Tips dan Trik

Perawatan Daihatsu Feroza, Jip Banci Kesukaan Anak Muda 90-an

 

perawatan daihatsu feroza serupa dengan angkot

Merawat Daihatsu Feroza Serupa dengan Angkot (Foto: Bali Car Hire)

Jakarta – Pada dekade sebelum 2000-an, populasi SUV di Indonesia begitu banyak. Hampir tiap merek punya model SUV baik itu 4×4 atau 4×2, termasuk Daihatsu yang menyediakan Feroza untuk pilihan 4×2. Lantas, bagaimana soal perawatan Daihatsu Feroza setelah usianya mencapai seperempat abad?

Sebelum lebih jauh membahas soal perawatan, terlebih dahulu kita ulas secara singkat sosok Daihatsu Feroza ini. Daihatsu Feroza adalah sebuah SUV atau jip bermesin bensin yang dijual oleh Astra Daihatsu antara 1993 sampai 1999.

Feroza juga dipasarkan dengan nama Daihatsu Rugger atau Daihatsu Fourtrak (Inggris), sedangkan versi JDM atau Japanese Domestic Market di-rebranding Toyota dengan nama Blizzard. Sejak awal kemunculannya, Daihatsu Feroza ini hanya tersedia dalam pilihan mesin 1600 cc karburator dan sistem gerak 4X2 RWD. Inilah mengapa Feroza sering disebut sebagai jip banci, karena dibuat untuk kendaraan rekreasi saja.

Seperti yang dijelaskan di atas, mobil ini memakai mesin bensin SOHC 1600 cc karburator dengan kode HD-C. Mesin ini sama seperti yang dipakai oleh Daihatsu Zebra Espass Supervan dan Daihatsu Taruna generasi pertama yang masih karburator. Melihat jenis mesinnya, bukan tidak mungkin perawatan atau penyakitnya juga mirip dengan Espass atau Taruna.

Nah, di sini kelemahan dari Feroza muncul, sebab tenaga mesinnya cuma 94 hp pada 5.700 rpm dan torsi maksimal 127 Nm pada 4.800 rpm. Mesin tersebut harus menggerakkan mobil dengan bobot 1.250 kilogram dengan ban besar sehingga cukup boros bahan bakar.

Cukup kontras bila dibandingkan dengan Daihatsu Espass yang lebih kecil. Pasalnya, catatan konsumsi bahan bakar Feroza hanya berkisar di angka 1:5 hingga 1:8.

Desain Kotak Khas SUV 90-an

perawatan daihatsu feroza

Daihatsu Feroza desainnya boxy khas 90-an (Foto: Mitula)

Daihatsu Feroza desainnya cukup gagah dengan bodi yang minim lekukan, bahkan bisa dibilang sudutnya bergaya kotak atau boxy. Desain yang kaku dengan ground clearance tinggi membuat Feroza semakin banyak digemari oleh banyak orang, khususnya para laki-laki.

Daihatsu Feroza memiliki dimensi panjang 3.761 mm, lebar 1.754 mm, dan tinggi 1.848 mm. Feroza terbagi menjadi 2 pilihan bodi, yaitu sasis pendek atau SWB dengan kode sasis F70 dan sasis panjang atau LWB dengan kode F75. Ada juga versi 5 pintu dengan nama Daihatsu Feroza SL yang merupakan buatan karoseri Tugas Anda Semarang.

Penampilan Feroza ini kuat akan kesan maskulin dan aura klasik khas 90-an, dengan ciri lampu kotak berdesain simetris. Pilar A juga ramping sehingga membuat pandangan kian luas. Kesan ‘liar’ makin kuat karena di pintu belakang tergantung ban serep full size seperti umumnya jip-jip lawas.

Pada awalnya, Daihatsu Feroza hanya tersedia dalam pilihan SWB 3 pintu. Kursi belakangnya saling berhadapan seperti kalau kita naik angkot, dan bisa mengangkut hingga empat orang. Tapi konsekuensinya sedikit sesak dan adu dengkul.

Memasuki 1996, Daihatsu menambahkan varian Special Edition (SE) dengan tambahan berupa warna bodi two tone, over fender di sepatbor, lalu pelek aluminium casting. Pada generasi ini jok belakangnya sudah menghadap depan, dan memiliki fitur power steering dan power window.

Feroza pun dinilai lebih cocok untuk dibuat mejeng ketimbang off-road. Untuk kalian yang butuh mobil tangguh, sebaiknya memilih Taft atau Rocky yang memakai penggerak 4×4.

