Sumber informasi

Penyebab Motor Matik Boros Bensin yang Sering Dianggap Remeh

Mayoritas pabrikan kini mengandalkan sistem injeksi untuk motor matik yang ditawarkannya. Hal tersebut membuat kendaraan semacam ini jauh lebih irit bahan bakar dibanding generasi-generasi awalnya dulu. Tapi tetap saja ada beberapa faktor yang bisa jadi penyebab motor matik boros bensin.

Penyebab Motor Matik Boros Bensin

Ilustrasi motor matik (Foto: Otomoto)

Motor matik sendiri mulai populer di Indonesia pada era 2000-an. Yamaha Mio dapat dikatakan sebagai salah satu pionirnya. Motor matik yang pertama kali hadir tahun 2003 itu mengusung mesin berkapasitas 113 cc didampingi sistem pengabutan bahan bakar karburator.

Berselang lima tahun kemudian Honda juga meluncurkan jagoannya untuk segmen yang sama, yaitu BeAT. Mesin yang digunakan sedikit lebih kecil, yakni 108 cc dan sama-sama masih menggunakan karburator.

Pada momen ini, konsumsi bahan bakar yang irit bukanlah nilai jual utama dari motor-motor matik tersebut. Melainkan lebih pada kepraktisan berkendara atau desain bodi yang stylish. Pasalnya konsumsi bahan bakar kedua motor tersebut memang tergolong boros.

Sebagai perbandingan, dari informasi yang dikumpulkan Carmudi diketahui konsumsi bahan bakar Honda BeAT karbu ada di kisaran 40 km per liter. Angka tersebut tentu enggak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan tingkat efisiensi generasi terbarunya yang bisa mencapai kisaran 60 km per liter.

Untuk Yamaha Mio kondisinya juga sebelas dua belas. Dari hal tersebut kita bisa melihat bahwasanya para pabrikan melakukan pengembangan untuk produk-produknya. Tak terkecuali untuk urusan konsumsi bahan bakar.

Penyebab Motor Matik Boros Bensin

Penggunaan sistem injeksi kian merata di produk motor matik yang ada di pasaran saat ini. Beberapa model di antaranya bahkan mendapat fitur tambahan untuk bikin motor semakin irit. Mulai dari yang paling sederhana berupa lampu indikator eco riding sampai penyematan mode berkendara hemat bensin hingga fungsi idling start stop.

Tapi di luar hal tersebut, hemat atau tidaknya konsumsi bahan bakar juga dipengaruhi oleh kondisi motor dan perlakuan yang diberikan oleh pemiliknya. Untuk itu penting bagi setiap pengguna mengetahui apa saja penyebab motor matik boros bensin seperti yang akan dibahas dalam artikel ini.

Sebagian dari tips berikut juga berguna untuk Carmudian yang menggunakan motor bertransmisi manual, lho!

1. Tekanan Angin Ban Terlalu Rendah

Ban motor kempis

(Foto: Motorcycles R Us)

Menurut situs web resmi Astra Motor, tekanan angin ban motor matik yang ideal berkisar antara 28-30 Psi untuk roda depan. Sedangkan untuk roda belakang antara 31-33 Psi. Kombinasi tekanan angin di batas terendah bisa digunakan oleh mereka yang lebih sering menggunakan kendaraannya seorang diri pun begitu sebaliknya.

Usahakan tekanan angin ban motor matik Anda tak di kurang dari angka yang direkomendasikan. Sebab ban yang kempis akan menciptakan hambatan gulir lebih besar sehingga membuat laju roda lebih berat.

Lebih dari itu, menjaga tekanan angin ban selalu ideal juga berguna menghindari masalah pada roda. Misalnya pelek retak ketika menghantam lubang atau ban bocor.

2. Berkendara Mengabaikan Eco Riding

Eco indicator Honda BeAT

(Foto: Honda)

Cara berkendara sangat berkontribusi pada penyebab motor matik boros bensin. Agar lebih hemat, kita bisa mempraktikkan prinsip-prinsip eco riding alias berkendara hemat bahan bakar. Salah satu langkahnya adalah membuka dan menutup tuas gas secara gradual, bukan mendadak.

Selanjutnya adalah berkendara dengan kecepatan yang konstan. Bukan berarti harus pelan-pelan, justru melaju di kecepatan yang tinggi bisa lebih hemat asalkan juga dibarengi dengan teknik coasting.

Apa itu? Teknik coasting gampangnya adalah memanfaatkan momentum untuk membawa motor melaju lebih cepat. Jadi dorongan tenaga tidak sepenuhnya berasal dari mesin. Cukup buka tuas gas tipis-tipis aja!

