Berita Reviews Sumber informasi Tips dan Trik

REVIEW : All New Chevrolet Trailblazer Penembus Segala Medan

Jakarta – Masih ingat Opel Blazer di akhir tahun 90-an silam? Boleh dikatakan, SUV yang terksesan sangat macho dan jantan di kala itu adalah cikal-bakal Chevrolet Trailblazer.

Bukan soal penamaan yang hampir sama, namun kepemilikan merek Jerman yang ketika itu dipegang General Motors juga berarti beberapa model yang dijual di Indonesia merupakan tipe yang sama dengan yang dipasarkan Chevrolet.

Bangkit di Tanah Air pada tahun 2012, jagoan brand Amerika Serikat ini bertemu langsung dengan salah dua SUV paling populer di Indonesia, yaitu Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport.

Yes, hal tersebut karena Trailblazer menggunakan platform dengan rangka atau ladder-frame, sedangkan Captiva mengisi line-up SUV monokoknya.

Dengan sasis yang terpisah oleh bodi, SUV setinggi 1,8 m lebih ini menawarkan fleksibilitas mengemudi untuk melewati berbagai macam rintangan.

Selain kembali hadir dengan mesin diesel yang jauh lebih kuat dibanding sebelumnya, bahkan bisa dikatakan sanggup menjadi segment leader di beberapa angka, “All New” Chevrolet Trailblazer menawarkan cukup banyak keunikan dibanding pesaingnya yang membuat Anda mungkin ingin mempertimbangkannya ketika ingin mencari kendaraan penembus segala medan.

Apa saja? Jujur, kami pun cukup terkejut dengan beberapa hal ini saat PT General Motors Indonesia mengumumkan kedatangannya beberapa bulan silam.

Misalnya, harga varian atas yang lebih murah Rp 50 jutaan dibanding dua pesaing utamanya tadi. Kemudian value for money untuk fitur keselamatan yang sangat tinggi, seperti hadirnya FCA, LDW, SBZA dan RCTA yang mungkin akan membuat anda geleng-geleng kepala kebingungan ketika membacanya di brosur.

Fitur unik seperti Remote Engine Start juga jadi salah satu kelebihannya, menawarkan keunggulan tersendiri tanpa terseret kompetitor dengan membawa hal yang selama ini lebih dikenal seperti sunroof dan bagasi elektrik.

Namun pertanyaannya, cukupkah hal-hal tersebut untuk membuat Trailblazer menjadi satu paket yang menarik dan membuat mayoritas pembeli mengalihkan perhatiannya dari para pesaing Jepangnya?

Carmudi Indonesia telah mencoba SUV diesel ini lebih dari 700 km, baca setiap detailnya di bawah untuk mengetahui hasil review lengkapnya.

Berikut Review Lengkapnya :

Fuel Consumption 10,6 km/liter (city: Avg. Speed 23,1 km/h)
15,6 km/liter (highway: Avg. Speed 52,5 km/h)

 

Engine XLD-25 DURAMAX Diesel, 4-cyl, 2.499 cc, VGT, Intercooler
(Power) 178 hp @ 3.600 rpm | (Torque) 440 Nm @ 2.000 rpm
Transmission GM 6-Speed Automatic with CPA Torque Converter
Acceleration (0-100 km/h) 9,8 s

Gaya Bodi dan Tipe (Score: 9/10)

Meski sebelumnya Trailblazer hadir dengan dua pilihan mesin, 2.5L dan 2.8L, kini opsi dipersempit ke 2.500 cc saja namun dengan dua varian.

Yang lebih tinggi ada LTZ dengan banderol Rp 460 juta on the road Jakarta dan tipe ‘fungsional’ LT di harga Rp 430 juta on the road Jakarta.

Baik LT maupun LTZ, price tag suguhan di atas tergolong mengejutkan dan very, very affordable. Mengingat harga varian populer dua pesaing utama, Toyota Fortuner VRZ dan Mitsubishi Pajero Sport Dakar 4×2, sudah ada di awal Rp 500 jutaan. Hal di atas jadi salah satu selling point Trailblazer.

Chevrolet Trailblazer

Tampilan yang gagah Chevrolet Trailblazer. Foto/Carmudi Indonesia.

Belum lagi mengingat PT General Motors Indonesia (GMI) memberikan santunan gratis servis jasa dan suku cadang.

Selama tiga tahun pertama kepemilikan ala-ala BMW Service Inclusive atau Integrated Service Package Mercedes-Benz.

Bandingkan dengan tetangga, lumayan loh penghematannya mencapai Rp 7 jutaan!

Beda kedua fitur di atas cukup signifikan, misalnya LT kehilangan beberapa fitur unggulan LTZ layaknya jok elektrik pengemudi 6 arah. Serta auto climate control, lampu belakang LED, DRL dan auto headlights hingga setiap fitur safety aktif canggihnya.

Velg LTZ pun lebih besar di 18 inci (LT 17 inci), begitu pula layar head unit MyLink yang beda 1 inci, jumlah speaker pun selisih tiga driver. Meski begitu, memilih varian entry level tetap mendapatkan hal-hal seperti side step, electric power steering, hingga fitur Apple CarPlay dan Android Auto.

Warna

Oh dan cukup unik Chevy menyediakan pilihan kelir eksterior yang mencolok, yaitu merah Pull Me Over Red Solid di SUV sebesar ini.

Sedangkan lima warna lainnya termasuk hitam Black Meet Kettle Metallic, abu-abu Satin Steel Gray Metallic. Serta silver Switchblade Silver Metallic, cokelat Auburn Brown Metallic dan putih Summit White Solid.

Sayangnya hanya tersedia dalam pilihan penggerak roda belakang (RWD) membuat poinnya harus sedikit berkurang. Karena para pesaingnya dari Jepang menyediakan tipe penggerak empat roda (4WD). Dengan harga yang sedikit lebih mahal.

Spesifikasi dan Performa Mesin (Score: 8/10)

Apa yang ada di bawah kap depan jadi salah satu fokus pengembangan Trailbazer facelift ini. Betul, memang mesin yang dirombak total di versi global, yaitu tipe 2.8L, justru discontinued di tanah air.

Namun improvement yang diterima di mesin 2.5L-nya pun tidak bisa diremehkan.

Masih dengan kode XLD-25 seperti milik Ford namun dilabeli DURAMAX, tenaga mesin berkapasitas 2.499 cc ini yang tadinya dipatok di 150-an hp kini naik hingga hampir menyentuh 180 hp.

Bayangkan, angkanya mendekati sang class leader, All New Mitsubishi Pajero Sport, dengan mesin 2.4L yang baru total, bahkan hanya selisih 1 hp lebih kecil.

Namun anda akan lebih kaget lagi mendengar seberapa besar yang dihasilkan. Yup, dari sebelumya 350 Nm, sekarang momen puntir versi SUV dari Colorado ini sanggup menyemburkan 440 Nm ke kedua roda belakang berkat VGT (Variable Geometry Turbocharger) dan intercooler barunya.

Sadis? Jelas, angka tersebut lebih besar dibanding yang dapat dihasilkan sang Tiga Berlian maupun ‘excecptional duo’, Hyundai Santa Fe dan Kia Sorento.

Efeknya, All New Trailblazer ini boleh bergabung dengan klub di bawah 10 detik berkat waktu 0-100 km/jam yang hanya membutuhkan 9,8 detik.

Performa Mesin

Sayangnya, performa transmisi otomatis 6-percepatan yang tergolong pas-pasan menurut kami sedikit menghalangi potensi maksimal mesin buas tersebut.

Downshift yang cukup lambat memperbesar efek turbo lag yang semakin mengurangi rasa instant ooomph ketika kickdown, sehingga butuh kesabaran untuk merasakan angka-angka besar di atas ketika sedang cruising santai.

Untungnya, mode manual ketika menggeser tuas transmisi ke kiri bisa jadi solusi di kala ingin selalu menjaga putaran mesin yang paling efektif, yakni di antara 1.900 rpm hinggga 3.500-an rpm.

Chevrolet Trailblazer

Mesin Chevrolet Trailblazer. Foto/GM.

Yang baru adalah hadirnya teknologi CPA (Centrifugal Pendulum Absorber) Torque Converter di transmisi. Biasa ada di mobil Eropa, hal ini diklaim bisa mengurangi getaran secara keseluruhan serta meningatkan akurasi perpindahan gigi, dan bahan bakar lebih irit.

Meski jujur, hal yang kami rasakan hanya naik gigi yang lebih cepat dibanding kebanyakan 6 A/T lainnya.