Kelemahan Khas Daihatsu Feroza, SUV Macho Perkotaan

suspensi daihatsu feroza generasi 1 keras dan butuh perawatan ekstra

Daihatsu Feroza terkenal dengan karakter suspensinya yang keras (Foto: Carklik)

Karena hanya dibekali penggerak 4×2, maka habitatnya cuma di kota-kota besar yang didominasi jalan raya. Mesin bensinnya sering dikeluhkan pengguna Feroza karena boros dan loyo bila dipaksa melewati jalan off road ringan. Uniknya, Feroza yang sejatinya SUV malah sering dipakai sebagai basis mobil drag race karena mesinnya yang gampang dioprek.

Kelemahan lainnya yang juga sering jadi pembicaraan kalangan pemilik Feroza yaitu selang bensin yang getas dan lama kelamaan bocor. Ini sebenarnya masalah lumrah akibat usia mobil yang sudah tua, dan menyebabkan bensin bocor dan kabin bau bensin. Untuk mengatasinya gampang, tinggal mengganti saluran bensin saja.

Dari sekian banyak jenis dan varian Feroza yang ada di Indonesia, kelemahan yang jadi bawaan orok yaitu bodi gampang keropos dan karatan. Penyakit ini diwariskan dari keluarga besar Taft GT yang juga mengalami hal serupa. Konon, ini disebabkan karena material pelat yang digunakan cukup tipis dengan kondisi mobil yang sering disiksa melewati medan off road.

“Kalau karat yang paling parah tuh yang karosorian. Hiline long biasanya sih yang bodinya memang full dempul, sedangkan F70-78 pressed body,” tulis akun billyd1773dz di forum otomotif Seraya Motor.

Nah, ini juga menjadi patokan kalian bila mencari keluarga F-series, hindari unit yang garapan karoseri, biasanya di seri F69. Feroza untuk tipe Feroza SL long chassis juga digarap oleh karoseri.

Karoseri ini membangun bodi mulai dari pilar B ke belakang, terutama pintu tengah plus quarter panel. Sambungan bodi garapan karoseri Tugas Anda Semarang ini rentan retak apalagi bila sering disiksa lewat jalan off road.

Kaki-Kaki Feroza Generasi Pertama Keras dan Limbung

Feroza garapan Tugas Anda (Foto: Mobil Motor Lama)

Para pengguna Feroza khususnya model generasi pertama pasti mengeluh bila kaki-kakinya sangat keras dan kurang nyaman. Bukan cuma itu, Feroza juga limbung kala digunakan pada kecepatan tinggi. Untuk perjalanan jauh, mual itu seolah menjadi hal yang lumrah bila naik Feroza.

“Yang lebih lucu ada kawan dekat saya punya yang pendek (short wheelbase) juga beli seken, tapi udah diganti ban yang gede. Pas jalan-jalan bawa hewan peliharaan, turun dr mobil tuh hewan teler dan muntah. Enggak lama dijual lagi (mobilnya),” tulis akun kompresorz di Seraya Motor.

Bicara soal kenyamanan, Feroza sudah lebih baik di generasi kedua, Feroza G2. Kaki-kakinya untuk yang depan sudah mengaplikasikan suspensi independen tentunya juga akan terasa lebih nyaman.

Untuk menyiasatinya, sebagian pemilik Feroza bahkan mengurangi jumlah lembaran pernya agar lebih empuk. Ini sedikit membantu bila melewati jalan yang bergelombang dengan kecepatan biasa. Namun, efeknya membuat semakin limbung saat dipacu di jalan tol.

Perawatan Mesin Daihatsu Feroza, Bisa Substitusi Part Angkot

perawatan mesin daihatsu feroza

Mesin Daihatsu Feroza (Foto: Mobil Bekas)

Enaknya kalau memiliki Feroza dari sisi perawatan yaitu untuk part mesin bisa saling substitusi dengan Daihatsu Espass. Sebab, kedua model ini memakai basis mesin yang sama yaitu 1.6 liter karburator dan pengapian platina. Soal perbaikan tentunya enak karburator, karena bengkel dipinggir kota pun bisa tangani.

Kalian tidak perlu bingung karena sistem mesinnya sederhana, sehingga mekanik atau bengkel mobil umum mudah mengatasinya. Untuk ketersediaan sparepart juga sangat mudah, karena common part dengan Zebra Espass sehingga banyak tersedia di toko-toko sparepart mobil. Kasarnya, kalian bisa satu bengkel dengan angkot yang memakai Daihatsu Zebra Espass saat melakukan perawatan rutin.

Berkaca pada pemilik Espass, masalah yang terjadi yaitu pada radiator. Pemilik Espass selalu mengeluhkan mesin yang overheat. Untuk itu, kalian yang baru saja atau ingin mencari Feroza sebaiknya selalu rajin periksa ketinggian air di expansion tank radiator dan air di radiator.

