Reviews

First Drive: Kencan Singkat dengan DFSK Mini EV “Setir Kiri”

Jakarta — PT Sokonindo Automobile tengah bersiap untuk menjual mobil listrik mungil DFSK Mini EV mulai 2023.

Sebelum itu, perusahaan memberikan kesempatan kepada kalangan jurnalis menjajal langsung produk saingan Wuling Air ev tersebut.

Redaksi Carmudi mendapatkan kesempatan itu, Rabu (14/12/2022) dalam kegiatan media gathering DFSK yang berlangsung di Ancol, Jakarta.

First Drive DFSK Mini EV

(Foto: Carmudi)

Mesti diakui ini bukan perjumpaan perdana sebab DFSK Mini EV sudah sempat muncul di PEVS 2022 dan GIIAS 2022.

Dengan wujud sangat mirip pesaingnya maka terbentuk ekspektasi rasa berkendaranya juga sama saja.

Walau faktanya mobil ini menyuguhkan karakteristik mendasar yang cukup berbeda.

Perlu digarisbawahi unit yang dicoba bukan produksi massal untuk dipasarkan nanti.

Terlihat dari posisi setirnya yang masih ada di sisi kiri.

PT Sokonindo Automobile sudah menyatakan bakal membuat perubahan untuk beberapa aspek kendaraan ini sebelum dilepas ke pasar.

Eksterior

Tampilan luar DFSK Mini EV boleh dibilang lebih sederhana dari Wuling Air ev.

Tidak ada LED bar, logo yang bisa menyala, atau atap dengan finishing dual tone.

Hal tersebut bisa dimaklumi sebab DFSK Mini EV bakal dijual dengan harga yang lebih murah.

Satu persamaan antara mobil ini dengan Wuling Air ev adalah posisi colokan casan yang berada di tengah fascia-nya.

Sedangkan untuk perbedaannya, mobil ini memiliki “kap mesin” labih panjang dan posisi lampu utama lebih tinggi.

Kemudian shoulder line atau garis jendela DFSK Mini EV terlihat datar begitu saja.

DFSK Mini EV

(Foto: Carmudi)

Beda hal dengan milik Wuling yang terdapat patahan setelah pilar B untuk mengakomodir jendela belakang lebih besar.

Lantas pada sektor kaki-kakinya, unit uji coba ini masih menggunakan ban berukuran 12 inci.

Perusahaan menyatakan bakal membekalinya dengan roda lebih besar lagi untuk unit produksi massal nanti.

Interior

Suguhan di bagian interior kembali mengingatkan bahwa mobil ini bakal dipasarkan dengan harga lebih terjangkau dibanding kompetitor.

Sistem kontaknya masih menggunakan anak kunci yang harus dicolok kemudian diputar.

Interior DFSK Mini EV

(Foto: Carmudi)

Dasbornya diisi dengan layar digital sebagai meter cluster dan pengaturan AC berbentuk knop putar.

Tidak tampak keberadaan head unit layar sentuh berukuran besar yang biasanya sudah menjadi standar pada mobil-mobil masa kini.

Sebagai gantinya, sistem hiburan ditunjang semacam head unit single DIN yang desainnya menyatu dengan dasbor. 

Geser agak ke bawah maka ada cargo net yang bisa dipakai menyimpan barang-barang atau mungkin telepon genggam.

Sebabnya di bagian dalam cargo net tersebut ada sebuah power socket.

Hal lain di dalam kabin, mobil ini masih menggunakan rem tangan manual.

Sedangkan selector transmisinya berada di konsol tengah didampingi sepasang tombol power window.

Impresi Berkendara DFSK Mini EV

Canggung. Kata tersebut rasanya cocok untuk mewakili pengalaman pertama duduk di balik lingkar kemudi mobil ini.

Sebabnya adalah minimnya pengaturan lingkar setir.

Ya, DFSK Mini EV tidak memiliki pengaturan setir tilt apalagi teleskopik.

Awak redaksi yang memiliki tinggi badan 179 cm merasa posisi lingkar setir terlalu rendah untuk berkendara.

Untungnya posisi jok pengendara masih bisa diatur maju mundur dan recaline.

Bentuk dari lingkar setirnya itu sendiri tidak sepenuhnya bulat, tapi semacam flat bottom.

Dengan begitu ruang yang tersedia bagi pengendara cukup tertolong.

Prosedur menyalakan “mesin” mobil ini mirip dengan kebanyakan mobil matik.

Injak pedal rem, putar anak kunci ke arah “On”, lalu bakal muncul tulisan “Ready” di meter cluster.

Lau pengendara tinggal memilih transmisi dan bisa mulai jalan.

Pada mode transmisi Drive (D), respons mobil terasa sudah cukup cekatan dengan kata lain tidak lemot.

Mode transmisi ini juga enak untuk dipakai dalam kondisi lalu lintas yang stop and go.

Jika belum puas dengan tarikannya maka pengendara bisa memilih mode transmisi Sport (S).

Mode transmisi ini otomatis membuat mobil jadi lebih bertenaga, tapi kekurangannya baterai jadi lebih boros.

Sayangnya pengalaman pertama berkendara dengan DFSK Mini EV ini berlangsung di area wisata Ancol yang berarti kecepatan harus dijaga.

Dengan begitu belum kelihatan batas maksimal dari performanya.

(Foto: Carmudi)

Namun, dari pengalaman singkat ini ada beberapa hal yang terasa cukup menonjol.

Mobil ini punya karakter suspensi jauh lebih lembut dibandingkan pesaingnya.

Di satu sisi hal tersebut menjadi nilai tambah tersendiri untuk aspek kenyamanan.

Bantingannya jadi terasa lebih halus ketika melewati jalan tidak rata atau polisi tidur.

Namun, sisi negatifnya adalah mobil jadi limbung bukan kepalang.

Bahkan ketika melahap tikungan yang relatif tidak begitu tajam dengan kecepatan sekitar 30 km per jam.

Bodi mobil rasanya terbuang ke arah luar sehingga penumpang di dalam seperti “dikocok-kocok”.

Karakter suspensi yang sangat empuk ini berbanding terbalik dengan milik Wuling Air ev yang menurut pengamatan redaksi justru cenderung rigid.

Langkah pabrikan memperbesar diameter roda pada model produksi massal nanti diharapkan juga dibarengi menemukan setting suspensi yang lebih seimbang.

Penulis: Mada Prastya
Editor: Dimas

Download Aplikasi Carmudi untuk Dapatkan Deretan Mobil Baru & Bekas Terbaik serta Informasi Otomotif Terkini! 

Download Carmudi di Google Play StoreDownload Carmudi di App Store

Mada Prastya

Bergabung sebagai penulis di Carmudi Indonesia sejak Februari 2021. Menyukai kendaraan roda dua karena simpel, cepat, dan memberi rasa kebebasan dalam berkendara. Email: mada.prastya@icarasia.com

Related Posts