Malware Ransomware Juga Serang Renault, Nissan dan Dacia
Jakarta – Kasus penyebaran malware yang bernama ransomware merupakan bencana cukup besar di dunia maya, bahkan beberapa perusahaan besar juga terkena dampaknya. Serangan malware berskala global ini memanfaatkan alat peretas yang dikembangkan National Security Agency (NSA).
Bahkan sempat diberitakan di The New York Times (13/5) kurang lebih telah terjadi 45.000 serangan. Selain itu juga kantor berita Reuters, menyebutkan kalau serangan ini telah menjangkiti 100 negara di seluruh dunia.
Sebut saja perusahaan jasa pengiriman FedEx dan National Health Service atau Departemen Kesehatan Inggris, yang harus menerima dampak serangan malware ini. Tak hanya itu beberapa rumah sakit di Indonesia juga terserang malware ini dan sempat menghentikan aktivitasnya dan diganti secara manual.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel A. Pangerapan menyampaikan serangan siber ini bersifat tersebar dan masif. Serta menyerang critical resource (sumber daya sangat penting), maka serangan ini bisa dikategorikan teroris siber.
Di Indonesia, berdasarkan laporan yang diterima oleh Kominfo, serangan ditujukan ke Rumah Sakit Harapan Kita dan Rumah Sakit Dharmais. Dengan adanya serangan siber ini kami minta agar masyarakat tetap tenang dan meningkatkan kehati hatian dalam berinteraksi di dunia siber.
Pabrikan Otomotif Dunia Juga Terkena Dampak
Produsen otomotif merek Renault, Nissan dan Dacia dikabarkan sedang menghentikan produksi mobil pada 13 Mei 2017 kemarin. Hal ini dikarenakan serangan cyber ransomware yang sedang melanda dunia.
Seperti dilansir dari Reuters, kalau pihak Renault melakukan penghentian sementara aktivitas produksinya. Tujuannya untuk mencegah penyebaran serangan cyber ransomware yang lebih jauh pada sistem komputernya.
“Tindakan proaktif telah dilakukan, termasuk penghentian sementara aktivitas industri di beberapa lokasi,” jelas juru bicara Renault pusat.
Tak hanya Renault, merek Nissan di Sunderland, Inggris juga terpengaruh oleh serangan cyber ransomware. Akan tetapi menurut pihak Nissan, hal ini tidak terlalu mempengaruhi situasi bisnisnya.
“Seperti banyak organisasi di dunia, beberapa aktivitas Nissan baru-baru ini menjadi target serangan ransomware. Tim kami sedang merespons dan tidak ada dampak besar pada bisnis kami. Situasi di pabrik yang mempekerjakan 7 ribu orang terus dipantau,” ujar juru bicara Nissan.
Sementara produsen mobil merek Dacia yang menghentikan sementara aktivitas produksi karena virus ini telah menyerang sistem komputernya. Antisipasi ini sangat perlu dilakukan untuk antisipasi kelangsungan produksi.
Seperti yang diketahui serangan cyber ransomware ini adalah jenis virus malware yang berkembang paling cepat. Cara kerjanya virus ini mengunci data yang ada di dalam komputer yang terkena ransomware.
Penyebar virus akan meminta pemilik untuk membayar tebusan 300 dolar Amerika Serikat dalam bentuk mata uang virtual Bitcoin, agar bisa membuka kunci tersebut. (Dol)