Ganti tutup radiator jika sudah tidak menutup sempurna (pegas tutup radiator dan karetnya sudah rusak. Servis radiator menjadi hal yang perlu dilakukan walau tidak harus rutin. Kerak-kerak di radiator akan dibersihkan dengan cara dibongkar dan dipatri kembali seperti semula.

Perawatan lainnya sama saja seperti mobil era 90-an pada umumnya. Hal yang juga tak kalah penting untuk diperiksa setiap servis rutin yaitu dinamo ampere. Bongkar dan perhatikan cool brush (sikat arang) yang sudah dilepas, kalau sudah aus terlalu banyak sebaiknya diganti saja.

Sebab, dinamo ampere andilnya sangat besar untuk mengisi aki. Sebagus apapun aki, atau aki masih baru tetap saja tekor dan tidak ada simpanan daya listrik apabila dinamo ampere tidak memproduksi setrum.

Pompa Bensin Bermasalah, Bikin Feroza Mogok

perawatan pompa bensin daihatsu feroza

Pompa bensin Daihatsu Feroza serupa dengan Taruna (Foto: Youtube)

Satu bagian yang krusial tapi kadang terlupakan yaitu pompa bensin atau fuelpump. Sekalipun memakai karburator, namun Feroza tetap butuh fuel pump untuk menyuplai bensin dari tangki. Gejala yang ditimbulkan jika pompa bahan bakar manual rusak biasanya mobil menjadi susah hidup.

Sistem kerja pompa bahan bakar ini memanfaatkan putaran mesin, dalam hal ini pompa bensin manual terhubung dengan noken as. Posisinya berada menempel di samping blok mesin, biasanya disebelah kanan blok mesin. Seiring dari usia, tidak jarang fuel pump ini bermasalah dan tidak menyuplai bensin semestinya.

Kerusakan yang sering terjadi pada pompa bensin manual adalah sistem vakumnya sudah lembek, sehingga tidak dapat menghisap atau memompa dengan baik. Akibatnya, bensin tidak dapat teralirkan dengan sempurna. Tetapi dalam kasus lain, pompa bahan bakar manual pada mobil Daihatsu Feroza bocor, dan dari lubang ventilatornya mengeluarkan oli mesin yang cukup banyak.

Meskipun pompa bahan bakar masih bekerja dengan baik tapi mengalami kebocoran, sebaiknya diganti dengan yang baru. Karena jika dibiarkan, oli mesin akan berkurang terus. Ini membuat mobil dapat mengalami overheating dan seher macet karena kekurangan oli mesin.

Perawatan Daihatsu Feroza untuk Masalah Boros dan Ngelitik

Feroza pada masanya bisa diibaratkan sebagai Honda CR-V di masa sekarang. Penampilannya keren, modis, tapi cuma memakai sistem 2WD. Meski demikian, Daihatsu Feroza juga cukup tangguh dan cukup untuk aktivitas harian, sekalipun hanya memakai penggerak roda belakang.

Hal yang selalu dikeluhkan pemilik Feroza yaitu bensin yang boros dan tarikannya yang lelet. Padahal dengan perawatan yang tepat, Daihatsu Feroza tak kalah gahar dibandingkan SUV keluaran terbaru.

“Feroza itu sering banget dikeluhkan orang, boros lah, lemot lah tarikannya, dan sebagainya. Padahal itu semua ada penyebabnya, yaitu selang vacuum karburator, posisi VTV dan setting timing pengapian. Montir atau mekanik yang tidak tahu, mereka akan main di timing pengapian,” tulis akun aatjitra di forum Kaskus.

Orang yang juga menjadi pendiri milis Feroza ini mengungkapkan, untuk mengatasi semua keluhan itu bisa memperbaiki selang vakum dan periksa VTV. Sebab, dengan memajumundurkan pengapian tidak menyelesaikan masalah boros dan lelet sekaligus.

Sejauh ini, penyebab tarikan mesin berat yaitu karena mesin hanya disuplai oleh throttle pertama dengan spuyer cuma 98. Ini sudah dibuktikan bila setelah secondary throttle diperbaiki maka performanya semakin mengesankan. Anggota milis Feroza bisa memacu mobilnya lebih dari 120 km/jam, kecepatan yang menjadi mitos pemilik Feroza pada umumnya.

“Penyebab kedua adalah per putar untuk secondary throttle itu suka lemah jadi throttle kedua nggak akan terbuka. Kalau throttle kedua bekerja dengan sempurna ditambah timing pengapian bisa diset advance, berdasarkan pengalaman saya sendiri, jarum speedometer bisa muter lebih dari 170 km/jam,” bebernya.

 

Penulis: Yongki Sanjaya

Editor: Dimas

Baca Juga:

Ketahui Kelemahan Sedan Timor, Mobil Kontroversial yang Bandel

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts