Reviews Sepeda motor

Test Ride All New Honda PCX : Lincah, Tapi Lambat

Jakarta – PT Astra Honda Motor secara resmi mengumumkan harga jual skutik premium terbaru mereka, All New Honda PCX. Agen pemegang merek berlogo sayap mengepak itu dibanderol dengan harga Rp27.700.000 untuk tipe CBS dan Rp30.700.000 untuk tipe ABS On The Road (OTR) DKI Jakarta.

Setelah peluncuran resmi, AHM menggelar sesi test ride All New Honda PCX kepada undangan media. Carmudi.co.id pun tidak ketinggalan mendapat kesempatan mencicipi skuter dengan bodi gambot tersebut.

Dalam sesi test ride ini, AHM memberi jatah tiga putaran pada trek yang dibuat di pelataran parkir JIExpo Kemayoran. Awak media dipersilakan menguji sisi kenyamanan, kelincahan, performa akselerasi, hingga pengereman mendadak untuk fitur ABS.

Sisi Kenyamanan All New Honda PCX

Hal pertama yang kami fokuskan saat test ride All New Honda PCX adalah soal kenyamanan. Alasannya, skutik yang mengisi segmen menengah atas ini diklaim mengutamakan kenyamanan riding.

Dimulai dari posisi duduk, generasi terbaru Honda PCX ini oleh Yasuki Maeda selaku PCX Large Project Leader, Honda R&D Co.Ltd joknya dibuat lebih tebal. Ketika duduk di bagian pengendara, pinggul terasa nyaman karena bentuknya yang lebar.

Namun demikian, ciri khas Honda masih tetap tidak bisa hilang. Busanya relatif keras seperti motor yang lain. Kulit joknya juga sedikit licin, apalagi ketika motor tidak sengaja melintasi jalan rusak dengan cukup kencang. Pengendara bakal sedikit merosot ke depan.

AHM menyiapkan trek dengan tambahan speed trap alias polisi tidur. Gunanya, supaya para wartawan bisa mencoba langsung bantingan suspensi dari Honda PCX ini.

test ride all new honda pcx

Test Ride All New Honda PCX (foto: Carmudi)

Kesempatan ini tidak kami sia-siakan untuk mengeksploitasi kenyamanan dari PCX. Hampir setiap putaran saat melalui trek dengan polisi tidur itu saya geber.

Namun disayangkan, redaman suspensi tidak seperti yang diharapkan. Karakter shockbreaker belakang cukup keras untuk berat badan rider sekitar 77 kilogram. Mungkin, Honda merancang peredam kejut untuk kestabilan cruising jarak jauh dan kecepatan tinggi.

Ketika di jalan menikung atau zig-zag, suspensi belakang memang meredam dengan baik. Tidak ada gejala limbung atau ngebuang ketika motor dikendarai cukup kencang.

Kelemahan elementer lainnya dari sisi kenyamanan yaitu dari bagian dek pengendara. Honda merancang dek ini dengan ukuran yang relatif sempit sehingga kaki tidak bisa memijak dengan leluasa.

Selain itu, posisinya kurang landai yang membuat pengendara tidak ubahnya mengendarai skutik biasa, namun berukuran bongsor. Permukaan dek juga tidak kesat, ini agak menyulitkan pengendara saat hujan karena pijakan yang licin.

Pemilik All New Honda PCX tampaknya perlu menambah aksesoris untuk dek. Ujung-ujungnya, pengeluaran bertambah untuk beli aksesoris yang juga dijual secara resmi oleh AHM.

Handling All New Honda PCX

Aspek selanjutnya yang saya coba eksplorasi lebih jauh dari si bongsor ini adalah soal pengendalian. Dimensi yang besar biasanya agak menyulitkan dan kurang lincah. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada PCX.

Pada putaran pertama, saya mengendarai PCX dengan santai ketika di trek dengan tikungan tajam dan jalur zig-zag yang dibatasi cone. Dalam kondisi seperti itu, mengendarai Honda PCX rasanya begitu lincah dan malah lebih mirip seperti Vario Techno 125/150.

