Berita

Hasil Pengujian Menunjukkan PHEV Adalah Mobil Listrik Palsu

Mobil PHEV

Mitsubishi Outlander PHEV (Foto: Santo/Carmudi)

London – Tidak sedikit yang mengklaim bahwa mobil dengan teknologi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) sebagai kendaraan yang mengeluarkan emisi gas buang CO2 atau karbon dioksida rendah. Tetapi pada kenyataannya, CO2 yang dikeluarkan oleh mobil PHEV jauh lebih banyak dan tidak sama seperti yang diiklankan.

Klaim tersebut diungkapkan oleh tim penguji mobil PHEV dari Transport and Environment (T&E) di Eropa. Bahkan pihaknya meminta supaya pemerintah menghentikan pemberian subsidi dan keringanan pajak untuk seluruh mobil PHEV.

Tim T&E melakukan pengujian mengenai emisi gas buang CO2 dengan mengambil tiga model mobil SUV PHEV sebagai sampel. Ketiganya adalah BMW X5, Volvo XC60, dan Mitsubishi Outlander.

Hasil pengujian, tim T&E menemukan bahwa dalam kondisi optimal, ketiga kendaraan tersebut mengeluarkan jauh lebih banyak CO2 daripada yang dipublikasikan.

“Plug-in Hybrid adalah mobil listrik palsu, dibuat untuk uji laboratorium dan keringanan pajak, bukan mengemudi sungguhan,” kata Julia Poliscanova, direktur senior T&E untuk kendaraan bersih dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters, Rabu (25/11/2020).

“Pemerintah harus berhenti mensubsidi mobil-mobil ini,” tambah dia.

Mobil PHEV

Mobil PHEV dari Volvo XC60 (Foto: Reuters)

Tanggapan dari Produsen Mobil

Mengetahui hasil pengujian tersebut, BMW, Volvo, dan Mitsubishi Motors memberikan tanggapan.

Juru bicara Volvo melalui email mengatakan semua mobil Volvo bersertifikat dan sudah mematuhi undang-undang emisi yang berlaku.

Sedangkan, juru bicara dari Mitsubishi Amanda Gibson mengatakan, bahwa tes independen dapat menghasilkan angka yang berbeda dan tidak sepenuhnya benar.

“Kami secara terbuka menentang setiap hasil pengujian. Di mana kami tidak ikut melakukan pengawasan ketika pengujian dilakukan. Dan tidak diketahui metodologi apa yang digunakan,” ungkap Gibson.

Sementara itu dari BMW belum mengeluarkan pernyataan. Pihaknya mengaku akan segera menjawab dan menanggapi hasil pengujian dari T&E.

Hasil pengujian T & E keluar selang beberapa hari setelah Uni Eropa menetapkan usulan batas emisi bagi produsen mobil.

Dalam aturan itu, kendaraan hybrid akan kehilangan label “hijau” (ramah lingkungan) mulai 2026 dan seterusnya.

PHEV adalah teknologi yang mengabungkan antara mesin konvensional dengan motor listrik serta baterai. Teknologi ini sering disebut sebagai jembatan untuk menuju ke mobil listrik murni.

Sepanjang 2020, penjualan mobil PHEV menyumbang hampir setengah dari semua kendaraan listrik di Uni Eropa, karena semakin banyak konsumen yang memanfaatkan subsidi pemerintah atau keringanan pajak.

 

Penulis: Santo Sirait

Editor: Dimas

Baca Juga: 4 Alasan Mengapa Toyota Pasarkan Prius PHEV untuk Pembeli Borongan

Santo Sirait

Santo Sirait sebelumnya Jurnalis di Okezone.com, pindah ke Carmudi.co.id sebagai Reporter pada November 2017. Fokus di sektor otomotif, terutama meliput tentang mobil, motor dan industri otomotif. Santo dapat dihubungi di santo.evren@icarasia.com

Related Posts