Cara berkendara eco riding akan lebih mudah dilakukan dengan sepeda motor yang dilengkapi eco indicator atau informasi konsumsi bensin real time di instrumen panelnya.

3. Filter Udara Kotor

Filter udara motor matik

(Foto: Aliexpress)

Setiap mesin motor matik — dan kendaraan dengan internal combustion engine lainnya — membutuhkan asupan udara sebagai bagian dari proses pembakaran. Udara tersebut masuk ke ruang bakar setelah melewati filter terlebih dahulu.

Masalahnya, seiring penggunaan kondisi filter udara bisa kotor yang pada akhirnya menghambat aliran udara itu sendiri. Dengan begitu rasio antara campuran bahan bakar dan udara seimbang.

Kondisi seperti ini sering dikenal istilah terlalu basah terutama pada motor-motor yang masih menggunakan karburator. Efeknya, bensin jadi lebih boros dan akselerasi lemot atau mungkin sampai berebet.

Karenanya filter udara mesti rutin dibersihkan idealnya setiap 2.000 km dan diganti setiap 10.000 km. Tapi hal ini hanya berlaku untuk filter udara tipe kering baik yang berbahan busa atau kertas. Caranya dengan menyemprotkan angin bertekanan dari arah berlawanan masuknya udara.

Nah, sayangnya banyak motor matik keluaran terbaru menggunakan filter udara basah. Disebut basah karena terdapat semacam pelumas di filternya yang berguna untuk menambah kekuatan penyaringan.

Filter udara semacam ini tidak bisa dibersihkan baik menggunakan air tanah atau bensin. Sebab hal tersebut akan menghilangkan pelumasnya. Solusinya terbaik memang menggantinya dengan yang baru.

4. Kondisi Busi Menurun

Kondisi Busi

Busi motor yang sudah jelek sebaiknya ganti baru agar performa motor tetap optimal

Menurut situs web resmi NGK, idealnya busi motor diganti setiap 6.000 km. Atau paling tidak setiap dua kali ganti oli diikuti dengan satu kali penggantian busi. Karena seperti diketahui ada kalanya busi tak lagi mampu menghasilkan percikan api yang cukup untuk menghasilkan pembakaran yang maksimal.

Selain itu, penting juga untuk memilih busi pengganti sesuai dengan spesifikasi motor. Pertama, pastikan tingkat panas atau heat range-nya sesuai. Kedua, cari busi yang memiliki diameter dan panjang bagian ulir pas dengan lubang busi motor kita.

Nah, dari visual elektroda busi yang lama, kita juga bisa memantau kondisi mesin motor secara keseluruhan. Elektroda dengan warna abu-abu atau merah bata menunjukkan pembakaran yang sempurna. Jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Lain cerita jika warna elektroda hitam yang berarti rasion bensin masuk ke ruang bakar terlalu banyak dibandingkan udara. Nah, jika elektroda berwarna putih menunjukkan kondisi yang sebaliknya.

Terakhir adalah elektroda berwarna hitam disertai adanya oli. Hal ini adalah peringatan bagi Anda karena artinya ada oli rembes masuk ke ruang bakar.

5. CVT Bermasalah Juga Bisa Bikin Motor Matik Boros

CVT Honda Beat

Ciri utama motor matik adalah penggunaan Continuously Variable Transmission (CVT) yang berfungsi mentransfer tenaga dari mesin ke roda belakang. Di dalamnya terdapat beberapa komponen, seperti kampas ganda, v-belt, dan roller.

Untuk menjaga performanya tetap prima dibutuhkan perawatan. Sebab seiring berjalannya waktu komponen-komponen tersebut bisa kotor bahkan aus. Jika sudah demikian maka tarikan motor akan berkurang dan mesin jadi boros bensin.

Solusinya lakukan pemeriksaan CVT secara rutin, yaitu paling tidak setiap 10.000 km. Untuk diketahui, mayoritas bengkel resmi memisahkan antara layanan servis biasa dan servis CVT.

Karenanya penting juga untuk menyiapkan dana tambahan. Biaya dibutuhkan biasanya sekitar Rp35 ribuan untuk motor matik kecil, seperti Honda BeAT atau Yamaha Mio. Tapi untuk motor matik dengan mesin lebih besar biaya biasa sampai Rp50 ribuan.

Angka tersebut belum termasuk jika ada komponen yang perlu diganti, ya Carmudian!

Baca Juga:

Penulis: Mada Prastya

Editor: Dimas

Mada Prastya

Bergabung sebagai penulis di Carmudi Indonesia sejak Februari 2021. Menyukai kendaraan roda dua karena simpel, cepat, dan memberi rasa kebebasan dalam berkendara. Email: mada.prastya@icarasia.com

Related Posts