Honda PCX begitu mudah diajak bermanuver zig-zag, bahkan berbelok patah. Ini menjadi keunggulan untuk pengendara di kota besar yang selalu menghadapi kemacetan. Pengendara bisa selap-selip diantara mobil dengan mudah dan tidak kaku.

test ride all new honda pcx

Test Ride All New Honda PCX (foto: Carmudi)

Sudah cukup dibawa santai, si bongsor kami coba geber di jalan berliku dan trek slalom untuk mengetahui kemampuan yang sesungguhnya. Kemampuan menikung sama baiknya seperti saat santai. Hanya butuh sedikit penyesuaian dari haluan karena ukuran motornya yang memang cukup besar.

Masuk putaran kedua dan ketiga, kami sedikit menggeber Honda PCX ketika masuk tikungan untuk mengetahui sisi stabilitas. Honda dalam hal ini patut diacungi jempol karena motor tidak limbung ketika deselerasi jelang masuk tikungan.

Dari sisi pengereman juga terbilang memuaskan. Untuk sesi test ride ini AHM menurunkan Honda PCX dalam varian ABS atau tipe tertinggi. Kemampuan rem belakang cukup responsif dan tidak ada gejala lemot atau jeda. Mau main santai atau gaya agresif, PCX bisa mengikuti kemauan sang pengendara.

Tidak lupa, kami juga mengetes kinerja rem ABS di bagian depan. Dalam kesempatan ini, kami hanya memakai rem depan saja untuk melakukan hard braking.

Kami memacu hingga kecepatan 60 km/jam kemudian mengerem dengan keras. Hasilnya, motor bisa langsung berhenti tanpa ada gejala selip di roda depan. Kinerja sistem ABS di motor ini juga sangat lembut, denyut pompa rem yang bekerja melalui sistem tidak terasa di tangan kanan.

Performa All New Honda PCX

Soal performa memang bukan jadi nilai jual utama dari generasi terbaru PCX. Honda mengklaim telah meningkatkan kinerja mesin pekgoan dengan teknologi eSP, namun tidak untuk akselerasi spontan.

Skutik bongsor ini mengutamakan sisi kenyamanan, dengan demikian proses akselerasi terasa sangat halus dan tidak menghentak. Ketika memuntir grip gas, tenaga motor terus mengisi sedikit demi sedikit.

test ride all new honda pcx

Test Ride All New Honda PCX (foto: Carmudi)

Sebaliknya ketika deselerasi, tenaga turun cukup signifikan sehingga pengendara tidak perlu sering memainkan tuas rem. Ini memang jadi sedikit kelemahan karena kami harus memutar gas cukup banyak demi mengembalikan tenaga yang hilang untuk akselerasi kembali.

Tenaga yang cepat drop ini membuat kami harus membuka tutup grip gas alias diayun ketika melewati trek zigzag supaya bisa cepat berakselerasi. Padahal, lebih enak bila grip gas dibuka sedikit kemudian ditahan ketika melewati trek seperti itu, karena tenaga yang keluar bisa stabil.

Kesimpulan

PCX ini jadi motor yang nanggung, baik sebagai kendaraan harian atau cruiser touring antar kota. Dari sisi kelincahan memang mendukung untuk membelah kemacetan di kota besar. Sayangnya, akselerasi All New Honda PCX cukup lambat dan tenaga yang mudah ngedrop membuat pengendara perlu memainkan gas.

Untuk harga versi ABS sebenarnya cukup mahal, apalagi melihat selisihnya dengan versi CBS yang mencapai Rp3 juta. PCX menang dari sisi fitur namun belum ideal dari sisi fungsi.

Apabila PCX sebagai cruiser yang dipakai touring, kendala hadir pada posisi berkendara. Pijakan kaki yang sempit dan kurang landai malah membuat pengendara merasa hanya seperti mengendarai skutik biasa, bukan motor premium. Belum lagi bila saat hujan, kaki perlu menyesuaikan pijakan berkali-kali karena dek yang licin. Sungguh merepotkan! (dna)

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts