Berita

Thailand Ancang-ancang Produksi 750 Ribu Kendaraan Listrik

Pabrik mobil Mercedes Benz (Foto: Paultan)

Bangkok – Menyongsong era elektrifikasi di masa mendatang, Thailand sudah mengambil ancang-ancang untuk meningkatkan jumlah produksi kendaraan bertenaga listrik. Hal itu terdengar wajar mengingat Thailand sebagai basis produksi utama dan ekspor beberapa merek mobil ternama termasuk yang dipasarkan di Indonesia.

Menurut laporan dari National News Bureau of Thailand yang dikutip ulang oleh Paultan, Selasa (2/9/2020), Thailand ingin meningkatkan produksi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) hingga 30% dari total volume industri selama 10 tahun ke depan.

Menteri Perindustrian Suriya Juangroongruangkit mengungkapkan dalam jangka pendek pihaknya menargetkan produksi kendaraan listrik bisa mencapai 60.000 sampai 110.000 unit kendaraan. Termasuk di antaranya sepeda motor listrik, mobil listrik, dan bus listrik.

Dalam jangka menengah, angka tersebut akan kembali ditingkatkan menjadi sekira 300.000 kendaraan listrik.

Pada akhirnya, pabrik kendaraan bermotor di Thailand bisa memproduksi hingga 750 ribu unit dari total 2,5 juta mobil yang dibuat setiap tahun pada 2030.

“Kementerian Perindustrian akan mempercepat peningkatan kualitas EV dan mempelajari pedoman untuk pengembangan industri berkelanjutan. Termasuk mempromosikan daur ulang material untuk mencapai mekanisme manajemen kendaraan yang sistematis,” ungkap Suriya.

Program Menukar Mobil Lama dengan Mobil Listrik

Demi mewujudkan rencana tersebut, pemerintah Thailand tengah menyiapkan langkah-langkah strategis guna mendorong masyarakat supaya beralih menggunakan mobil listrik.

Salah satu programnya adalah mengajak masyarakat untuk mengganti mobil lama dengan mobil listrik.

Kementerian juga berencana menawarkan insentif pajak bagi konsumen individu dan perusahaan untuk menukar mobil lama mereka dengan mobil listrik terbaru.

Kementerian, bekerja sama dengan Kementerian Keuangan Thailand juga mengusulkan supaya disediakan kupon tukar tambah masing-masing senilai 100.000 baht atau sekira Rp47 juta untuk pemilik mobil perorangan.

Saat ini program tersebut sudah masuk dalam tahap diskusi. Hasilnya akan diserahkan ke kabinet negara dan diharapkan keputusan akhir keluar dalam dua atau tiga bulan ke depan.

Pengisian ulang daya mobil listrik Nissan Leaf. (Foto/Carmudi).

Program kupon tukar tambah ini akan terbuka untuk semua jenis model mobil, termasuk EV, dan akan berjalan selama lima tahun. Suriya sangat berharap program ini berjalan dengan baik dan bisa membantu memulihkan industri otomotif Thailand.

“Ini adalah proyek cepat untuk membantu produsen mobil dan bisnis terkait yang hancur akibat dampak Covid-19,” katanya.

Ia pun berharap EV semakin populer karena merupakan salah satu target industri yang didukung oleh pemerintah.

Pada Maret 2017, Thai Board of Investment (BoI) merilis hak istimewa untuk pembuat komponen mobil dan otomotif yang mencakup tiga jenis kendaraan listrik; hybrid, plug-in hybrid, dan kendaraan listrik murni.

Hak istimewa tersebut termasuk pembebasan pajak lima hingga delapan tahun serta pembebasan bea masuk untuk mobil dan mesin.

Hak istimewa manufaktur sudah diberikan kepada 13 perusahaan. Termasuk di antaranya Toyota, Honda, Nissan, Mazda, Mercedes-Benz, BMW, SAIC Motor-CP, FOMM, Mitsubishi, dan Mine Mobility.

 

Penulis: Santo Sirait

Editor: Dimas

Baca Juga:

Sambut Sub-Brand Baru Bernama Ioniq, Hyundai Kolaborasi dengan BTS

Santo Sirait

Santo Sirait sebelumnya Jurnalis di Okezone.com, pindah ke Carmudi.co.id sebagai Reporter pada November 2017. Fokus di sektor otomotif, terutama meliput tentang mobil, motor dan industri otomotif. Santo dapat dihubungi di santo.evren@icarasia.com

Related Posts