Ini Dia Masalah Klasik yang Sering Ditemui Honda City i-DSI
Jakarta – Honda City generasi keempat atau dengan kode bodi GD8 masih cukup banyak dicari. Salah satu alasan masyarakat Indonesia banyak memburu mobil ini karena punya konsumsi BBM cukup irit.
Selain punya konsumsi BBM irit, Honda City ini juga sebenarnya punya kenyamanan yang cukup baik. Walaupun usianya sudah berumur, tapi kualitas mobil ini masih sangat oke untuk dijadikan mobil harian.
Tidak heran kalau mobil ini sekarang cukup diminati banyak orang karena harganya yang sudah murah. Di pasaran, Honda City GD8 dibanderol di bawah Rp100 juta. Bahkan pasarannya mencapai Rp60 jutaan sampai Rp80 jutaan.
Tapi, bagi pembeli mobil bekas sebaiknya dipahami dulu kekurangan dari Honda City ini. Karena mobil ini punya beberapa masalah klasik yang cukup sering ditemui.
Sebelum membahas kekurangannya, ada baiknya membahas kelebihan dari mobil ini. Kira-kira, apa saja kelebihan dari Honda City ini?
Isi Konten
Pengapian Pakai 2 Busi
Banyak yang belum tau kalau Honda City ini pakai pengapian 2 busi. Sebenarnya hal ini sudah terlihat dari singkatan I-DSI itu sendiri. Sayang, tidak banyak orang tahu soal ini.
I-DSI ini sendiri punya arti Intelligent Dual and Sequential Ignition. Proses pembakaran pada silinder mobil ini dibuat dari 2 buah busi yang diposisikan sekuensial.
Secara prinsip, busi pertama bekerja lalu dilanjutkan dengan busi kedua. Hal ini berpengaruh pada pembakaran yang lebih sempurna dan gas buangnya juga lebih bersih.
Torsi Mesin Besar
Sekadar info, Honda City GD8 ini sebenarnya punya tenaga mesin yang paling kecil dibanding kompetitornya. Tapi, tenaga mesinnya bisa dibilang paling fun to drive karena bisa mengeluarkan tenaga instan.
Hal ini dikarenakan pembakaran 2 busi tadi yang membuat laju mobil menjadi lebih nikmat. Kalau mobil lain torsi puncaknya ada di 4.000 rpm sampai 6.000 rpm, nah si Honda City ini cukup di angka 2.700 rpm aja.
Secara prinsip, torsi instan yang dihasilkan sama Honda City I-DSI ini seperti mesin Diesel. Memang, sangat tidak sepadan menyamakan mesin bensin dengan mesin Diesel.
Ini hanyalah perumpamaan saja. Buat anak muda atau mereka yang suka sedikit liar kebut-kebutan, mobil ini cocok banget buat diajak ngebut.
Konsumsi BBM Super Irit
Buat anak muda atau anak kuliahan, rasanya mobil ini cocok banget buat dijadikan mobil harian. Konsumsi bahan bakar dari Honda City GD8 ini benar-benar irit. Iritnya kebangetan bos.
Untuk transmisi otomatis yang biasanya lebih boros, ternyata enggak berlaku di mobil ini. Karena mobil ini dengan transmisi otomatisnya bisa mencatatkan 1 banding 21 km per liter.
Kalau di rata-ratakan dalam kota konsumsi bahan bakarnya bisa di angka 1 banding 15 sampai 18 km per liter. Tidak percaya? Tanya saja sama para pemakai City ini.
Lalu buat transmisi manual, mobil ini nggak beda jauh kok konsumsi bbmnya. Alias beda-beda tipis lah sama versi otomatis. Lebih irit versi manual sedikit kok, enggak terlalu banyak bedanya.
Di luar semua itu, Honda City ini punya sedikit masalah klasik yang sering ditemui. Biasanya masalah klasik ini ada di bagian transmisi.
Transmisi Otomatis Honda City Bermasalah
Di sisi lain, transmisi otomatis ini punya kelebihan dan kekurangan yang bersamaan. Kelebihannya adalah transmisi otomatis ini punya rasio yang pendek-pendek dan padat.
Makanya nggak salah kalau mobil ini enak banget diajak ugal. Di sisi lain, kekurangan transmisi ini biasanya cukup rewel. Ini diakibatkan oleh salahnya perawatan pada pemilik sebelumnya.
Tak jarang pemilik mobil sebelumnya mengabaikan perawatannya, mereka juga mengganti oli matiknya dengan oli ATF biasa. Perbedaan jenis pelumas inilah yang membuat transmisi otomatisnya jebol.
Seharusnya, pakai oli transmisi yang disarankan atau direkomendasikan oleh pabrik. Karena setiap mobil biasanya punya standarisasi oli transmisi yang berbeda-beda.
Kaki-kaki Bunyi
Kalau soal kaki-kaki, hampir semua mobil Honda berpenggerak roda depan memiliki penyakit klasik di bagian kaki-kaki. Enggak heran kalau kaki-kaki depan Honda City ini salah satu yang lumayan rewel.
Buat pemilik Honda Jazz, rasanya masalah klasik ini sudah menjadi makanan yang lumrah. Karena Honda City ini berbagi platform dengan Honda Jazz. Maka masalah klasiknya pun bisa dipastikan hampir sama.
Kalau membeli mobil bekas, agar makin nyaman dan enak remajakanlah kaki-kaki. Biasanya rusaknya kaki-kaki karena umur dan cara berkendara yang sembrono oleh pemilik sebelumnya.
Pilar A Besar
Ketidaknyamanan juga muncul saat berkendara, karena pilar A cukup tebal. Bagi sebagian orang, hal ini mengganggu karena membuat blind spot yang semakin besar saat melihat ke samping.
Ini sebenarnya bukan masalah klasik, tapi lebih kepada desain yang diberikan oleh pabrik. Bagian pilar A dirasa cukup mengurangi visibilitas pengendara ke arah depan dan samping.
Penulis: Rizen
Editor: Lesmana