Spesifikasi Mesin

Kode Mesin XLD-25

 

Teknologi DURAMAX, Common Rail Direct Injection, Variable Geometry Turbocharger (VGT), Intercoole
Jumlah Silinder 4, Segaris
Kapasitas 2.499 cc
Rasio Kompresi 16,5 : 1
Layout Mesin Mesin Depan Penggerak Roda Belakang
Tenaga Maksimum 178 hp @ 3.600 rpm
Torsi Maksimum 440 Nm @ 2.000 rpm
Transmisi Torque Converter Otomatis GM 6-percepatan dengan CPA (Centrifugal Pendulum Absorber)

 

Data Performa:

0 – 60 km/jam            : 4 detik

0 – 100 km/jam          : 9,8 detik

40 – 80 km/jam          : 4,4 detik

0 – 400 m                  : 17 detik

Konsumsi Bahan Bakar (Score: 7/10)

Selayaknya mesin tanpa busi lainnya yang dirancang untuk irit, konsumsi bahan bakar diesel Trailblazer tergolong lumayan. Baik untuk sebuah SUV 2 ton, namun biasa saja dibandingkan SUV diesel lainnya.

Mengarungi kemacetan sang Ibu Kota Indonesia dengan macet yang tiada henti sejauh lebih dari 300 km, 1 liter Pertamina Dex dapat mengantarkan 7 penumpang di dalam Trailblazer sejauh 10,6 km.

Dengan kecepatan rata-rata 23,1 km/jam. Kompresi ekstra-tinggi 16,5:1 ala mesin diesel tentu membantu karakter ‘semakin merayap, semakin hemat’ ini.

Sedangkan dibawa keluar kota dengan kecepatan rata-rata yang jauh lebih tinggi, 52,5 km/jam, angka di MID hanya berkisar di 15-an km/liter saja.

Namun bila mengingat tangki bahan bakar besarnya di 76 liter, Jakarta-Denpasar bisa ditempuh dengan sekali full tank saja loh!

Melaju jarak jauh tentunya dapat dipermudah dengan cruise control agar tidak membuat kaki kanan pegal. Set kecepatan di 100 km/jam, maka putaran mesin akan rileks di 1.550 rpm gigi 6.

Ya, turbo besarnya belum aktif maksimum di angka tersebut, sehingga memungkinkan cruising dengan bahan bakar yang cukup irit.

Yang istimewa dibanding setiap SUV Diesel lainnya yang beredar di dalam negeri adalah, Ia diklaim menjadi satu-satunya yang kompatibel dengan bahan bakar B20.

Familiar? Yup, jenis bio solar tersebut sudah lama dikabarkan akan menjadi standar baru nantinya dengan komposisi 20% biodiesel dan 80% solar konvensional, sekaligus membuat Trailblazer menjadi futureproof.

Data Konsumsi:

Dalam Kota                : 10,6 km/liter             @ avg speed 23,1 km/jam

Luar Kota                   : 15,6 km/liter             @ avg speed 52,5 km/jam

Tangki Bahan Bakar    : 76 liter

Handling dan Impresi Berkendara (Score: 6/10)

Image sebuah SUV Ladder-frame kental dengan karakter suspensi yang cukup keras. Tak berbeda dengan Trailblazer anyar ini.

Meski kaki-kaki dengan leaf springs dari D-Cab Colorado telah dikonversi ke coil springs. Tapi tetap saja bantingan overall-nya terasa keras.

Kami masih maklum dengan suspensi depannya, namun bagian belakangnya terasa berlebih kaku baik ketika mobil diisi sendiri atau penuh 7 penumpang.

Efeknya, melewati jalan berlubang atau polisi tidur tanpa mengurangi kecepatan akan membuat isi kabin terpental-pental dan mengurangi kenyamanan secara keseluruhan.

 

Bila dibandingkan, karakter ini tak jauh dengan setting kaki-kaki All New Toyota Fortuner.

Sayangnya, kerasnya suspensi tersebut juga tidak terlalu mengurangi efek body roll ketika menikung kencang. Meski memang, Trailblazer punya kelebihan sendiri untuk bermanuver lebih nikmat dengan penggunaan Electric Power Steering (EPS).

Perbandingan

Ya, ya, pasti Anda berpikiran “Jazz dari 2004 juga sudah pakai EPS, apa yang spesial?” Nah perlu diketahui, hingga kini SUV Diesel Ladder-frame paling populer, All New Mitsubishi Pajero Sport dan All New Toyota Fortuner masih menggunakan power steering hidrolis (HPS).

Jelas, EPS yang sebelumnya hanya dipakai All New Ford Everest boleh dikatakan eksklusif ketika sekarang juga diaplikasikan Trailblazer.

Hasilnya, memutar setir saat hendak memarkirkan mobil menjadi jauh lebih mudah karena putaran setir yang ringan.

