Berita Mobil

Hampir Semua SUV Mercedes-Benz Sudah Dirakit di Indonesia, Kenapa yang Ini Belum?

Penulis: Fransiscus Rosano

Yogyakarta – Rayakan 20 tahun SUV Mercedes di dalam negeri, PT Mercedes-Benz Indonesia mengadakan ajang “GLA Driving Experience” . Dengan menjelajah wilayah DIY Yogyakarta dan sekitarnya (19-20/9).

Uniknya, ternyata hampir seluruh SUV mewah buatan Jerman ini sudah dirakit lokal di pabrik Mercedes di Wanaherang, Bogor. Meski yang kami coba hari ini, GLA Class, ternyata justru masih berstatus diimpor utuh luar negeri (CBU).

Termasuk unit GLA 200 AMG Line yang hari ini Carmudi kendarai langsung dari Museum Dirgantara Mandala, Yogyakarta, hingga Pantai Ngrenehan di selatan Wonosari sejauh 55 km dan kembali lagi. Crossover kompak Mercy ini didatangkan langsung dari Hungaria.

GLA 200 melewati jalan sempit di Yogyakarta

Mercedes-Benz GLA 200 AMG Line Rear

Meski tidak CKD seperti GLC, GLE dan GLS; GLA 200 AMG hingga saat ini tetap menjadi Mercy dengan harga termurah. GLA 200 AMG Line dibanderol Rp 739 juta off the road saja, diususul C200 yang memiliki label harga Rp 20 juta lebih mahal. 

Lalu, kenapa justru SUV termurah dan terkecil Mercy ini belum dirakit lokal di Indonesia?

BELUM FAMILIAR SUV KECIL

Dibanding model SUV lain Mercedes yang sangat bersejarah, seperti G Class dengan status legendarisnya, GLE yang memulai namanya dengan ML, GLS yang dulunya GL hingga bahkan GLC yang sempat memiliki pendahulu yang disebut GLK, GLA baru memulai riwayatnya di tahun 2014 silam.

“Dulu orang Indonesia kenalnya Mercy cuma punya SUV besar saja seperti GLE, GLS. Sekarang sudah mulai adaptasi,” ujar Hari Arifianto, Deputy Director Marketing Communications PT Mercedes-Benz Indonesia.

Interior GLA 200 dengan ambient lighting warna oranye

Mercedes-Benz GLA 200 AMG Line Interior Night

Diterangkan, meski SUV medium GLC didatangkan lebih baru, sekitar 2 tahun setelah GLA, namun penerimaan masyarakat jauh lebih cepat sehingga tak butuh waktu lama untuk mengubah statusnya dari impor utuh menjadi rakit lokal. 

“Sebelum ini ada SUV GLC dari CBU ke CKD cepat, harganya lebih murah karena pasar sini tidak butuh 4Matic (penggerak empat roda). Fitur juga jadi disesuaikan, ada panoramic sunroof dan spion lipat elektrik yang dirakit di sini,” lanjut Hari.

Meski tidak sepopuler GLC dan SUV besar lainnya, tentu hal ini tidak membuat Mercedes Indonesia menahan untuk menjual GLA dalam keadaan CBU terlebih dahulu.

Bagian belakang Mercedes-Benz GLA 200 AMG Line 2018

Mercedes-Benz GLA 200 AMG Line Rear

“Tentu kita tidak bisa menunggu volumenya (penjualan) besar baru rakit (lokal), nanti bisa keburu kehilangan momentum. Diharapkan GLA juga bisa seperti itu (dirakit lokal) nantinya, tes pasar dulu,” tambahnya lagi.

Wah kalau GLA bisa dirakit lokal juga, mungkin harganya bisa lebih murah lagi ya?(dol)

Fransiscus Rosano

Meski menyandang gelar S.T., namun pria botak ini merasa pekerjaan di jurnalistik otomotif lebih cocok dan menyenangkan sehingga setelah melewati tiga tahun dunia kerja pertama sebagai Jurnalis di Tabloid Otomotif, kini menjadi Reviewer mobil di Carmudi Indonesia. Jumlah mobil yang pernah dicoba? Hmm, mungkin sekitar 200-300 yaa...
Follow Me:

Related Posts