Jiplak Mobil China, Benarkah Esemka Karya Anak Bangsa?
Jakarta – Pabrik mobil Esemka milik PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada kesempatan yang sama SMK memperkenalkan mobil pikap yang akan dipasarkan ke konsumen yaitu Esemka Bima. Pasca peresmian dan perkenalan mobil Esemka tidak sedikit yang memberikan apresiasi sekaligus pertanyaan terutama soal Esemka Bima.
Esemka Bima diklaim sebagai karya anak bangsa, tapi di sisi lain banyak yang menyindir bahwa mobil Esemka pikap itu merupakan kendaraan hasil jiplak mobil asal China, Changan Star Truck. Lantas apakah mobil Esemka Bima benar-benar karya anak bangsa? Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto punya tiga jawaban mengapa Esemka Bima layak disebut sebagai mobil karya anak bangsa.
“Pertama Esemka ini adalah merek nasional, jadi kalau keliling dunia tidak ada merek mobil Esemka. Kemudian kedua, investor nasional, jadi itulah yang diapresiasi Bapak Presiden Jokowi. Ketiga, karena pemegang saham dan produksi maupun perusahaannya nasional, maka tentu produknya merupakan perencanaan dan juga multi sourcing berbasis nasional,” ungkap Menperin Airlangga dalam wawancara ekslusif bersama MetroTV, Sabtu (7/9/2019) pekan lalu.
Esemka Bukan Jiplak dari Mobil China
Sementara itu mengenai Esemka merupakan mobil jiplak, menurut Menperin Airlangga dalam dunia otomotif sekarang ini kesamaan desain dan spesifikasi satu mobil dengan mobil lain merupakan hal biasa dan mudah untuk ditemukan.
“Dalam dunia otomotif sudah banyak yang sama bentuknya atau cross platform. Contoh yang paling sederhana antara Daihatsu dan Toyota sudah ada cross platform. Lalu ada juga antara Fiat dan Seat, di Korea ada Mercedes Benz dan SsangYong Motor. Yang paling penting bodi mobil Esemka diproduksi di dalam negeri, komponen lain juga. Komponen lokalnya sekira 60 persen. Jadi banyak menggunakan multiple spare part mulai dari ban, lampu, kaca dan sistem steering wheel. Ini menunjukkan bahwa kemampuan produksi nasional bisa dibangun untuk membuat sebuah kendaraan,” tutur pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Golkar.
Menurut Airlangga menjiplak itu meniru bulat-bulat.
“Seperti yang dilakukan oleh Kia ditempel jadi merek Timor misalnya. Kalau ini (Esemka Bima) tidak, sekira 60 persen pakai komponen lokal,” sambungnya.
Mobil Esemka Belum Bisa Disebut Mobnas
Mobil Esemka sempat digadang-gadang sebagai mobil nasional (Mobnas). Tetapi pihak PT SMK sendiri belum lama ini membantah Esemka disebut sebagai mobnas. Alasannya karena dalam pembangunan pabrik dan produk tidak melibatkan pemerintah Indonesia sama sekali, jadi murni swasta.
Menperin Airlangga mengatakan syarat untuk menjadi mobnas harus menggunakan banyak komponen lokal.
“Masalah mobnas pernah dilakukan periode pertama, itu karena komponen impor besar menimbulkan agency internasional itu untuk menolak kebijakan yang berpihak pada satu produsen. Mereka ingin semua ingin level playing field apalagi kalau kita lihat mobil-mobil lain lokal konten mendekati 90 persen. Jadi kita dorong dalam bentuk lokal konten merek nasional, dan yang paling penting bahwa produk diminati oleh masyarakat,” terang Airlangga.
Sebagai informasi, mobil pikap Esemka Bima hadir dalam dua varian mesin, 1.2L dan 1.3L. Mobil ini memiliki panjang 4.560 mm, lebar 1.645 mm, tinggi 1.890 mm, dan jarak sumbu roda 2.900 mm. Khusus varian 1.2 L, sumber tenaganya berasal dari mesin bensin berkapasitas 1.243 cc E-Power 14 DOHC. Tenaga maksimal yang dikeluarkan mencapai 96 Hp dan torsi puncak 119 Nm.\
Baca juga:
Ini Fasilitas Pabrik Produksi Mobil Esemka
Penulis: Santo Sirait
Editor: Dimas