Juga feedback ban ke setir sedikit lebih hadir dibanding HPS, sehingga rasa percaya diri bermanuver di kecepatan tinggi lebih didapat terutama ketika mengetahui adanya Electronic Stability Control (ESC).

Namun kembali lagi, apakah handling yang sedikit lebih baik dan performa buas mesin sepadan dengan pengorbanan suspensi yang keras di jalan yang lebih sering macet? Jangan lupa juga, radius putar super-besarnya itu di angka 6 meter.

Oh iya, CPA Torque Converter yang diklaim mengurangi getaran mesin high-stroke tersebut masih membiarkannya sedikit masuk ketika idle dan di kecepatan rendah, begitu juga dengan suara crackle khas mesin diesel.

Spesifikasi Kaki-Kaki

Sistem Kemudi Rack & Pinion
Power Steering Ada, Electric Power Steering (EPS) dengan Variable Steering
Suspensi Depan Independent dengan Coil Springs
Suspensi Belakang Live Axle dengan Coil Springs
Damper Digressive Damper
Diameter Velg 18 inci
Ukuran Ban Bridgestone Dueler H/T 265/60 R18
Ban Serep Full Size
Rem Depan Cakram Ventilasi
Rem Belakang Cakram Ventilasi
Sistem Rem ABS, EBD, BA, ESC, HSA, HDC

Fitur & Safety (Score: 9/10)

Simply said, Trailblazer menawarkan value for money yang sangat tinggi. Bicara fitur, boleh dibilang beberapa hal krusial ‘penjaga image’ untuk mobil yang harganya hampir setengah miliar justru absen.

Misalnya seperti AC dual zone dan sunroof layaknya di Pajero Sport, bagasi elektrik seperti milik Fortuner atau hal yang lebih basic seperti passive keyless entry.

Namun bila ditelaah lagi, Trailblazer jadi satu-satunya yang menawarkan fitur unik seperti Remote Start Engine. Cukup gunakan remote kunci, lock lalu tekan tombol di paling bawah untuk menyalakan mesin dari luar mobil.

Selain memanaskan mesin, AC yang otomatis nyala di 25°C mendinginkan kabin terlebih dahulu.

Masih ada juga head unit MyLink 8 inci (LTZ) menawarkan integrasi smartphone via Apple CarPlay dan Android Auto. Kemudian ada Valet Mode yang mengamankan konten head unit dengan PIN 4 angka bila diamankan.

Paling istimewa adalah banyaknya fitur active safety yang ditawarkan.

Safety

Sebut saja Forward Collision Alert (FCA) yang memberi peringatan berupa lampu merah berkedap-kedip dengan bunyi di atas dasbor. saat mendeteksi kemungkinan menabrak objek di depan.

Lane Departure Warning (LDW) alarm dan indikator aka menyala di instrument cluster. Saat mobil keluar lajur tanpa menyalakan lampu sein terlebih dahulu.

Chevrolet Trailblazer

Salah satu fitur yang ada di Chevrolet Trailblazer. Foto/GM.

Rear Cross Traffic Alert (RCTA) akan memberi tanda panah ketika kamera mundur aktif dan sebuah objek akan melewati bagian belakang mobil.

Juga ada Side Blind Zone Monitoring (SBZA) akan menyalakan indikator mungil di spion ketika terdeteksi sesuatu di blind zone. Sayangnya hanya berkedip tanpa bunyi ketika dinyalakan lampu sein ke arah tersebut.

Memang, setiap fitur keselamatan pintar di atas hanya bersifat mencegah tanpa tindakan lebih lanjut seperti pada Ford Everest.

Namun untuk harga yang lebih murah hampir Rp 200 jutaan dibanding All New Everest Titanium dulu, sah-sah saja kan?

Stadar fitur mewah, masih ada lagi auto headlights, auto wiper Rain Sense, cruise control, 7 speaker, jok pengemudi elektrik 6 arah, TPMS (Tire Pressure Monitoring System), spion tengah electrochromatic, auto up/down power window untuk empat jendela, kamera mundur dan sensor parkir depan belakang.

