6 Hal Penting Saat Berkendara Sepeda Motor di Masa AKB
Jakarta – Berkendara sepeda motor untuk menunjang aktivitas sehari-hari di tengah masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) merupakan salah satu alternatif yang aman ketimbang menaiki transportasi umum. Dengan menggunakan sepeda motor akan mengurangi kerumunan dan bersentuhan dengan orang lain secara otomoatis sebagai upaya mencegah penularan Covid-19.
Kendati terbilang aman, namun ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum beraktivitas menggunakan sepeda motor terutama pada masa AKB sekarang ini. Sebelum berkendara, ada baiknya melakukan pemeriksaan kondisi fisik sepeda motor terlebih dahulu.
Ini sangat berguna untuk menghindari terjadinya kerusakan di tengah jalan. Bila sudah demikian maka tidak menutup kemungkinan pengendara membawanya ke bengkel terdekat sehingga terjadi kontak atau pertemuan dengan orang lain yang belum diketahui pasti apakah dalam kondisi sehat atau sebaliknya.
Selain itu yang paling terpenting adalah selalu menggunakan masker dan jangan lupa membawa cadangan. Sebab masker yang digunakan saat berkendara sepeda motor mudah sekali kotor.
Kemudian setelah melakukan semua persiapan, ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan saat berkendara sepeda motor atau riding di jalan raya. Berikut pemaparan singkatnya seperti disampaikan oleh Manager Safety Riding Astra Honda Motor (AHM), Johannes Lucky.
-
Isi Konten
Emosi
Sebelum berkendara, ada baiknya menghindari membaca atau mendengar kabar-kabar negatif, sebab dapat mempengaruhi kita dalam berkendara. Kontrol emosi menjadi lebih penting supaya tidak terlibat cekcok dengan pengendara lain yang bisa saja terjadi sentuhan fisik.
-
Karakteristik Pengguna Jalan Lain
Dengan adanya pembatasan pergerakan lewat kebijakan PSBB beberapa waktu lalu, pengguna jalan yang terbilang baru mulai bermunculan, misalnya pengendara sepeda. Oleh karena itu, pengendara sepeda motor wajib mengetahui karakteristiknya.
“Mungkin dulu pengguna sepeda enggak banyak seperti sekarang. Karakteristik pengguna sepeda harus dipahami juga. Kita harus jaga jarak dengan mereka untuk mengantisipasi terjadinya senggolan atau kecelakaan,” ungkap Johannes.
Dirinya menambahkan, bila perlu bunyikan klakson jika ingin mendahului pesepeda. Seperti diketahui, sepeda tidak memiliki sinyal atau tanda jika ingin berhenti atau berbelok. Jadi dengan membunyikan klakson guna memberikan tanda kepada pesepeda jika ada kendaraan di samping atau belakangnya.
-
Memprediksi Bahaya
Pada jam-jam tertentu beberapa ruas jalan raya terlihat sepi. Terkadang kondisi seperti ini dimanfaatkan oleh pengendara sepeda motor untuk melaju dengan kencang. Saking sepinya jalan membuat pengendara menjadi lengah dan fokus mengemudikan kendaraan dalam kecepatan tinggi. Namun perlu diketahui, jalan sepi bukan berarti aman buat pengendara sepeda motor.
“Jalan sepi tapi belum berarti lebih aman artinya kita harus tetap memprediksi kemungkinan-kemungkinan buruk terjadi di depan kita. Jadi proses memprediksi bahaya dan informasi di jalan harus tetap dijalankan,” terang dia.
-
Jaga Jarak
Jaga jarak dengan pengguna jalan lain juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi penularan virus corona.
-
Transaksi
Ketika berkendara, terkadang pengemudi memutuskan berhenti untuk sekadar mengisi bensin atau makan. Jika memang terpaksa harus melakukan itu, sebaiknya pengemudi menyiapkan uang pas atau uang elektronik sebagai alat pembayaran sehingga tidak terjadi transaksi dua arah.
-
Makan
Ketika sedang istirahat makan, Johannes menyarankan supaya membawa perlengkapan makan sendiri. Karena lebih terjamin kebersihannya. Ada baiknya juga membawa makanan atau bekal sendiri dari rumah.
“Kita sudah tahu apa yang kita makan terjamin kebersihannya,” imbuh Johannes.
Penulis: Santo Sirait
Editor: Dimas
Baca Juga: