Berita Mobil Sumber informasi

Toyota Segera Masukkan Mobil Produksi Indonesia ke Australia

Toyota Indonesia

Pengiriman unit kendaraan roda empat merek Toyota buatan Indonesia. Foto/Carmudi Indonesia.

Jakarta – PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) selaku perusahaan yang memproduksi beberapa model mobil Toyota membukukan capaian positif sepanjang 2018. Sebanyak 206.600 mobil dalam bentuk utuh atau Complete Build Up(CBU ) merek Toyota hasil produksi dalam negeri di ekspor ke beberapa negara.

Angka tersebut naik sekira 4 persen dari capaian 2017 lalu berjumlah 199.600 unit. Sedangkan memasuki tahun yang baru, TMMIN berkeyakinan bila angka ekspor mobil Toyota akan meningkat lebih baik dibanding 2018.

Selain itu pihaknya juga terus mempelajari kemungkinan mobil Toyota produksi dalam negeri bisa masuk ke negara tujuan ekspor baru, salah satunya Australia.

“Kami memproyeksikan bahwa kinerja ekspor CBU bermerek Toyota naik lebih dari 5 persen. Studi-studi untuk mempelajari destinasi ekspor baru termasuk ke Australia masih terus kami lakukan. Kami juga berupaya tetap fokus menjaga kestabilan performa ekspor di negara baru tujuan ekspasi tahun 2018 yang lalu. Misalnya seperti Afrika dan Amerika Latin,” tutur Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur PT TMMIN.

Penggunaan Komponen Dalam Negeri

Sampai saat ini setidaknya sudah lebih dari 80 negara di kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia dan Timur Tengah menjadi tujuan ekspor Toyota. Semua mobil CBU yang diekspor ke berbagai negara itu merupakan produksi loka. Dengan penggunaan komponen dalam negeri (Tingkat Kandungan Dalam Negeri/TKDN) mencapai 75 – 94 persen.

Menyoal upaya memperbaiki TKDN murni atau true localization, sejak 2004, TMMIN telah menggunakan baja lokal. Ini untuk bagian-bagian kendaraan tertentu.

Di 2017, dua jenis bahan mentah yaitu resin, bekerja sama dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP). Serta non-woven fabric, bekerja sama dengan PT Herculon Carpet, telah berhasil dilokalkan, setelah sebelumnya di tahun 2016, bekerja sama dengan PT Pertamina, melokalkan engine oil lubricant.

“Tidak ada jalan lagi selain meningkatkan competitiveness industri dalam negeri dari hulu hingga ke hilir untuk bisa mempertahankan posisi Indonesia sebagai salah satu basis produksi dan ekspor di kawasan Asia-Pasifik. Peningkatan kandungan lokal murni (true localization) produk yang dimulai dari penggunaan sumber material dalam negeri, menjadi upaya yang fundamental untuk menjaga daya saing. Di saat yang sama, kegiatan tersebut dapat membantu menekan impor raw material sehingga dapat memberi sumbangan terhadap kestabilan neraca perdagangan terutama di sektor komponen otomotif, yang saat ini masih menjadi perhatian Pemerintah,” terang Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal TMMIN Bob Azam.

Saat ini TMMIN sedang dalam proses riset dan pengembangan penggunaan aluminium lokal untuk dipergunakan pada velg bekerja sama dengan INALUM dan Pako. TKDN murni produk Toyota berada di angka 65 persen. Ke depannya, Toyota menargetkan bisa mencapai true localization hingga level 80% di tahun 2020.(dol)

Santo Sirait

Santo Sirait sebelumnya Jurnalis di Okezone.com, pindah ke Carmudi.co.id sebagai Reporter pada November 2017. Fokus di sektor otomotif, terutama meliput tentang mobil, motor dan industri otomotif. Santo dapat dihubungi di santo.evren@icarasia.com

Related Posts