Data dan Fitur

Keyless Entry (Remote)  Ada
Passive Keyless Entry Tidak Ada
Engine Start/Stop Button Tidak Ada
Spion Elektrik Ada
Spion Lipat Elektrik Ada
Power Window Ada (4)
Auto Up/Down Window Ada (4)
Headlights Halogen dengan Height Levelling
Daytime Running Lights Ada
LED/Xenon Headlights Tidak Ada
Foglights (Front) Ada, Halogen
Foglights (Rear) Ada, Halogen
Taillights LED
Wiper (Front) 2, Intermittent
Wiper (Rear) Ada, Intermittent
Auto Wipers Ada
Tilt Steering Ada
Telescopic Steering Tidak Ada
Height Adjustable Seat Driver dan Front Passanger
Adjustable Headrest 7
Audio Steering Control Ada
Bluetooth Telephony Steering Control Ada + Voice Command
Cruise Control Ada dan Limiter
Air Conditioning Ada + Heater, 6 Level Fan
Auto Climate Control Ada, 1 Zone
Defogger Ada
Multi Information Display Ada (Digital Speedometer, Odo., Tripmeter (2), Avg. Consumption (2), Avg. Speed (2), Time Spent, Distance Left, Outside Temperature, Tire Load, Engine Oil Life, Real Time Consumption, ECO Monitoring, Tire Pressure Monitoring System, Indicator Status)
Power Outlet 4 (2 Front, 1 Mid, 1 Boot)
USB Port 1
Aux Port Ada
HDMI Port Tidak Ada
Touch Screen Head Unit Ada, MyLink 8 Inci
Bluetooth Ada (Telephony & Music Streaming)
Smartphone Integration Ada (Apple CarPlay & Android Auto)
Speaker 7
Cabin Light 6 (2 Depan, 1 Tengah, 1 Belakang, 2 Bagasi)
Airbag 3 (Depan + Knee)
Adjustable Seat Belt Ada (Depan)
3-Point Seat Belt 7
ABS, EBD Ada
ISOFIX Points Ada, 2
Active Safety Ada (Forward Coliision Alert, Side Blind Zone Alert, Lane Departure Warning, Rear Cross Traffic Alert)
Passanger Seat Belt Indicator Ada

Desain (Score: 7/10)

Eksterior

Meski berimbuhan depan “All-New”, sebenarnya Trailblazer hanya menerima major change dibanding versi yang pertama meluncur di Indonesia pada tahun 2012.

Mayoritas ubahan diaplikasikan untuk tampang. Kini mengaplikasikan gril dual-port khas Chevy baru jauh lebih lebar dan besar.

Fascia depan pun tampak lebih garang. Kap mesin mempunyai lekukan lebih banyak dan lis hitam memanjang di bumper bawah. Housing lampu kabut jauh lebih besar, tak lagi Trailblazer terlihat outdated.

Chevrolet Trailblazer

Tampilan yang gagah Chevrolet Trailblazer. Foto/Carmudi Indonesia.

Sayangnya di era serba LED, entah mengapa pabrikan dari negara Paman Sam ini masih menggunakan lampu utama halogen. Tanpa proyektor pula, seakan downgrade dibanding masa pre-facelift. Untungnya kini ada DRL (Daytime Running Lights), auto headlights dan height levelling.

Menilik bagian samping, terlihat mirip dengan saudara sekandungnya dari Jepang, Isuzu MU-X. Perubahan dibanding sebelumnya tak mayor, hanya seperti teks “DURAMAX” sedikit naik dan desain velg 18 inci disegarkan.

Side step jadi fitur standar untuk kedua varian dan bahkan dengan pijakan tambahan itu pun, Chevy masih menjaga jarak dari tanah yang cukup sehat di 221 mm.

Yang sangat disayangkan justru buritan. Memang sudah menggunakan lampu LED dan ada empat sensor parkir, kecuali anda memilih warna baru “Pull Me Over Red Solid”. Akan sulit membedakannya dengan generasi sebelumnya.

Interior

Tampak di dalam, Chevy berusaha membawa aura SUV asli Amerika ke Trailblazer facelift ini. Bingung, bukankah memang dari awal ini sudah SUV Amerika?

Jangan lupa, pengembangan Trailblazer difokuskan di Australia, Thailand dan Brazil. Sementara yang dipasarkan di “rumah” nya sendiri berupa SUV yang berukuran jauh lebih besar seperti Silverado.

Karakter ‘kakak-kakak’-nya pun sekarang ditanamkan. Contoh lekukan dasbor baru yang jauh lebih mengotak, lengkap dengan lapisan kulit dengan jahitan di tengahnya juga tombol ber-font serta kenop besar yang mengisyaratkan ketangguhan sebuah kendaraan penembus segala medan dari barat.

Sekaligus, ubahan yang diterima menghilangkan kesan berlebih simpel dari Trailblazer sebelumnya dan MU-X.
Chevrolet Trailblazer

Interior bagian depan Chevrolet Trailblazer. Foto/GM.

