Pembatasan Mobil 10 Tahun ke Atas, Ini Kata Komunitas
Jakarta – Pembatasan mobil 10 tahun lebih kembali digaungkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Nantinya, mobil lawas bakal dilarang melintas di Ibu Kota Jakarta.
Beberapa waktu lalu hal tersebut dikatakan oleh Yusiono, Supalal selaku Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan DLH DKI Jakarta. Ia mengatakan pihaknya masih melakukan beragam kajian.
“Memang benar (adanya pembatasan usia mobil lebih dari 10 tahun). Ini salah satu bentuk menekan emisi di tahun 2025 nanti,” katanya.
Sontak hal tersebut menuai beragam pro dan kontra. Bahkan penggemar mobil tua dan klasik pun ikut angkat bicara soal aturan yang sedang direncanakan tersebut.
Ronny Arifudin, Ketua Umum Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) membeberkan suaranya. Menurutnya, aturan tersebut bukan ditujukan kepada PPMKI.
“Kalau mobil kuno ini bisa mencemari lingkungan saya rasa salah alamat, karena mobil ini enggak dipakai operasional,” kata Ronny.
“Kalau anggota kami di Jakarta lebih kurang 10 ribuan. Yang aktif sekitar 30%. Kontribusinya juga kecil, jadi sasarannya bukan kami,” sambung Ronny.
Pria berkacamata ini mengatakan umumnya anggota PPMKI memelihara mobil bersejarah. Misalnya mobil eks perang, mobil eks Presiden Soekarno, dan mobil dengan status langka di Indonesia dan dunia.
Dcha Vdianti, founder Anak Muda Pecinta Mobil Klasik (ASIK) turut memberikan respons. Ia menilai jika hal tersebut sebenarnya kurang tepat dilakukan.
“Kalo aku pribadi ngeliatnya sih harus disikapi dengan sudut pandang yang luas. Enggak cuma polusi dari kendaraan aja untuk menekan polusi di Jakarta, tapi masih banyak faktor-faktor lainnya yang mungkin juga harus dibenahi,” buka dirinya kepada Carmudi.
Ia menekankan bahwa pembatasan usia kendaraan ini belum tentu berhasil menekan polusi udara.
“Peraturan tersebut mungkin perlu diapresiasi kalau misalnya untuk meningkatkan pengendalian kualitas udara di Jakarta. Tapi apakah dengan cara tersebut polusi di Jakarta bisa bener-bener berkurang?” sambungnya.
Para anggota komunitas ini pun melontarkan berbagai respons. Ada yang pro, tetapi tidak sedikit juga yang kontra tentang kebijakan yang sudah digaungkan sejak 2005 silam.
IMI Minta Pembatasan Mobil Diatur, Bukan Dilarang
Rifat Sungkar, Wakil Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) mengatakan jika pemerintah seharusnya mengatur mobil tua, bukan melarang.
“Kalau di negara maju memang ada pembatasan untuk kendaraan 10 tahun. Tapi kalau kendaraan klasik itu dilindungi spesiesnya di seluruh dunia,” kata Rifat.
Mobil yang lebih dari 10 tahun dibatasi karena biasanya sering dipakai setiap hari. Menurut Rifat ini adalah hal yang wajar, agar setiap mobil tetap optimal dengan usia pakai yang normal.
“Semestinya bukan masalah boleh atau tidak boleh. Tapi diatur saja,” terangnya seru. Karena tidak sedikit juga mobil tua yang tetap membayar pajak kendaraan walaupun sangat jarang dipakai oleh pemiliknya.
Bagi pemilik mobil tua, surat-surat yang lengkap dan hidup menjadi kebanggaan tersendiri. Apalagi saat mereka melakukan kopi darat (kopdar) dengan sesama pecinta mobil tua.
Baca Juga:
- PPMKI Gelar Musyawarah Provinsi, Denny Terpilih Secara Aklamasi
- Kumpulan Anak Muda Pecinta Mobil Klasik Adakan Konvoi, Artis Ini Bawa Mobil Langka
Penulis: Rizen Panji
Editor: Dimas