini sudah mendirikan empat stasiun pengisi daya listrik. Dirinya juga menjelaskan bahwa Indonesia saat ini lebih memilih teknologi ramah lingkungan dan tidak mahal.

“Ongkos produksi bisa lebih murah, karena Indonesia punya tenaga hydropower yang harganya bisa jauh lebih murah dari pada negara-negara lain,” jelas Menko Luhut.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi berkunjung ke kantor pusat Volkswagen (Foto: Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi)

Setelah menjelaskan beberapa hal tadi Menko Luhut juga meminta agar VW tidak ragu lagi untuk membuka pabrik di Indonesia.

Indonesia Belum Menjadi Prioritas

Terpisah, VW Indonesia pernah mengajukan permohonan kepada prinsipal supaya Indonesia juga masuk dalam daftar negara yang mendapat kesempatan untuk memamerkan mobil listrik VW. Namun belum ada sinyal positif.

“Kami ada sempat bicara dengan prinsipal, cuma ini masih tahap belum terlalu matang, karena untuk mesin combustion engine dan kami juga baru buka pabriknya jadi masih jauh. Secara merek kami sudah siap, saat ini VW ada e-Golf, dan ID Buzz, cuma di kitanya (Indonesia) masih belum siap,” ungkap Jonas di Jakarta.

Jonas menambahkan, berbagai cara telah dilakukan demi membawa mobil listrik VW ke Indonesia. Akan tetapi alasan prinsipal belum mau memamerkan mobil listrik ke Indonesia karena secara regulasi dan infrastruktur pendukung dinilai belum siap.

“Kalau bisa tahun depan kami bawa (mobil listrik) dan diijinkan. Karena mereka bikin daftar negara-negara mana yang jadi prioritas utama untuk mobil listrik. Dan kebetulan Indonesia waktu itu dianggap infrastruktur dan regulasinya belum ada. Jadi kami enggak masuk. Tapi kami sudah mengajukan dan mereka akan menaruh nama kita (Indonesia) ke daftar,” terang Jonas.

 

Penulis: Santo Sirait

Editor: Dimas

Baca Juga:

Mobil Listrik Pertama VW Mulai Masuk Jalur Produksi

Santo Sirait

Santo Sirait sebelumnya Jurnalis di Okezone.com, pindah ke Carmudi.co.id sebagai Reporter pada November 2017. Fokus di sektor otomotif, terutama meliput tentang mobil, motor dan industri otomotif. Santo dapat dihubungi di santo.evren@icarasia.com

Related Posts