Sentuhan yang kami suka, seperti layar mungil di kenop pengatur fan speed dan temperatur AC yang juga ditunjukkan di layar utama head unit. Juga logo Chevrolet dari bahan metal di antara panel piano black panjang pada door trim.

Disayangkan bentuk setir sebelumnya dipertahankan, dengan lingkar yang terasa kosong dan pengaturan yang hanya bisa dinaik-turunkan alias no telescopic.

Bicara pengaturan, jok pengemudi memiliki electric adjuster 6 arah. Kami kurang suka nilai ergonomis yang ditawarkan karena support bagian bawah terlalu rendah atau sandaran kaki kiri. Yang hanya cukup untuk setengah telapak kaki hingga membuat pegal untuk perjalanan jauh.

Namun hal-hal seperti ventilasi AC belakang yang terintegrasi di plafon dan bersifat individual sangat kami apresiasi. Juga hal kecil seperti jendela depan yang sedikit terbuka ketika pintu dibuka. Kemudian kembali tertutup saat pintu ditutup untuk menetralkan tekanan dalam kabin.

Akomodasi

Bagasi Trailblazer tergolong besar di kelasnya. Bayangkan, ketika  7 jok dibuka, masih muat koper berukuran besar dalam posisi horizontal dan medium di belakang.

Atau bisa juga sedikit mengorbankan ruang dengan memasang kompartemen tambahan di belakang, yang bisa digunakan untuk menyimpan barang tanpa terlihat dari luar.

Sekaligus meratakan lantai dari belakang sampai depan ketika semua jok dilipat.

Jok baris ketiga dapat diturunkan dengan konfigurasi 50:50, sedangkan jok tengah 40:20:40 hingga memberi ruang kabin yang sangat luas.

Chevrolet Trailblazer

Bangku bila dilipat akan menjadi luas untuk mengankut barang. Foto/GM.

Dari segi penumpang, baris ketiga kami sarankan tidak digunakan orang dewasa untuk perjalanan jauh. Karena legroom dan headroom mentok untuk tester setinggi 175 cm.

Perihal ruang kaki pas-pasan, hal tersebut diakibatkan jok baris kedua yang tidak bisa digeser maju-mundur. Hanya sudut recline yang bisa diubah agar penumpang tengah bisa tetap rileks untuk perjalanan jauh.

Tersedia dua cupholder dan satu ruang kosong di 3rd row, satu cupholder di masing-masing pintu tengah dan kantung di belakang jok depan. Sedangkan untuk dua penunggang utama, tersedia akomodasi tambahan di balik center speaker dan sunglass holder di overhead console.

Spesifikasi Desain:

Dimensi (p x l x t)       : 4.887 mm x 1.902 mm x 1.852 mm

Wheelbase                 : 2.845 mm

Radius Putar              : 6 m

Ground Clearance       : 221 mm

Departure Angle          : 25°

Approach Angle          : 28°

Wading Depth            : 600 mm

Berat Kosong/Kotor     : 2.023kg / 2.700 kg

 

What We Like

(+) Performa mesin 2.5L cukup beringas

(+) Fitur active safety berlimpah

(+) Feedback setir EPS not bad untuk sebuah SUV Diesel Ladder-Frame

(+) Remote engine start sangat unik di Indonesia dan memudahkan pendinginan kabin terlebih dahulu

(+) Harga sangat, sangat terjangkau

 

What We Don’t Like

(-) Bantingan suspensi terlalu keras, terutama di belakang

(-) Ruang kaki dan kepala jok baris ketiga terlalu terbatas

(-) Tidak ada passive keyless entry dan start/stop engine

(-) Suara diesel masih kerap terdengar di kecepatan rendah dan idle

(-) Performa transmisi 6-percepatan tergolong standar

(Penulis: Fransiscus Rosano)

Dony Lesmana

Dony Lesman memulai karirnya di dunia jurnalis di Jawa Pos Surabaya 2003. Hijrah ke Jakarta bergabung di majalah Otomotif Ascomaxx dan Motomaxx di 2010. Sempat bergabung di portal berita Sindonews.com di kanal Autotekno hingga 2016 yang mengupas perkembangan otomotif dan teknologi. Terhitung Januari 2017 masuk sebagai tim Journal Carmudi Indonesia yang mengulas dan mempublikasikan berita-berita otomotif terbaru di Indonesia maupun dunia.

Related Posts